PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Bidadari Desa Yang Terpasung

Bidadari Desa Yang Terpasung

Penulis:Merry Adha

Berlangsung

Pengantar
Nayla, Si Gadis yang berasal dari Ujung Desa harus menjalani hidupnya yang penuh penderitaan. Apa lagi ia dalam kondisi gangguan mental karena masa lalunya. Apa lagi Nayla memiliki paras ayu, dan membuat orang sekitar kagum kepadanya. Mengapa Nayla bisa mengalami hal tersebut? Apa faktor dan penyebab hingga ia bisa frustasi dan mengakibatkan dirinya harus kehilangan akal sehatnya. Apa karena orang tuanya? Atau Cinta di masa lalunya ? Atau temen terdekatnya ? Yang penasaran ayo di kepoin Kisah Bidadari Desa Yang Terpasung yuk! Buruan, Ramein!
Buka▼
Bab

Prang... Prang... Prang...

Suara Piring dan beberapa peralatan dapur hancur berserakan di lantai

Bu Lastri yang sedang membersih kan halaman rumah nya datang menghampiri sumber suara tersebut yang ia kira berasal dari dapur

"Ya ampun Nayla ! Apa apa'an kamu."

" Kenapa kamu tidak bisa mengendalikan emosi mu ! Dasar anak gila "

" Lagi lagi kamu selalu saja buat rusuh, dasar hidup mu selalu saja menyusah kan ku " Makian dan hinaan keluar dari mulut Sang Ibu yang sudah melahirkan Putri nya itu.

Tangan Nayla gemetar, gelas yang ia pegang pun Naas terjatuh juga. Bu Lastri yang berdiri terpaku melihat gelas kesayangan nya pecah langsung melotot dan menampar nya.

" Plak..!!! Dasar anak tidak tahu di untung. mengapa tidak pergi saja diri mu dari rumah ini. gelas kesayangan ku juga habis kamu pecah kan " Nayla yang mendapat tamparan dari Ibu nya langsung berjalan mundur ketakutan akan kemarahan Ibu nya. Tak terasa buliran air mata jatuh membasahi Pipi Ayu nya. Merah merona bekas tamparan Ibu nya masih terasa memanas di pipi gadis itu.

" Katakan pada ku, siapa yang berani membebaskan mu dari Pasungan itu.!! " Buk Lastri berdiri berdecak pinggang, mata nya melotot penuh kebencian menatap Nayla. Nayla hanya diam menunduk, takut dan pasrah akan kemarahan Ibu nya, sudah biasa ia selalu kena makian.

Tidak cukup sampai di situ, Buk Lastri membawa Nayla ke kamar mandi dan menyiram kan air secara kasar dari atas kepala hingga basah seluruh tubuh nya.

Byurrr... Byurr....

" Kamu hanya menyusah kan aku saja, rasakan ini ! Agar kamu cepat sadar dari Stres mu itu " Bu Lastri terus mengguyur seluruh tubuh Nayla dengan air. dan membiarkan Nayla menggigil kedingan. Nayla meraung kedinginan, Bu Lastri tidak memperdulikan nya, ia berlalu keluar dari kamar mandi dan mendapat kan Sang Suami sedang menatap nya.

" Ada apa, Buk ? Mengapa berantakan begini, itu kenapa kamu tega membiarkan Nayla kedinginan " Pak Anto yang baru pulang dari kerja nya menatap Iba ke arah Sang Putri.

" Itu Anak mu sendiri yang salah lho, Pak. " Bu Lastri berkata membela diri

" Tapi kamu tidak boleh membiarkan dia kedinginan begini, Buk. " Pak Anto langsung membawa Nayla keluar dari kamar mandi dan menyelimuti nya dengan handuk.

" Buk. apa kamu tidak kasihan melihat Putri mu kedingan ? dia ini Anak mu Buk, bukan anak orang lain, darah daging mu sendiri " Pak Anto berkata membela Nayla. Bu Lastri menatap nya tak suka.

" Buk, sekarang tolong kamu ganti baju Nayla. kasian dia, Buk. sudah kedinginan " Pak Anto menyuruh dan menyerahkan Nayla di hadapan nya.

" Ibu tidak mau, Bapak saja yang menggantikan baju nya " Bu Lastri menolak dan mendorong Nayla hampir terjatuh, namun Pak Anto dengan sigap memegang Nayla.

