PopNovel

Baca Buku di PopNovel

GaraGara Telat Menikah

GaraGara Telat Menikah

Penulis:Deliar

Berlangsung

Pengantar
"Kak aku aku mau menikah!" ucap Rini "Bagai disambar petir di siang hari Rena mendengarnya, bagaimana tega adik bungsunya mau menikah, sementara masih ada kedua kakaknya yang masih sendiri. "Kamu kan baru lulus Rin,ga pengen mencoba cari pengalaman dulu." ucap Rena " Gak ah nanti kalau terlalu asyik kerja, takut telat menikah seperti kakak." Jleb!! Serasa ada pisau belati yang menusuk hati Rena.
Buka▼
Bab

Rena anak ke- 3 dari 5 bersaudara, mempunyai 2 kakak laki-laki, satu adik laki-laki dan si bungsu perempuan. Kehidupan yang di jalani Rena tidaklah mudah,kelas 6 SD ayahnya meninggal dunia .Sebagai anak perempuan Rena sudah mampu memahami kesulitan ibunya, mendidik dan membesarkan ke- 5 anaknya yang mayoritas laki-laki.Kakak pertama Rena,kak Fahmi orangnya baik selalu berusaha membantu kebutuhan ibunya,walaupun di belakang ibunya ada kenakalan- kenakalan khas pemuda yang masih wajar.Kakak ke- 2 Rena ,kak Reza yang selalu bikin ulah sering mabuk,bahkan tak jarang Rena suka di pukuli kalau menginginkan sesuatu.Pernah satu hari ibu Rena pergi ke pasar,kak Reza meminta uang .Rena yang masih remaja tidak pernah memegang uang,kakaknya ngamuk marah- marah seperti orang kesetanan, Rena di pukuli pakai sapu lehernya di cekik hampir kehabisan napas.

Beruntung ibunya pulang dari pasar lebih awal, kalau tidak entahlah mungkin Rena tinggal nama saja. Ibu Rena orangnya sangat lembut,baik hati,tak pernah sekalipun mencubit anak-anaknya bila ada kesalahan cukup dengan tutur kata yang lembut. Sementara almarhum ayahbRena orangnya tegas ,disiplin dan tanpa ampun. Mungkin karena dua panutan yang bertolak belakang karakternya, sikap kami berbeda,kak Fahmi lembut seperti ibu sementara kak Reza orangnya keras tidak mau di bantah.

Semenjak kejadian itu Rena menjadi lebih pendiam,introvert, asyik dengan dunianya sendiri.Tetapi Rena tidak pernah lupa untuk selalu membantu dan menghibur ibunya,di depan ibunya Rena bisa terlihat bahagia.Berkeliling kampung membawa pakaian untuk di kreditkan,jualan es, jagung apa saja Rena lakukan,semua demi ibu dan ke 2 adiknya Reyhan dan Rini.

Rena termasuk anak pandai di sekolahnya selalu juara,saat Smp pun Rena di bebaskan dari segala biaya

tahun 1997 sekolah Smp masih ada spp ya belum gratis seperti sekarang

.Kelas 3 smp saat mendekati ujian nasional kak Fahmi terkena musibah,kak Fahmi di fitnah mencuri di tempat kerjanya dan akhirnya masuk penjara.Ibu Rena shock sampai sakit-sakitan,kak Reza yang seharusnya menjadi pelindung keluarga semakin berulah jarang pulang sering mabuk-mabukkan.

Beruntung Reyhan dan Rini bukanlah anak yang manja, bisa membantu Rena walaupun sebisanya.

"Ren kalau ibu gak ada umur tolong jaga adik-adikmu,kakakmu Fahmi sudah tidak bisa bantu ibu lagi,mudah-mudahan kakakmu Reza segera sadar dan di beri hidayah menuju jalan yang benar". Selalu itu yang di katakan ibu Rena di saat sakitnya,Rena tidak pernah menangis dia jalani semuanya dengan tabah.

Saat pengumuman kelulusan Smp Rena di nyatakan lulus dengan nilai terbaik,tapi sayang ijazah Smp Rena di tahan pihak sekolah karena belum membayar bantuan pembangunan sekolah.

Rena pasrah pulang dengan tangan kosong,"Ren kamu lulus ga ? kok lesu".tanya ibu Rena."Lulus bu tapi ijazah belum bisa di ambil ,harus bayar uang bangunan,ga pa pa lah bu gak usah di ambil lagian ada uang bangunan ko dadakan".sahut Rena

Ibunya menarik nafas berat "ya sudah kamu tenang aja nanti ibu usahakan".

