PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Super Cute

Super Cute

Berlangsung

Pengantar
Dijebak oleh Ibu tirinya, dia berhubungan intim satu malam dengan seorang lelaki yang misterius. Pada akhirnya, dia terpaksa harus meninggalkan tanah airnya. Lima tahun kemudian, dia membawa sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan yang cantik, kembali ke tanah airnya! Pada hari dia kembali ke tanah airnya, dia sudah berurusan dengan sang CEO yang tampan dan bersikap dingin. Yang membuatnya terkejut adalah tampang sang CEO ini mirip dengan putranya! Foto sepasang anak kembarnya yang imut dan lucu tanpa sengaja viral di media sosial. Pada suatu hari, sang CEO melangkahkan kaki panjangnya dan menghalangi jalannya. “Hei wanita, mari kita bahas soal hak asuh anak!” “Tidak mau!” Lelaki itu langsung mendorongnya ke dinding, “Baiklah, tidak bahas soal anak, kita bahas kapan akan pergi urus akta nikah saja!”
Buka▼
Bab

Sakit…..

Di pagi hari!

Jocelyn Anastasia terbangun karena matahari yang menyilaukan, dengan sakit kepala hingga serasa mau pecah dia membuka sepasang matanya.

Tempat yang bisa dilihat oleh sepasang matanya, adalah sebuah kamar yang asing. Melihat ke bawah lagi, adalah pakaian yang berserakan di lantai.

Matanya mendadak membelalak. Salah satu tangannya memegang kepala bagian belakangnya, dan berusaha memikirkan masalah yang telah terjadi semalam.

Dia dipukul pingsan oleh orang, dia benar-benar tidak mengingat, hal apa yang telah terjadi tadi malam.

Pada saat ini, tubuhnya tidak mengenakan pakaian sehelai pun. Kesakitan yang menusuk pada tubuhnya, merangsang sarafnya.

Bahkan orang yang dungu, juga akan jelas, apa yang telah terjadi.

Jocelyn Anastasia menahan rasa sakit pada tubuhnya, dia menarik selimut dan membungkus dirinya dengan erat.

Di udara masih meninggalkan hawa yang obsesi.

Karena tidak sengaja mendengar sang Ibu tirinya memarahi Ibunya pernah menjadi seorang pelakor. Dalam amarahnya, dia membuat adik tirinya yang mempermainkannya jatuh dari balkon.

Kemudian, dia dipukul pingsan oleh Ibu tiri dan putri Ibu tirinya.

Setelah terbangun, dia sudah berada di dalam kamar hotel ini.

Dengan emosi Jocelyn Anastasia mengibaskan selimut dan turun dari kasur. Saat dia tergesa-gesa memungut pakaiannya, tiba-tiba, ada sebuah jam tangan yang jatuh ke bawah…….

Sandaran kursi yang di samping, terdapat jas seorang lelaki……

Dengan emosi Jocelyn Anastasia melemparkan jam tangan ke dinding. Sudah merebut kesuciannya, dan ingin menggunakan sebuah jam tangan untuk membayarnya?

Pergi mati saja!

Di selangkangannya yang lengket membuatnya tidak nyaman, dia berjalan ke kamar mandi. Di cermin, memantulkan wajahnya yang bengkak.

Sepasang matanya sudah memar keunguan, rongga mata juga membengkak. Sepasang mata persik yang indah berubah menjadi mata yang menyipit.

Jocelyn Anastasia melihat wajahnya yang memar dan bengkak, dia mengingat situasi kemarin saat dipukul oleh Ibu dan anak itu. Dia merasakan jantungnya berdebar dan ada kebencian.

Si brengsek mana yang kelaparan sampai begini, menghadapi wajahnya yang memar ini juga masih bisa mengeras, benar-benar biadab.

Jocelyn Anastasia menggosokkan tubuhnya berulang kali dengan kuat, kulitnya juga hampir terkelupas satu lapis. Lalu dengan sepasang kakinya yang ramping dan gemetaran meninggalkan hotel.

