PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Werewolf

Werewolf

Penulis:Sumi Hamza

Berlangsung

Pengantar
Seorang gadis hidup bersama Sahabat Ayahnya dengan misi yang misterius. Tak tahu motif apa yang tengah sahabat Ayah-nya itu lakukan. Akankah ia dapat menyelesaikan misi Yurista dengan tuntas? Apakah ia dapat menjadi werewolf sepenuhnya, atau malah akan menghilangkan kekuatannya? Apa ia dapat menemukan matenya dan hidup bahagia? Terkadang bahagia, tapi belum tentu untuk Davi, gadis Werewolf yang malang. Kerja keras, di didik keras, dan di bentuk mentalnya sekuat baja. Sejak usia 5 tahun hal itu ia lakoni. Jadi, sampai mana Davi sanggup akan semua hal tersebut?
Buka▼
Bab

Seekor werewolf tengah berlari di gelapnya hutan malam, dengan werewolf kecil dimulutnya. Mereka berlari menghindari para Rogue yang telah membunuh Alpa di Moon Stone Pack tempat mereka berkumpul.

Bukan hanya Alpa, tapi semua yang ada di Moon Stone Pack. Dengan susah paya ia berlari berharap ada Werewolf lain membantunya. Beberapa kali ia terus mengaum berharap ada balasan dari siapapun.

Augghhh...

Alpa dari Night Walker Pack mengaum memberi isyarat pada Lunanya Alpa Moon Stone Pack. Luna berlari menuju sumber suara. Luna Micella sangat bersyukur ada yang masih mau membantunya.

Werewolf perempuan itu merubah dirinya menjadi wanita cantik penuh luka cakar ditubuhnya.

"Sakala, dibunuh oleh mereka semua hiks," aduh Luna bernama Micella pada sahabat karib Alpa bernama Yurista Turkistan.

Yurista membulatkan matanya setelah merubah wujudnya menjadi manusia.

"Bawa dia pergi dari sini, kumohon demi diriku juga Sakala. Aku tak mau dia bernasib sama sepertiku juga Sakala." Micella memberikan Anaknya pada Yurista.

"Ta-"

"Pergilah Yurista bawa dia bersamamu. Aku mohon pergilah, sebelum para Rogue iblis itu datang kemari! Pergilah!" Mohon Micella dengan menyatukan kedua telapak tangannya.

Yurista pun membawa pergi bayi perempuan itu dan bersembunyi. Ia melihat betapa kejamnya mereka menyeret Micella tanpa ampun.

Marcella pergi...

Yurista keluar dari tempat persembunyiannya dan mengangkat bayi itu tinggi tinggi dengan mata memerah dan amarah yang memuncak.

"AKU BERSUMPAH DEMI TUHAN! ANAK INI AKAN MEMBALASKAN DENDAM ORANG TUANYA PADA IBLIS TAK MEMILIKI HATI SEPERTI ITU! DAN AKAN MEMBALASNYA DENGAN SETIMPAL!"

Duarr...

Suara guntur itu mengelegar di langit, seakan bumi pun ikut mendukung kesedihan yang anak perempuan itu alami. Suara Guntur mengaung bersamaan dengan bayi itu menangis.

***

Tidak ada masalah bukan, jika seorang gadis belajar segalanya? Dari cara bagaimana membunuh, mencengkram mangsa, mencabik-cabik musuh, bahkan ia pun belajar segala banyak tentang bela diri.

Sejak berusia 5 tahun ia sudah dilatih cukup keras. Jika seorang gadis hanya akan berdiam diri dan merias wajahnya agar cantik, maka tidak untuk gadis bernama Daviana Walkey.

Davi tak pernah tahu apa motif dan maksud ia harus berlatih begitu keras. Jika ia bertanya pada werewolf lain di Moon Stone Pack ia tinggal, selalu saja diberi jawaban yang sama. "Suatu saat engkau pasti akan tahu."

Davi, gadis werewolf berkulit putih, mulus. Berwajah cantik juga memiliki rahang tegas, membuat siapa saja yang memandangnya jatuh hati. Itu dirinya saat berubah menjadi manusia.

Berbeda saat dirinya menjadi werewolf, ia akan lebih agresif dan seram. Mata yang semula indah berwarna emasnya, bisa berubah menjadi merah gelap.

Davi dibesarkan dengan kehidupan bela diri juga misi rahasia. Membuat dirinya paham dan menguasai banyak senjata.

Davi, gadis cantik memiliki lesung di pipinya menambah kesan tersendiri. Davi memang terlahir dari keturunan Wolf, akan tetapi dirinya bukanlah Werewolf sepenuhnya.

