PopNovel

Baca Buku di PopNovel

One More Night

One More Night

Penulis:Fredelina Putri

Berlangsung

Pengantar
Warning 21+ Harap Bijak Dalam Memilih Bacaan! Terbangun tepat di samping seorang pria asing membuat kedua netranya nyaris keluar dari singgasananya. Ada apa ini? Perpisahannya dengan sang kekasih membuat seorang wanita jatuh ke dalam pelukan pria Playboy kelas kakap. "Bagaimana bisa aku ada di sini?" Cinta Amaretta. "Apakah itu pertanyaan yang pantas untuk kamu ajukan pada seorang pria yang kamu ajak bertempur semalaman penuh? Kamu tahu nggak, kalau semalam permainanmu itu begitu liar? Aku sampai kewalahan!" bisik Bara Taradipa di telinga Cinta sembari terkekeh. "Sialan!" umpat Cinta sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Semalam kamu pakai pengaman nggak?" lanjutnya memastikan dengan wajah panik. "Menurut kamu?" tanya Bara dengan seringai di wajahnya, "Tenang aja, aku bakalan tanggung jawab, kok, kalau itu memang anak dari aku," lanjutnya tenang. "Brengsek! Nggak butuh!" teriak Cinta meluapkan kekesalannya. Bagaimana jadinya kalau ternyata takdir hidup mempertemukan Cinta dengan Bara? Apakah yang akan terjadi? Ikuti kisah bak kucing dan tikus antara Bara dan Cinta. Enjoy it!
Buka▼
Bab

*** Apa Salahku? ***

***

Hujan mengguyur bumi dengan derasnya. Kekalutan menerpa hati dan pikiran seorang wanita cantik di area kafe bagian dalam. Lama menunggu, akhirnya sebuah kalimat penghancur hidupnya memasuki indera pendengarannya satu per satu.

Ia tampak terkejut dengan pernyataan dari pria di hadapannya yang berdiri tegak sambil menggandeng tangan seorang wanita di sampingnya.

"Cinta, maaf kita harus putus! Aku dan kamu nggak cocok satu sama lain. Aku dan Miranda akan menikah dua bulan lagi bagaimana pun caranya, karena dia sudah hamil anakku!" ujar seorang pria tampan dengan pakaian kasual di hadapan wanita bernama Cinta.

Jleggarr Gludugg Jleggarr

Petir saling bersahutan di langit hitam di atas sana seolah ikut merasakan bagaimana gemuruhnya hati Cinta.

Hujan semakin deras membasahi bumi di malam itu. Mereka menjadi saksi bisu sejarah cinta yang kandas antara Cinta dan Rendi.

Cinta tampak syok dengan kenyataan yang baru saja terucap nyaring dan lantang dari sepasang bibir berwarna merah kecokelatan milik sang kekasih.

"Hamil? Maksud kamu gimana? Dia hamil anak kamu?" desak Cinta membutuhkan jawaban, "Kamu jangan gila, Ren! Sebulan lagi kita tunangan, gimana bisa kamu hamilin cewek lain? Kamu nggak bisa lakuin itu ke aku, Ren!" pekiknya kemudian.

Cinta tak menyangka akan mendengar pengakuan sang kekasih yang tak kunjung kembali setelah lima tahun mengenyam pendidikan di Inggris.

Seperti mendapat serangan bertubi-tubi, wanita cantik dengan dress floral menutupi tubuh moleknya itu dengan cepat mengarahkan pandangannya pada pihak ketiga yang telah merusak hubungannya dengan Rendi.

"Kamu sengaja ya, godain calon tunangan aku selama di Inggris? Dasar pelakor! Bisanya cuma ngerebut cowok orang!" maki Cinta ke arah wanita yang tiba-tiba menggelayut manja di lengan Rendi, kekasihnya.

Oh tunggu dulu, sepertinya sebutan untuk lelaki itu harus diubah!

Lelaki brengsek bernama Rendi Moreno itu sudah menghancurkan impiannya. Ia sudah berhasil menghempaskan dirinya ke palung terdalam di lautan dan menenggelamkan hatinya di dasar sana.

Sungguh menyesakkan dada!

"Maafin aku, Cinta. Mandy sudah menemaniku selama bertahun-tahun di sana. Bahkan dia sudah memberikan aku kebutuhan lain selain semangat dan kasih sayang yang nggak aku dapat dari kamu selama lima tahun ini! Dia nggak salah, aku yang salah dalam hal ini!" ungkap Rendi yang terdengar jelas membela Mandy.

Wanita blasteran Indonesia-Inggris bernama Mandy itu tampak menundukkan pandangannya karena malu dan sungkan. Tentu saja itu hanyalah aktingnya.

Di atas ranjang ia begitu liar, tak terjamah, dan menggila. Bagaimana mungkin dia merasa bersalah telah merebut Rendi dari Cinta?

Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan ada saat di mana ia terjatuh juga. Begitu juga kelakuan dua manusia brengsek tak berhati di hadapan Cinta saat ini.

"Maksud kamu, kebutuhan biologis? Iya, kan?" tanya Cinta dengan mata memerah menahan sakit hati.

Cintanya dihempaskan begitu saja. Kesetiaannya dibalas pengkhianatan yang bahkan tak pernah ia sangka sebelumnya.

Ternyata benar, tak ada istilah sahabat antara lelaki dan perempuan.

Semua itu bullshit!

Sialan!

Cinta terlalu polos akan hal itu. Ia terlalu percaya akan adanya cinta sejati dan mengira lelaki itu tidak akan mengingkari janji.