"Ga usahlah bu,ibu kan lagi sakit kita dapat uang dari mana uang pensiunan ayah kan cuma sedikit" ujar Rena

"Kamu tenang aja itu urusan ibu,nanti ibu minta bantuan ke desa". " Emang bisa bu?" tanya Rena. "Bisa nanti ibu ke balai desa,kamu jaga adik-adikmu". "Iya bu, makasih bu tapi ibu gak apa - apa, kan masih sakit"sahut Rena "Sudah ga pa apa ibu sudah mendingan , kamu kan sudah merawat ibu dengan baik". ibu Rena tersenyum.

Di saat yang sama Reyhan adik Rena lulus SD,dan si bungsu Rini mau masuk SD

tahun 90 an tk tidak wajib ya

.

Atas bantuan kepala desa ijazah Rena bisa di ambil, Rena sangatlah senang impiannya melanjutkan pendidikan sudah di depan mata.

Masalah yang dihadapi Rena tidak berhenti di situ,Reyhan masuk SMP membutuhkan biaya ,Rini pun sama walaupun baru mau masuk SD perlu membeli perlengkapan sekolah ,seragam dan lainnya.Sementara Rena melihat ibunya kesusahan,tanpa bantuan kak Fahmi ibunya banting tulang mencukupi kebutuhan keluarga. Rena merasa iba ia tak tega melihat ibunya terlalu bersusah payah, ia pun beinisiatif untuk berhenti melanjutkan ke SMU sementara waktu.

"Bu. Rena mau berhenti sekolah dulu boleh ga bu,biar Reyhan sama Rini yang sekolah dulu,Rena melanjutkan tahun depan saja biar lulusnya gak barengan". pinta Rena.

Ibu Rena hanya mendesah "Kamu mau ngapain di rumah Ren? kamu masih harus belajar sampai SMU".

Rena berpikir sejenak "Bu buka warung saja ya Rena yang jagain ,Rena bisa sambil bantu ibu biar ga kecapean sambil nabung juga nanti buat masuk SMU tahun depan ".

Ibu terdiam sambil berpikir"Apa kamu ga malu sama teman kamu kalau sekolah di tunda dulu?" "Gak bu Rena ga malu yang penting bisa bantu ibu, Rena senang bila bisa membantu ibu ".

Ibunya Rena menangis terisak " Ren kamu terlalu banyak berkorban, seharusnya kamu menikmati masa remajamu". Rena memeluk ibunya "Ga usah berpikir aneh-aneh bu,Rena senang bisa membantu ibu

yang Rena punya cuma ibu,ibu jangan sakit sehat terus bu".isak Rena.

Rena memutuskan berhenti sekolah ,ke dua adiknya melanjutkan sekolah . Hari -hari Rena di habiskan di rumah menjaga warung,membantu pekerjaan rumah, di sela waktu senggangnya Rena selalu membaca buku pada dasarnya Rena hobi membaca. Ibunya Rena pun tampak sehat berisi kembali.Rena bersyukur melihatnya setidaknya pengorbanannya tidaklah sia-sia.

Kakak Rena kak Fahmi di vonis tidak bersalah dan di bebaskan,Ibu dan Rena menangis haru tak percaya ternyata masih ada keadilan bagi mereka. Ucapan hamdalah senantiasa di ucapkan ibu di setiap langkahnya.

Ternyata ada suka selalu di iringi duka , begitupun sebaliknya.Saat kami berbahagia dengan kembalinya Reyhan, datang lagi kabar duka kak Reza di tangkap warga, saat kedapatan mencuri ayam dalam keadaan mabuk. Kebahagiaan ibu sirna seketika berubah tangisan lagi,kak Reza diserahkan warga ke kantor polisi.

Ibu menangis sejadi-jadinya ,tidak perduli dengan sekitar,Rena hanya bisa memeluk ibunya tanpa sepatah kata.

Kak Fahmi menenangkan ibu" sudah bu ga usah terlalu bersedih ini sudah suratan takdir,mungkin dengan kejadian ini Reza dapat berubah menjadi lebih baik".

"Aamiin allohumma aamiin " sahut Rena

"Iya bu,ibu yang sabar jangan banyak pikiran nanti ibu sakit lagi,Rena sedih kalau melihat ibu sakit". Rena berusaha menenangkan ibunya.Bahu membahu Rena dan Fahmi membantu ibunya , mengurus dan menjaga adik- adiknya.

Reyhan dan Rini masih belum mengerti

dengan apa yang terjadi.Karena perbuatan kak Reza kami sekeluarga jadi bahan gunjingan, kerabat ibu menjauh apalagi kerabat dari ayah. Semenjak ayah meninggal mereka enggan sekedar menengok kami putra putrinya