PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Feng May

Feng May

Penulis:May A

Berlangsung

Pengantar
Feng May seorang assassin handal, sniper sekaligus seorang penembak jitu mati karena tertabrak sebuah kereta api. Dan jiwanya bertukar dengan jiwa seorang putri yang sakit-sakitan. Selang beberapa waktu setelah dirinya menjadi putri Feng, dia mengubah pandangan orang padanya, menghancurkan orang-orang munafik, memukul wanita jalang dan pria brengsek. "Lihatlah, aku akan menjadi orang terkuat dan terkaya disini! Menguasai seluruh dunia dan membuat semua orang sujud ketika melihat ku!" Ucap Feng May. Berbagai hal dia lewati sampai dirinya berada ditingkat tertinggi ilmu bela diri, menjadi murid salah satu akademi terbaik dan menarik perhatian pemimpin perguruan yang merupakan keturunan naga kuno. Bagaimana kisah perjalanannya? Ikuti terus kisahnya!!
Buka▼
Bab

Feng May seorang assassin handal, sniper terbaik sekaligus penembak jitu yang sudah diakui oleh dunia. Memiliki kemampuan bela diri dan ahli pengobatan terbaik di seluruh benua, bahkan yang dimilikinya hanya ada 1 banding 1 juta orang.

“May kau harus kembali dengan selamat bahkan jika tugas mu gagal!” Ucap temannya. “Kau tenang saja, apa kau pikir aku akan gagal dalam menangani tugas-tugas ku hmm! Aku pasti baik-baik saja!” Ucap Feng May dengan percaya diri.

Feng May di kenal akan sifatnya yang ceria, murah senyum dan menjadi mood booster teman-teman seperjuangan. Dia adalah anak yatim piatu karena kedua orang tuanya sudah meninggal akibat kecelakaan yang terjadi pada saat ia berusia 7 tahun, dan pada saat kecelakaan tersebut dirinya sedang berada di dalam sekolah. Ketika mengetahui kecelakaan yang menimpa keluarganya dia pun bertekad untuk menjadi kuat hingga orang-orang tidak akan ada yang berani mendekat dan membuat masalah dengannya.

Hingga di usianya yang menginjak 7,5 tahun dia pun berguru pada pemimpin asosiasi dan menjadi sniper kecil yang hebat, dan di usia 12 tahun dia belajar menjadi pembunuh. Ketika berusia 15 tahun dia diakui menjadi assassin hebat sekaligus penembak dan sniper terbaik, gadis remaja itu berhasil menyelesaikan semua misi yang diberikan untuknya dengan baik dan selalu berhasil. Dari 150 misi dia berhasil menyelesaikan semuanya tanpa kegagalan dan luka, laku dati 50 misi Ida berhasil menyelesaikannya meski dengan luka di sekujur tubuhnya. Dan 36 misi berhasil dia selesaikan meski setelahnya dia harus beristirahat total dalam waktu 1 hingga beberapa bulan.

“Kau menepati janji mu, atau .. bagaimana jika kau tidak usah berangkat saja! Perasaan sedang gelisah dan tidak baik-baik saja. Aku selalu khawatir dengan mu!” ucap sahabatnya. Feng May menatap kearah sahabatnya tersebut dan kemudian tertawa, dia menepuk pundak sahabatnya tersebut “jangan khawatir aku akan baik-baik!” ucapnya lagi. Feng May berdiri dan berjalan keluar dari ruangan untuk menuju ke tempat misinya.

Di dunia lain ..

Feng May, seorang gadis lemah dan sakit-sakitan. Dia tengah berbaring di atas sebuah ranjang lusuh, tempat tinggalnya juga lebih buruk dari tempat tinggal pelayan. Seorang pelayan menghampiri Feng May yang terbaring lemah tersebut “nona .. bagaimana keadaan anda? Apa anda bisa bangkit untuk duduk, saya membawakan makanan untuk anda!” ucapnya khawatir.

Feng May menatap kearah pelayan tersebut dengan pandangan sayup dan setitik air mata jatuh dari kedua netra indahnya “maaf sudah membuat mu menderita, di kehidupan sebelumnya semoga kau selalu hidup bahagia!” gumamnya lirih. “saya akan selalu bersama anda nona!” ucapnya.

