PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Langit Aksara

Langit Aksara

Penulis:PoetiQueen Keyy

Berlangsung

Pengantar
Katanya dalam hubungan itu perasaan pria harus lebih besar dari pada perempuannya. Tapi, kenapa disaat perasaan itu besar dan utuh harus di patahkan, dan di buat kecewa berulang kali? Namanya Langit Aksara, pria cuek di kalangan kampus apalagi ketika berhadapan dengan lawan jenis, akan tetapi bisa berubah menjadi bucin ketika bersama pasangannya sendiri. Tapi kenyataannya, wanita yang di pilih untuk menjadi pelabuhan rasa Langit harus jatuh pada orang yang salah, yang membuat luka menganga lebar dalam hatinya, lalu sembilu-sembilu tajam di hujam kan ke dalam jantungnya. Pengkhianatan, kebohongan, semua terbuka satu persatu, entah itu dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri dan juga pengaduan dari sahabatnya. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Langit? Apakah ia akan mampu bertahan atau haluan berubah arah?
Buka▼
Bab

Langit malam kali ini begitu membuat hati semakin tenang ketika menatapnya, terlebih saat ia melihat bintang bertaburan bak lampu kamar yang menghiasi temaramnya malam ini.

"Langit, lo mau kemana?" Tanya Darrel sahabat Langit yang menganggetkan Langit tengah melamun.

"Lo ternyata, gak ada sih. Gue mau pergi dinner ama Veronika," jawab Langit dengan semringahnya.

"Malam ini?"

"Iya jelas malam ini,"

Langit dan Darrel bersamaan masuk ke dalam rumah. Langit berniat, bersiap untuk mengambil motor dan juga helmnya untuk menjemput kekasih hatinya itu. Tapi ternyata gerakan Langit terlalu lamban, hingga akhirnya Veronika yang datang lebih dulu menghampiri Langit ke kostnya.

Tiiinn ...

Tiiinn ...

Suara klason mobil Pajero putih telah terparkir tepat di halaman rumah kostnya.

"Kok pake helm sih?" Tanya Veronika saat ia membuka kaca mobilnya dan menatap Langit yang tersenyum simpul ke arahnya.

"Enggak, tadi itu aku mau jemput kamu ke rumah," jawab Langit lembut pada kekasihnya itu.

"Gak usah deh, jangan nyari malu aku! Masa pake motor itu sih, gak banget!" cela Veronika pada Langit yang tertegun mendengar kalimat yang di ucapkan kekasihnya. Bahkan dalam diamnya, Langit menangis dalam diam tanpa berkutik sepatah kata.

"Iya udah, aku ke dalam bentar ya," tukas Langit.

"Iya cepetan! Gak pakai lama!" Titah Vero dengan gaya pongahnya, lalu merapikan rambutnya dengan kaca yang ada dalam mobil. Langit yang tadi berada di dalam, kini telah menghampiri. Membukakan pintu untuk gadis itu turun dan berganti posisi dengan Langit yang akan mengendarai mobilnya malam ini.

Oh iya, sedikit perkenalan Langit Aksara adalah mahasiswa akhir di salah satu universitas ternama yang ada di ibu kota. Ia rela menjadi seorang anak kost demi pendidikan yang ia harapkan dapat mewujudkan semua impiannya.

Langit bukan berasal dari anak orang kaya, melainkan dari sebuah keluarga sederhana. Di ibu kota juga, Langit di pertemukan dengan seorang pria yang bernama Darrel, dia adalah sahabat satu-satunya yang di miliki Langit selama berada di kota orang.

Kehidupannya menjadi anak kost bukanlah hal yang mudah, karena ia harus mulai dari nol tanpa bantuan dari siapapun. Berbanding terbalik dengan Veronika yang merupakan anak dari sebuah pengusaha terkenal di ibu kota ini.

"Ayok kita berangkat!" ajak Langit pada Vero, kemudian Langit mengendarai mobil gadis itu menuju cafe dimana mereka akan mengadakan makan malam hari ini.

Sesekali, sambil menyetir Langit mencuri pandang hanya untuk menatap wajah Vero yang masih sama, terlihat manis dan anggun. Bahkan baju apapun yang ia kenakan pasti akan tampak indah di tubuhnya. Tubuh dan wajah yang bisa di bilang perfect, dan juga sangat cantik.

Dalam hati, Langit bergumam.

'Ya Allah, jadikan kelak wanita yang di samping hamba ini pasangan halal yang bisa mencintai hamba apa adanya, terimakasih telah mengirim hamba wanita cantik seperti Vero ya Allah,'

Namun lamunan Langit buyar saat Vero melontarkan pertanyaan.

"Ngapain sih liatin aku terus?" tanya Vero ketus saat sadar di perhatikan oleh Langit.

"Hah? Pacar Langit cantik,"

"Baru tau, kemaren liatin cewek lain aja sih! Makanya baru sadar kalo pacarnya cantik!" celetuk Vero yang membuat Langit hanya tersenyum simpul.

Langit hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban kekasihnya itu.

Karena selama ini, Langit selalu memperhatikan Vero dalam diamnya. Yah meskipun Vero gak sadar akan hal itu.

***

Setelah beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di tempat tujuan dimana banyak orang yang telah berada disana, bahkan berpasangan hingga akhirnya Vero turun lalu bersapa dengan salah satu wanita yang jika di lihat Vero dekat dengannya.