" Ya allah, Buk. tidak mungkin Bapak menggantikan nya. Ini bukan tugas Bapak dan haram untuk Bapak, Buk. " Pak Anto berkata seraya memelas agar Bu Lastri mau mengurus Putri nya.

" Ya sudah biarkan saja Ia mengganti dan mengurus nya sendiri. " Ucap Bu Lastri masih menolak.

" Ya ampun, Buk. Nayla itu sedang sakit. tidak mungkin ia bisa mengurus nya sendiri. Orang sakit biasa saja masih ada yang membantu mengurus. Nayla sedang tidak sehat akal nya, masa Ibu tega pada anak sendiri. " Pak Anto masih berdiri menasehati Isteri nya, agar Isteri nya mengerti dengan apa yang ia katakan.

" Tidak ! Ibu bilang tidak mau ya tidak mau. " Bu Lastri melengos pergi dan tak peduli akan nasehat Suami nya.

"Kenapa sih, Bapak selalu saja memaksa Ibu "

Astagfirulloh....

" Buk, Bapak hanya minta tolong, bukan memaksa Ibu. karena ini bukan tugas Bapak, Buk. Ibu !! Dengarkan bapak dulu. " Pak Anto memekik memanggil Isteri nya untuk tetap disini menolong Nayla, namun hati Buk Lastri sudah sekeras batu, ia tidak peduli akan ucapan Suami nya.

Pak Anto menghela nafas panjang dan menatap wajah Nayla yang tidak bersalah itu.

" Nduk, kamu duduk di sini dulu ya, biar bapak menghubungi adik mu dulu. " Pak Anto menduduki Nayla di kursi dapur. Nayla menatap kosong ke depan. Walaupun Nayla kehilangan akal sehat nya. Pak Anto selalu berusaha mengajak nya bicara, ia tidak peduli Nayla akan merespon nya atau tidak.

Pak Anto membuka layar telepon nya dan menghubingi Layla, adik dari Nayla. gadis itu masih duduk di bangku SMA, Saat ini ia tidak di rumah, karena pergi menyelesai kan tugas kelompok bersam temen temen sekolah nya.

Telepon pun di angkat oleh Laila, Pak Anto menceritakan kejadian yang barusan terjadi pada Kakak nya. Laila pun menganguk mengerti dan berkata ia akan segera pulang sekarang juga.

Di seberang sana tampak wajah Laila yang tidak kalah cantik nya dengan Nayla, Sang Kakak. Ia begitu cemas tentang Kakak nya, apa lagi ia mendengar dari telepon Sang Bapak barusan kata nya Kakak nya mendapat kan amarah dari Ibu nya. Walaupun tugas kelompok belum selesai, ia meminta izin pada temen temen nya untuk pamit pulang. temen temen Laila mengiyakan dan menganguk paham.

Laila berlari terburu buru, membuat salah satu kawan nya teriak memanggil nya.

" Hati hati La !!!, jangan buru buru. percayalah pada kami. Kak Nayla akan baik baik saja " Ujar mafazah yang mengenal Sosok Nayla, Dengan teriakan nya.

Laila pun menganguk tersenyum, namun tetap saja ia melangkah sangat panjang.

Mafazah menghela nafas panjang, ia teringat akan Sosok Nayla yang terkenal Baik, dan lemah lembut. Apa lagi paras nya yang ayu bak bidadari itu, Mafazah masih tak percaya dengan apa yang menimpa pada Kak Nayla.

Dalam perjalanan Laila, ia menaiki angkot untuk menuju pulang. Sepanjang jalan ia melamun akan tentang kekesalan Ibu nya terhadap Kakak nya. semenjak Kakak nya sakit, Laila selalu mendengar perkataan kasar dari Ibu nya terhadap Kakak nya.

Laila berhenti di Depan Jalan Gang saja, ia akan berjalan kaki memasuki Gang rumah nya. Karena mobil apa pun tidak bisa memasuki area perkampungan nya. Hanya motor dan kendaraan Roda Dua saja yang bisa melewati jalan kecil ini.

Layla berlari lari kecil agar sampai ke rumah nya, Warga sekitar yang melihat Laila berburu buru sudah mengerti akan kecemasan gadis itu.

Ada yang menatap Iba, ada juga yang menatap tak suka karena ia Adik dari Nayla Si Bidadari Desa itu. Ntah apa penyebab nya ada orang yang tidak suka pada Nayla. Padahal Nayla terkenal Baik dan ramah. Sopan santun nya selalu di jaga.

Bersambung..