“dewa jika kau memang ada tolong gantikan jiwaku dengan jiwa yang lain!” gumamnya dalam hati.

Kembali ke jaman modern ..

Feng May sampai di tempatnya menjalankan tugas, dia menatap kearah gedung besar dihadapannya. “misi ku kali ini adalah membantai habis para bajingan dan mencari tahu tentang pengkhianat yang mencuri data asosiasi!” gumamnya. Dia melangkah dengan tegap dan auranya mampu memikat pandangan orang-orang disekitarnya untuk menatap kearahnya, banyak orang yang terpukau dengannya dan menatap iri kearahnya.

“siapa gadis itu?” gumam mereka berbisik-bisik. Feng May sama sekali tidak mempedulikan bisikan mereka, dia tetap berjalan dan menuju kearah lift kemudian menekan angka 25. Setelah beberapa saat dia sampai di sebuah ruangan yang digunakan oleh para buruannya berkumpul, dia mengetuk pintu dan masuk ke dalam dengan senyum manis. Para bajingan di dalam bersorak melihat kehadiran Feng May.

Namun sedetik kemudian tawa mereka berubah menjadi jeritan lantaran Feng May langsung bergerak menebas kaki dan tangan mereka agar mereka tidak lari kemana-mana dan tetap di dalam ruangan tersebut “siapa kau sebenarnya?” tanya salah satu dari mereka. Feng May tersenyum manis “aku?” tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

“aku adalah orang yang membantu kalian untuk menemui raja Ming di neraka!” jawabnya kemudian ia melangkah keluar ruangan, namun sebelum keluar dia menoleh dan kemudian melemparkan jarum perak kearah titik akupuntur mereka hingga membuat mereka tidak lagi dapat berbicara ataupun berteriak.

“Kalian baik-baiklah disini menunggu dewa kematian menjemput!” ucapnya sambil berjalan keluar dan menutup pintu ruangan dengan rapat. Tawa Feng May menggema di seluruh lorong tersebut, “lihatkan tidak ada misi yang tidak bisa diselesaikan oleh Feng May!” ucapnya dengan bangga.

Tanpa Feng May sadari ada seseorang yang mengikutinya, dan hal itu membuat insting Feng May terusik namun dengan cepat dia tepis. Feng May mengarah ke arah sekumpulan pengkhianat dihadapannya. Dia bertepuk tangan sambil tertawa “wah .. wah siapa ini? Bukankah ini para pengkhianat asosiasi?” ujarnya dengan tatapan mengejek.

“apa yang kau lakukan disini?” tanya salah seorang dari mereka. “aku ya?” tanya Feng May sambil tersenyum “bukan siapa-siapa sebenarnya, hanya saja waktu kalian di dunia untuk bersenang-senang sudah habis!” ucap Feng May.

Dan pertarungan sengit pun tidak terelakkan, beberapa kali Feng May mendapat goresan namun tidak membuat gadis itu berhenti. Dia justru semakin gencar menyerang dan melumpuhkan lawan-lawannya, sedang di gedung lain tengah ada seseorang yang mengintai dengan sebuah senapan ditangannya.

Dia membidik kearah Feng May dan beberapa saat kemudian ia menembak kearah bidikannya tersebut, namun siapa sangka bahwa Feng May akan menarik lawannya yang paling dekat dengannya dan menggunakannya sebagai tameng. Alhasil tembakan tersebut mengenai tubuh dihadapan Feng May. “aduhh sayang sekali salah satu teman kalian sudah menghadap Tuhan!” ujar Feng May dengan wajah menyesal. Namun kemudian dia tersenyum dan tertawa senang.

Melihat salah satu rekannya mati membuat amarah mereka semakin membara dan menyerang Feng May secara membabi buta, Feng May hanya membalas serangan mereka dengan santai dan tersenyum. Karena semakin seseorang dikuasai oleh amarah maka dia akan semakin mudah menunjukkan kelemahannya pada lawan.

Setelah pertempuran yang tidak sedikit memakan waktu tersebut akhirnya Feng May kembali dengan senyuman diwajahnya, karena kembali berhasil menyelesaikan misi. Dia memanggil hewan peliharaan kesayangan yaitu seekor burung Garuda, dia memerintahkan burung tersebut untuk pergi ke asosiasi dan memberikan flashdisk beserta sebuah kertas kepada pemimpin sekaligus gurunya. Feng May menuju kearah belakang gedung dan kemudian menaiki mobilnya.