Sementara itu, selama Langit menjadi pasangan Vero, ia baru kali ini di ajak dinner dengan bareng dengan temannya Vero. Gadis itu selalu menolak untuk membawa Langit.

"Hai Tania, udah dari tadi ya datangnya?" sapa Vero pada Tania, yang merupakan sahabat dekat Vero.

"Enggak lama kok, baru aja lima menit sebelum lo dateng, eh btw partner lo mana?" tanya Tania lagi pada Vero, dan membuat mata Tania tak berhentinya menelesir semua penjuru untuk melihat siapa

pasangan sahabatnya itu. Sontak dengan tatapan malas, Vero melihat ke arah Langit yang berdiri beberapa langkah di belakangnya.

Sementara itu, Langit tengah terdiam menatap ramainya manusia yang ada disini, bahkan style mereka lebih kece jika dibandingkan dengan dirinya yang apa adanya itu. Bahkan terlintas dalam benaknya, jika Langit tak pantas untuk berada disini.

"Ini pacar gue," lirih Vero pada Tania seraya menatap Langit lagi dengan malas, yang sontak membuyarkan pandangan Langit yang tak fokus kali ini.

"Oh ini pacar lo?" Tanya Tania seakan tak percaya.

"Kenalin, ini Tania, sahabat aku!" Ujar Vero pada Langit.

"Langit," ujar pria itu seraya membungkukkan badannya, tapi Tania mengulur tangan namun tak di jawab oleh Langit.

"Pacar lo alim banget ya Vero, masa gue jabatan tangan aja gak mau," ujar Tania dengan nada mengejek Vero karena sikap Langit yang tak ingin terlalu dekat dengan wanita lain selain pasangannya. Akan tetapi, pria itu tak menghiraukan dirinya dianggap seperti apa.

"Kamu tuh yah! Bikin aku malu aja!" gerutu Vero berbisik lirih ke arah Langit yang kemudian menghela nafasnya berat.

Sementara Tania, udah berjalan lebih dulu menghampiri yang lain. Karena memang, yang mengadakan acara makan malam Tania.

"Ya udah yok Vero, kita makan lagi aja. Tadi gue udah pesen ini loh," ajak Tania menuju sebuah meja yang ada di hadapannya.

Sementara Langit? Di abaikan begitu saja, seakan Langit tak ada, yah walaupun dia di minta untuk duduk dengan Vero, tapi ia tak diajak berbicara seasik pasangan sahabat Vero, dan juga tak seasik pria lain.

Ketika menatap itu sendirian, Langit merasa enggan, bahkan untuk menelan makanan pun tak berminat.

"Lo itu itu yakin milih dia jadi pasangan lo? Enggak banget loh Vero!" bisik Tania pada Veronika pelan, dan menatap ke arah Langit.

"Tau deh Tan, gue gak tau juga kenapa gue bisa milih di jadi pasangan gue," jawab Vero setengah berbisik juga.

"Lah terus kenapa lo mau jadi pacarnya dia? Secara lo itu cantik Vero, lo juga model, famous pula. Please deh, jangan pacaran sama orang yang gak selevel ama lo, yang ada bikin malu aja tau gak!" bisik Tania pada Vero yang kemudian terdiam mencerna kalimat yang di ucapkan oleh Tania barusan padanya.

Emang sih Vero itu gadis yang terlahir dari keluarga pengusaha kaya, selain dia jadi model dia juga paling disayang. Dan apapun maunya pasti bakalan di kabulin. Dia cantik dan juga jadi idola banyak pria, tapi hanya sikapnya yang kurang patut di contoh.

"Gue juga betah sama dia! Liat aja gayanyanya, kampungan banget tau gak?"

Langit yang merasa dirinya di perbincangkan merasa tak nyaman, dan akhirnya menghentikan makannya. Dalam benaknya, Langit berfikiran untuk meninggalkan tempat ini, karena ia merasa tempat ini udah gak nyaman lagi baginya. Akan tetapi, ia berfikir dua kal jika ia melakukan hal bodoh itu demi harga dirinya. Lantas meninggalkan Vero gitu aja? Pria pecundang macam apa dirinya ini? Pikir Langit.

"Vero, kita pulang aja yok," ajak Langit.

"Kenapa sih? Kok buru-buru banget pulangnya?" Tukas Vero pada Langit.

"Iya kita pulang aja, udah kemaleman banget loh," Tania yang mendengar kalimat itu, tertawa geli mendengarnya.

"Huh, ini itu kota Langit! Enggak kampung yang jadwal pulangnya harus di batasin. Udah deh Lang, kalo lo mau pulang, pulang aja sendiri!" Timpal Vero pada Langit yang tertegun mendengarnya. Bahkan ia merasa jika dirinya tak ada arti apa-apa di mata pasangannya itu.

Langit mencoba untuk meredam amarahnya.

"Iya gak enak by, aku udah gak nyaman!"

"Kamu itu gimana sih, gak bisa sekali aja liat aku seneng! Giliran di ajak minta pulang, giliran gak diajak di tanyain kenapa, maunya apa sih? Ya udah, kalo gitu kita putus!" teriak Vero yang kemudian mendengus kesal.

Deg

Perasaan aneh kembali menyesakkan dada dan pikiran Langit.

_______