PopNovel

Baca Buku di PopNovel

THE JERK HUSBAND

THE JERK HUSBAND

Penulis:nuni_wd

Berlangsung

Pengantar
Patah hati membuat seorang gadis cantik bernama Clarissa Daviela Azekiel tampak murung. Keceriaannya lenyap seperti ditelan bumi. Kini dia menjadi lebih pendiam dari biasanya. Pasalnya laki-laki yang sangat dicintainya lebih memilih putus dan menikah dengan saudara sepupunya. Tak kuat melihat kebahagiaan sang mantan kekasih yang menikah dengan sepupunya membuat Clarissa memilih pergi ke Moskow dan di sana dia bertemu dengan sosok Darrel Blaxton yang memang ditugaskan untuk menjaganya. Pertemuan awal Clarisa dengan Darrel tentu saja terkesan buruk karena sikap dingin Darrel yang memang tidak menyukai perempuan manja dan ribet. Namun, mengingat pesan dari Daddy-nya membuat Darrel terpaksa berbaik hati dengan gadis itu. Apakah Darrel akan mampu mengimbangi sikap dan sifat Clarisa yang memang masih terbilang kanak-kanak itu? Atau, Darrel akan menyerah dan menelantarkan gadis itu seperti para jalang yang sering dipakainya?
Buka▼
Bab

“Sepertinya kita sudah enggak bisa bersama lagi.”

“Maksudnya?”

“Kita putus, Sha.”

Sebuah kalimat yang mampu membuat kaki seorang gadis cantik bernama Clarissa Daviela Azekiel alias Shasa ini lemas. Satu kalimat yang benar-benar menyakitkan relung hatinya. Satu kalimat yang tidak pernah terpikir sedikitpun oleh otaknya hingga detik ini kalau ia akan diputuskan oleh seorang Danis Anggara—pria yang sangat ia cintai. Bahkan ia rela melakukan apapun hanya demi seorang Danis.

“Kamu bercanda, kan?” tanya Shasa yang masih tak percaya dengan ucapan yang dikatakan oleh Danis. Pasalnya pria itu suka sekali bercanda kepada dirinya.

Namun, sebuah gelengan kepala Danis mampu membuat bola mata hazel itu langsung berkaca-kaca. Perasaannya campur aduk. Hatinya remuk redam. Hancur. Bahkan sangat hancur-sehancurnya ketika harus diputuskan secara mendadak seperti ini.

“Tapi kita enggak lagi berantem. Hubungan kita baik-baik saja, kan? Apa aku melakukan salah sama kamu? Katakan Danis,” ujar Shasa sambil menitikan air matanya dan mengguncang lengan Danis. “Aku minta maaf sama kamu jika memang aku melakukan salah yang membuat kamu kesal. Tapi kumohon jangan putus ….”

Suara Shasa mulai terdengar lirih dan serak. Meski hatinya saat ini sakit, tapi ia akan terus berjuang dan mempertahankan hubungan dengan Danis yang sudah ia rajut selama setahun ini. Apalagi Shasa sangat ingat betul saat mendapatkan pria ini harus menghabiskan waktu empat tahun.

“Enggak bisa, Sha. Hubungan ini Enggak bisa lanjut.”

“Kenapa?” tanyanya lirih bahkan suaranya sudah sangat tercekat. Shasa merasa tenggorokannya sangat kering. Bahkan Danis-nya tidak mau menatap wajahnya saat ini. “Aku minta maaf kalau emang aku salah,” cicitnya sambil terus menangis.

“Kamu enggak salah, Sha. Aku yang salah.”

Mendengar itu justru Shasa semakin menangis tergugu. Kalau memang dirinya tidak salah, kenapa ia diputuskan? Lantas apa alasannya?

“Maaf, aku memang lelaki egois. Pecundang. Dan tidak tahu diri.” Danis menatap wajah Shasa yang sudah sangat sembab oleh lelehan air mata yang terus mengaliri pipi mulusnya. Danis langsung menarik napas panjang dan mengembuskan secara perlahan dan melanjutkan ucapannya yang sempat terjeda itu. “Aku menerima cintamu dan menjalani hubungan selama ini hanya karena kasihan saja. Maaf.”

DER!