“Ah .. aku lupa sudah membiarkan seekor kecoa hidup!” ujarnya. “tidak masalah nanti saja kita urus!” lanjutnya. Feng May mengendarai mobilnya menuju kearah apartemen tempat tinggalnya, “aku harus memberitahu sahabat ku dan semua orang di dalam asosiasi bahwa aku sudah menyelesaikan misi ku dengan baik!” ucapnya dengan senang.

Feng May pun mengambil handphonenya dan mulai menghubungi sahabatnya, pandangan fokus kearah depan. Tak lama kemudian terdengar suara ponsel yang diangkat. “halo? Siapa?” tanya orang diseberang. Feng May terpaku mendengar suara laki-laki diseberang sana, suaranya seperti suara kekasihnya.

Memang Feng May tidak menggunakan ponselnya yang biasa karena ponsel tersebut rusak saat pertarungan tadi, karenanya dia menggunakan ponsel dan nomor yang lain. “sayang .. siapa yang menelepon?” tanya sahabat Feng May. “entahlah dia sama sekali tidak bicara apapun!” jawab si laki-laki.

“Halo siapa?” tanya sahabatnya. “heh! Hahahaha apa itu yang kalian lakukan saat dibelakang ku?” ucap Feng May sinis. “heyy!! Aku sama sekali tidak mengenal mu!” teriaknya.

“hey! Kita hanya berpisah selama beberapa jam dan kau sudah lupa denganku rayya dan tuan muda Shi!” ucap Feng May. Mobil Feng May berhenti tepat ditengah-tengah Tel kereta api karena ban mobilnya depannya kempes, rayya menatap ponselnya kemudian kembali mengingat-ingat suara gadis di seberang telepon tersebut.

“Feng .. Feng May?” ucapnya tergagap. Di seberang sana Feng May tertawa miris “hahahaha hiks ..!” suara tangisnya terdengar lirih, “ayo akhiri sandiwara ini, kalian hiduplah bahagia dan ini terakhir kalinya aku menghubungi kalian!” ujar Feng May kemudian ia langsung mematikan ponselnya.

“hahahahahaha heyy Feng May!! Bukankah kau adalah seorang pembunuh terbaik kenapa hanya karena masalah pengkhianatan kau menangis hmm! Ini adalah kali kedua kau menangis setelah kematian kedua orang tua mu, bukankah kau tidak memiliki siapapun! Kau hanya memiliki dirimu sendiri untuk apa kau menangisi nasib mu!” gumam Feng May sendiri.

Hingga tak lama kemudian dia merasakan sebuah cahaya terang yang sangat menyilaukan, dan sebelum dirinya beraksi mobilnya sudah dihantam oleh sebuah kereta api yang melaju dengan kencang dari arah kiri.

“Ahh .. aku mati dengan cara konyol ya ternyata!” gumam Feng May dalam hati dan setelahnya kesadarannya perlahan memudar dan dia pun menutup matanya.

Keesokan harinya terdapat sebuah berita yang mengabarkan tentang kecelakaan, semua anggota asosiasi yang mendengar dan melihat mobil yang dikendarai oleh Feng May semalam menjadi heboh. Mereka tidak menyangka bahwa kemaren adalah misi terakhir yang dijalankan oleh Feng May, seorang gadis berbakat dan periang.

Pemimpin asosiasi yang melihat berita tersebut terkejut sampai seluruh tubuhnya lemas jika saja tidak ada asistennya yang menangkap tubuhnya sudah dipastikan bahwa laki-laki paruh baya tersebut jatuh luruh kelantai. “Seharusnya aku tidak membiarkannya mengambil misi tersebut kalau pada akhirnya aku kehilangannya!” ucapnya terbata. “tuan tenanglah, kita harus segera menuju ke rumah sakit untuk mengurus jenazah nona Feng May!” ucap asistennya menyadarkannya. Dia pun mengajak sang asisten menuju rumah sakit untuk segera mengurus jenazah Feng May yang sudah dia anggap sebagai putrinya sendiri.