Sepuluh menit kemudian, pintu kamar hotel yang di lain terbuka, lalu seorang gadis muda yang cantik dan menawan berjalan keluar.

Dengan ekspresi yang bangga gadis tersebut berjalan menuju ke depan pintu kamar Jocelyn Anastasia, dia mengeluarkan sebuah kartu kamar dari tasnya, dan membuka pintu kamarnya.

Melihat selimut dan bantal yang berantakan, dia tertawa dengan kejam.

Kemudian, dia dengan kuat mengibaskan selimutnya, di atas sprei yang seputih salju terdapat bercak darah. Dia menggertakan gigi, “Ternyata benar dia masih seorang perawan, kalau begitu, dia berpacaran dengan Lucas Jawhead selama dua tahun, tidak pernah berhubungan intim? Bagus sekali, kalau Lucas mengetahui Jocelyn sudah tidak perawan lagi, maka dia pasti akan memutuskan Jocelyn Anastasia.”

Saat Jennifer Anastasia ingin mengambil ponsel, dan merekam semua bukti dalam kamar ini untuk dilihat oleh Ibunya.

Di luar pintu tiba-tiba muncul suara ketukan pintu.

Jennifer Anastasia terkejut, dengan perasaan seperti melakukan kesalahan dia berjalan di depan pintu, lalu membuka mata kucing pintu dan melihat keluar.

“Siapa, ada apa?” Jennifer Anastasia bertanya dengan galak.

“Aku menggantikan Tuan mudaku untuk berterima kasih atas pertolonganmu.” Lelaki yang di luar berkata dengan hormat dan sopan.

Jennifer Anastasia terkejut, mendengar perkataan terima kasih, dia segera menjulurkan tangannya dan membuka pintu.

Jennifer Anastasia melihat lelaki itu menggunakan tangan untuk mengisyaratkan pada dua bodyguard yang di belakangnya. Kedua bodyguard tersebut segera menerobos masuk.

“Hei, apa yang kalian lakukan…….” Wajah Jennifer Anastasia memucat karena terkejut.

“Nona jangan khawatir, kami hanya meyakinkan, apakah tadi malam Tuan muda kami bermalaman di sini.” Lelaki tersebut tetap menggunakan perilaku yang sopan.

“Tuan muda kalian?” Mata Jennifer Anastasia membelalak.

Pada saat ini, kedua bodyguard dengan cepat berjalan keluar. Satu orang memegang jas, dan satunya lagi memegang sebuah jam tangan.

Lelaki muda itu memeriksanya, kemudian dengan hormat memberikan sebuah kartu nama kepada Jennifer Anastasia, “Ini adalah kartu nama Tuan muda kami. Selamat, apapun keinginan kamu, Tuan muda akan membantumu mengabulkannya.”

“Siapa Tuan muda kalian?” Dengan ragu Jennifer Anastasia, menjulurkan tangan menerima kartu nama tersebut.

“Alexander Lawrence!” Lelaki itu mengucapkan sebuah nama dengan jelas.

Jennifer Anastasia terkejut!

Lima tahun kemudian!

Dalam penerbangan internasional menuju ke negara Indonesia. Di dalam kelas ekonomi, beberapa gadis kecil sedang memotret sepasang anak kembar yang mungil, dengan ponsel mereka.

Anak kecil laki-laki itu mengenakan kemeja kotak kecil, dan sebuah celana jeans kecil berwarna abu. Di bawah poni yang rapi dan hitam pekat, ada sepasang mata besar yang cemerlang seperti permata, di bawah hidung kecilnya yang mancung, terdapat bibir yang tipis, merah, dan lembab. Benar-benar kecantikan manusiawi.