Shasa benar-benar tak bisa menahan isak tangisnya lagi. Ia langsung menangis sejadi-jadinya saat mendengar jika Danis menerima cintanya karena hanya rasa kasihan. Iba. Dan, semua itu benar-benar membuat hati Shasa sangat sakit luar biasa.

Adakah hal yang lebih menyakitkan dari ini?

“Aku kasihan karena kamu selalu berusaha mendekatiku selama empat tahun. Bahkan aku terus mencoba mencintaimu, namun faktanya tidak bisa, Sha. Hatiku menolak. Sekeras apapun aku berusaha mencoba membalas perasaanmu, tapi justru aku tersiksa sendiri dengan perasaan ini. Aku enggak mungkin terus menerus membohongi perasaan diriku sendiri dan kamu. Aku enggak mau memberikan kebahagiaan semu, Sha. Maaf sudah jahat selama ini. Kamu pantas membenci diriku.”

Shasa sendiri masih diam tak bergeming. Yang dilakukan hanya terus menangis dan menangis mengetahui fakta yang ada. Hubungan yang selama ini dibangun ternyata hanya ilusi semata. Meski ia bahagia, namun ada hati yang tersiksa. Danis tidak bahagia dengan hubungan ini.

Mengetahui fakta ini justru membuat hati-nya terasa sakit. Danis berhasil memorak-porandakan hatinya. Hidupnya. Pria itu sukses membuat patah hati yang amat sangat patah.

“Kamu perempuan baik. Kamu perempuan hebat. Dan, kamu perempuan luar biasa. Siapapun yang mendapatkan kamu kelak adalah sosok pria beruntung.”

Lagi-lagi Shasa menangis dan tertawa dalam waktu bersamaan. Danis mengatakan beruntung? Faktanya pria itu justru tersiksa saat dicintai olehnya. Bullshit!

“Semoga dengan perpisahan ini kita berdua sama-sama lebih menghargai apa yang namanya cinta. Terlebih aku sendiri. Sekuat dan sehebat apapun hubungan kita yang pasti tidak akan pernah bisa bersatu dalam ikatan pernikahan. Kita beda, Sha. Aku tidak mungkin mengorbankan keimananku dan kamu pun juga sama.”

Shasa masih diam, otaknya mulai mencerna setiap kata yang dilontarkan oleh Danis. Memang betul jika dirinya dan Danis beda keyakinan. Tapi, kenapa perpisahan ini begitu sangat menyakitkan dan membekas di hatinya.

Merasa hanya saling diam pun membuat Shasa pamit dan mencoba mencerna semua kejadian hari ini. Siapa tahu ini hanya mimpi di siang bolong. Tapi kenapa rasa sakit hatinya seperti nyata.

“Aku antar kamu pulang.”

Shasa menggeleng pelan dan langsung pergi meninggalkan Danis yang masih diam berdiri di sebuah salah satu taman kota Jakarta. Shasa memutuskan naik taksi menuju ke rumahnya.

***

Tiga Bulan Kemudian.

“Kamu yakin mau meneruskan sekolah S2 di Los Angeles? Mommy khawatir banget lho kalau kamu jauh.”

“Shasa yakin kok, Mom. Lagian Shasa juga sudah bilang sama Daddy dan dia setuju.”

Terdengar embusan napas panjang dari seorang Kaila—Mommy dari Shasa. Semenjak kecil Shasa selalu diawasi oleh dirinya juga Melviano. Dan kini ia harus melepaskan anak gadisnya di Amerika sana? Rasanya Kaila sangat khawatir dan ngeri terjadi apa-apa dengan anak bungsunya ini.

“Ya sudah kalau emang itu keputusanmu. Mommy tidak bisa melarang karena Daddy juga setuju, kan?”

Shasa hanya tersenyum tipis saja sebagai jawaban dari ucapan sang mommy. Semenjak dirinya putus dari Danis, Sasha lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar menuliskan sebuah novel tentang seorang perempuan malang dalam kehidupan apapun.

“Nanti malam di rumah nenek ada acara kumpul keluarga. Katanya Senja mau nikah.”

Shasa menoleh dan terkejut, namun ia kembali diam lagi karena masih terasa sakit hati diputuskan oleh Danis.