Ia selalu berbaik sangka dan mengira cintanya akan kembali lalu segera mengukuhkan jalinan kisah manis mereka berdua dalam ikatan pernikahan begitu lelaki itu berhasil meraih gelar master di sebuah perguruan tinggi terbaik di Inggris.

Naif memang!

Tanpa menjawab lewat kata, sebuah anggukan kecil menjadi jawaban pasti akan pertanyaan yang ia ajukan pada pria tersebut. Pria yang telah tega menghujamkan belati ke dalam hatinya dan mengoyaknya sampai hancur tak beraturan.

"Lima tahun, Ta! Lima tahun kita nggak ketemu, aku laki-laki dan aku butuh pelepasan. Nggak hanya dukungan yang Mandy berikan ke aku, dia juga bisa memberikan kehangatan yang selama ini aku rindukan dan nggak aku dapatkan dari kamu," aku Rendi mencoba jujur.

Brengsek!

Cinta melihat sepasang manusia berlawanan jenis di hadapannya dengan wajah tak senang. Tentu saja ini sangat menyakitkan bagi dirinya.

Bukan sebulan dua bulan kisah cintanya dengan Rendi terrajut. Enam tahun bukan waktu yang singkat, bukan? Itu sudah melebihi masa tenor kredit kendaraan roda dua.

Enam tahun yang sia-sia, dia yang setia harus mendapati pengkhianatan.

Kalau lelaki itu memintanya, dia pasti akan datang menyusul ke Inggris untuk meluapkan rasa rindu yang membuncah di dada. Tapi nyatanya, ia malah meniduri wanita lain yang katanya adalah sahabatnya selama di Inggris.

"Rendi, sebelum kamu pergi ninggalin Indonesia dan aku, kamu udah ambil milikku yang paling berharga. Tapi kenapa sekarang, kamu malah tega melakukan ini padaku, Ren?

Aku salah apa? Kamu bilang kita ngelakuin itu supaya kamu atau aku nggak akan pernah berpaling satu sama lain. Kamu bilang itu pengikat. Tapi kenapa sekarang kamu malah melanggar semua kepercayaan dan keyakinanku ke kamu? Kamu jahat, Rendi!" teriak Cinta di dalam kafe tersebut.

Banyak mata mengarah padanya. Mandy malu dan menggelayut manja di lengan kekar Rendi berpura-pura bahwa dirinyalah yang telah menjadi korban.

Menjijikan!

Sebenarnya siapa yang menjadi korban di sini?

Tak banyak bicara, netra hitam kecokelatannya mengarah pada sebuah gelas yang masih terisi separuh jus jambu di dalamnya. Ia pun mengambil gelas itu dalam hitungan detik dan mengguyurkan cairan berwarna merah muda nan kental itu ke atas kepala dua manusia tak berhati tersebut.

What the hell?

Mandy menahan geram.

"You!!" pekiknya sembari mengepalkan tangan. Ia benar-benar marah dan kesal.

Seluruh mata yang menyaksikan aksi kekecewaan Cinta hanya bisa diam dan bengong. Bahkan ada yang berkasak-kusuk tak jelas mengenai kejadian itu bak seorang ekspert tapi sok tahu.

"Apa?" tantang Cinta tak kalah kesal, "Anggap itu sebagai ucapan selamat dariku atas kehamilanmu dan juga kesuksesan telah merebut mantan kekasihku dari aku! Maaf aku nggak sudi datang ke acara nikahan kalian! Permisi!"

Usai mengucapkan hal itu secara lantang, Cinta pun pergi meninggalkan keduanya.

"Hey you! Dasar gila, nggak tahu malu, dan jahat!" pekik Mandy tak terima dan terisak di pelukan Rendi.

Belum begitu jauh dari pasangan laknat itu, sepasang telinga Cinta masih bisa mendengar penghinaan dari bibir wanita pelakor tersebut.

Secepat kilat memutar haluan, Cinta kembali berhadapan dengan mantan kekasih beserta calon istrinya.

Dengan senyum yang sulit diartikan, Cinta menuding wajah wanita yang telah merebut Rendi darinya dengan jari telunjuk yang meruncing.

"Kamu lebih tahu siapa yang dimaksud dengan gila, nggak tahu malu, dan jahat! Dasar wanita perusak hubungan orang, semoga Tuhan membalas apa yang telah kalian lakukan ke padaku!" tegas Cinta sebelum benar-benar enyah dari tempat itu.

Sambil berjalan dengan cepat menuju pintu keluar, Cinta memegangi dadanya yang mencelos sempurna. Sungguh kabar duka yang begitu menyakitkan melebihi ditinggalkan oleh Kitty sebulan lalu.

"Mama, Papa, kenapa aku disakiti seperti ini? Apa salahku?" isak Cinta menuju kendaraan roda empat miliknya yang terparkir di halaman kafe favoritnya tersebut.

Mulai hari ini, kafe ini menjadi tempat yang tidak akan pernah ia kunjungi dalam hidupnya. Semua kenangan antara dirinya dan Rendi ada di tempat ini. Ia harus membuang semua kenangan yang berkaitan dengan pemuda itu.

Sungguh menyakitkan hati. Nelangsa.

Bagai ditusuk ribuan belati dan mengirisnya perlahan-lahan, ia merasakan sesak dan perih luar biasa. Hingga ia memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang sekiranya dapat menghiburnya.

Akan ke mana Cinta sebentar lagi?

To be continue…

****