Di sisinya, ada seorang anak gadis kecil yang seumuran cantik bagaikan sebuah boneka barbie. Rambut sepanjang punggung yang hitam pekat, poni tebal menutupi dahi kecilnya yang montok dan seputih salju, dengan jepitan rambut permata yang mengkilap, sepasang mata besar yang jernih dan berkilau seperti kristal, sama seperti anak kecil laki-laki itu. Wajah kecilnya yang mungil, cantik seperti boneka yang paling indah, mulut kecilnya yang sedikit cemberut, sedang menggigit permen lolipop. Ini sangat imut membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangannya.

“Kakak, jangan diam-diam memotret kami lagi. Potret lagi, aku akan marah!” Si anak kecil laki-laki itu menyadari beberapa gadis kecil itu sedang diam-diam memotret mereka, dia segera dengan suara yang imut dan serius berkata pada mereka.

Beberapa gadis berumur 20an tahun yang di samping segera merasa tidak enak, dan dengan malu mematikan kameranya.

“Ya ampun, lucu sekali, anak mungil yang cantik, tidak tahan lagi, aku ingin menculiknya!”

“Tidak tampakkah ada seorang wanita yang duduk di samping mereka? Ibu mereka masih duduk di sini, jangan berimajinasi lagi.”

Di samping sepasang anak mungil ini, ada seorang wanita muda yang sedang tertidur bersandar di sandaran kursi.

Kulit wanita itu seputih salju dan mulus, wajahnya yang kecil juga cantik. Rambutnya sepanjang punggung diikat ekor kuda ke samping secara sembarangan. Bagian atas tubuhnya mengenakan kaos longgar berwarna hitam, bagian bawah tubuhnya mengenakan celana jeans pendek berwarna putih, tampangnya terlihat sangat muda.

“Kakak, apakah harus membangunkan Mommy? Mommy masih belum makan siang!” Dengan suara yang mungil si anak kecil perempuan itu bertanya pada anak kecil laki-laki.

“Waktu masih awal, biarkan Mommy tidur sebentar lagi.” Si anak kecil laki-laki itu adalah kakak. Pada usia yang muda, dia memiliki temperamen yang dewasa. Sepasang mata besarnya yang indah mengungkapkan kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan umurnya, berbeda dengan si anak kecil perempuan yang naif dan lucu di sebelahnya. Tatapan matanya sangat tenang.

“Mommy sangat kasihan, dia sudah kerja semalaman dan belum tidur.” Wajah si anak perempuan kecil yang mungil itu terlihat rasa iba.

“Shirley, kelak kamu jangan membuat Ibu marah lagi, tahu tidak?” Neilson Anastasia meraba kepala kecil adik perempuannya, dan membujuknya seperti orang dewasa kecil.

“Em, aku akan penurut!” Wajah Shirley Anastasia yang lembut segera muncul senyuman yang penurut.

Setengah jam kemudian, pesawat mendarat di bandara internasional Indonesia.

“Mommy, sudah waktunya untuk turun!” Si anak kecil laki-laki itu menjulurkan tangan pendeknya, dengan pelan mendorong tangan Jocelyn Anastasia, dan berkata pelan di samping telinga Jocelyn.

“Hah …….” Jocelyn Anastasia terbangun dengan terkejut. Dia mengusap matanya yang sayu, lalu menundukkan kepala melihat kedua anak kesayangannya yang mungil, mulut indahnya juga secara tidak sadar terangkat naik.

“Maaf, Mommy terlalu lelah, apakah kalian sudah makan?” Dengan penuh rasa bersalah Jocelyn Anastasia menatap sepasang anak kembar laki-laki dan perempuannya, lalu dengan lembut dia bertanya.

“Sudah, kami sudah memakan roti, dan minum sebotol susu. Mommy, apakah kamu lapar? Aku sudah menyisakan roti dan susu untukmu!” Shirley Anastasia tersenyum manis, imut sekali.

Jocelyn Anastasia menghela napas, dia menggelengkan kepala, “Aku tidak lapar, ayo kita pergi!”

Jocelyn Anastasia melepaskan sabuk pengaman kedua anak mungilnya, lalu satu tangan memegangi satu anak, dan berjalan ke luar dari kabin.

Setelah lima tahun, akhirnya dia kembali lagi!