“Kakakmu Mamat enggak bisa ikut. Mommy harap kamu ikut karena nanti nenek Rania ngomel karena cucu dari pihak Mommy tidak ada yang hadir.”

Shasa hanya diam dan mengangguk pelan. “Shasa ke kamar dulu, Mom.”

“Ya sudah sana.”

***

Kini malam pun tiba. Baik Shasa, Kaila, dan Melviano sudah bersiap untuk meluncur ke rumah Rania karena ada perkumpulan keluarga seperti biasanya. Apalagi Kaila mendapatkan bocoran jika sang keponakan akan segera menikah. Mendengar berita itu membuat rasa penasaran di hatinya terus meronta-ronta.

Saat tiba di rumah Rania, semuanya langsung bersalaman dan pelukan karena merasa senang bisa kumpul keluarga. Hanya Shasa saja yang masih tampak murung.

“Matheo mana?” tanya Nasya.

“Biasalah sibuk kerja sekarang,” sahut Kaila sambil tersenyum lebar. “Uh, keponakan Aunty akan jadi istri sebentar lagi.” Kaila mengusap pipi Senja lembut dan mencium pipi sang keponakan.

Dan acara pun dimulai dengan Rezvan yang membuka suara terlebih dulu soal kondisi keluarga dan sebagainya hingga tiba di mana ia mengucapkan kalau sang putri akan segera menikah dalam waktu dekat ini.

“Siapa, sih, pria yang membuat keponakanku jatuh cinta itu?” tanya Kaila penasaran.

“Dia anak angkat dari sahabat lamaku. Namanya Danis Anggara,” jawab Rezvan tegas dan tersenyum lebar. “Pribadinya sangat baik, dan begitu lembut kepada Senja. Makanya aku setuju dan tidak ingin lama-lama mereka berpacaran.”

Sebuah nama yang tak asing di telinga Shasa. Nama itu. Pria itu. Dia yang mampu membuat hatinya benar-benar kacau balau. Hancur lebur. Dan kini … dia akan menikah dengan sepupunya sendiri? Senja? Ya Tuhan kesedihan macam apa ini. Dan lebih mengejutkan lagi Senja itu tahu dan paham jika ia sangat mencintai Danis.

Kenapa dia tega sekali menikah di atas rasa sakit hatinya.

Kaila yang paham pun langsung meremas telapak tangan Shasa dengan kuat. Ia mencoba memberikan kekuatan kepada putrinya yang memang habis patah hati.

“Shasa pamit keluar dulu, Mom,” pamit Shasa.

Namun, saat keluar rumah sosok Senja mengejar dan terus memanggil namanya. “Sha. Shasa!”

Merasa tak kuasa menahan rasa sakit hati yang dialami pun membuat Shasa memilih berhenti dan menoleh ke belakang dengan air mata yang terus mengalir sangat deras.

“Aku bisa jelasin semuanya, Sha.”

“Apa yang perlu Kak Senja jelasin?”

“Aku sama Danis—“

“Aku udah enggak ada urusannya sama dia. Lagian hubunganku sudah berakhir lama jadi aku enggak peduli jika dia akan menikah dengan siapapun,” potongnya lantang. “Termasuk dengan Kak Senja,” tambahnya lirih dan merasa tenggorokannya sangat sakit juga kering saat ini.

“Sha ….”

“Stop, Kak. Nggak usah ngomong apapun lagi. Lagian aku udah move on, kok. Dan, enggak peduli lagi sama Danis. Selamat, ya.”

Setelah mengatakan itu Shasa memilih berjalan pergi dan keluar pagar rumah nenek Rania. Shasa menangis sepanjang jalan karena merasa takdir hidupnya tak pernah berpihak kepadanya sedikit saja.

Rasanya yang dialami sejak dulu tak pernah membuat hatinya bahagia. Semuanya semu. Sangat semu.

“Aaaaaarrrhhh!” teriaknya lantang hingga membuat dirinya menjadi tontonan pengendara roda dua dan empat yang melintas.

Adakah yang lebih menyedihkan dari hal ini? Adakah yang lebih menyakitkan dari hal ini? Ketika mantan pacarmu menikahi saudara sepupumu sendiri?