Half Quarter, meski begitu Davi tak kalah hebatnya dengan Wolf yang ada di pack tempat ia tinggal. Selama ini Yurista lah yang melatih dirinya segala macam bela diri juga senjata.

"Kau boleh istirahat." Perintah Yurista saat Davi berlatih bela diri.

Tanpa bertanya atau membantah, Davi segera duduk dan mengambil sebotol air dan meminumnya hingga tandas.

Yurista tak pernah membesarkan gadis itu dengan manja. Tidak hanya pada Davi, ia juga membesarkan Alena Turkistan juga Alindo Turkistan sama rata. Meskipun ke-dua orang tersebut adalah anak kandungnya. Meski begitu Davi mendapat didikan lebih keras dari ke-duanya, membuat dirinya lebih dewasa ketimbang Alena.

Yurista adalah sosok Alpa yang tegas, juga adil. Hampir semua Wolf tunduk padanya.

"Ayah..." Panggil Alena berlari kecil ke arah Yurista.

Yurista menoleh mendapati Anaknya membawa beberapa hewan hasil buruannya. Davi yang melihat itu hanya bergidik jijik.

Davi juga Alena sangat berbeda, jika Alena adalah gadis yang terlahir dari ke-dua orang tua berbangsa serigala. Sedangkan Davi, ia hanya keturunan serigala dari sang Ibu, sedangkan Ayahnya seorang manusia.

Wajar jika Davi hanya dapat berubah wujud saat dirinya benar-benar terdesak. Berbeda dengan Alena yang seutuhnya keturunan serigala, dan dapat berubah setiap kali ia ingin.

"Bawalah ini pada Ibumu, biar Ibu memasaknya dulu." Perintah Yurista.

"Tak perlu Ayah, kita akan makan seperti ini," ujar Alena tersenyum dengan menenteng beberapa hewan buruannya.

"Davi?" Alena seakan paham dengan ucapan Ayahnya hanya menyengir kuda.

Davi, gadis berusia 10 tahun itu memang sejak kecil tak menyukai daging mentah. Davi akan memuntahkannya kembali jika ia memakan daging mentah. Tidak hanya itu, Davi pernah jatuh sakit berhari-hari hanya karena memakan daging mentah.

"Baiklah Ayah, Alena akan berikan pada Bunda." Ujarnya lalu pergi meninggalkan Davi juga Yurista.

"Ayah," panggil Davi.

Yurista menoleh dan menatap Davi yang memanggilnya. "Seharusnya tak perlu Ayah, Davi akan memasaknya sendiri setelah latihan. Bunda pasti sedang sibuk," ujar Davi pada Yurista.

"Tidak apa-apa Davi, Bunda pasti tidak akan keberatan untuk itu. Ya sudah lanjutkan latihanmu, Ayah akan mencari Alindo." Ujar Yurista lantas pergi meninggalkan Yurista yang masih setia menatap kepergian Yurista hingga menghilang.

"Ayah, Davi tidak faham dengan semua. Kenapa kau melatihku begitu keras, entah apa misi yang sedang Ayah bicarakan. Davi harap, Davi tidak mati penasaran akan hal ini." Batin Davi lalu melanjutkan latihannya yang belum tuntas.

.

Sedangkan Yurista masih setia berdiri di balik tembok setelah ia pergi, ia masih menatap punggung gadis bernama Davi itu. Ia sangat bangga akhirnya ia bisa membesarkan Anak itu.

"Maaf Davi, Ayah belum siap menceritakan semua ini padamu Nak. Ayah hanya ingin menepati amanah Ayah pada Sakala juga Micella." Batin Yurista kemudian pergi meninggalkan Davi yang masih berlatih.

"Alpa, bagaimana perkembangan anak itu, apa sudah lebih baik?" Tanya Raura Luna dari Alpa Yurista.

Alpa yang mendengar ucapan Lunanya itu lantas menoleh dan mendapati Lunanya tengah menatapnya dan tersenyum.

Yurista menghela nafas panjang. "Ya, gadis itu seperti Sakala. Dia sangat cerdas, dengan mudah menguasai semua jurus dan senjata yang kuberikan. Bahkan sekarang lebih baik," jawab Yurista kemudian.

"Ya, gadis itu memang sangat pintar. Bahkan ia tidak ingin merepotkan orang lain meskipun dirinya butuh. Dia sangat dewasa dari Alena juga Alindo, Alpa." Ujar Raura lantas menghampiri Alpanya lalu memberikan kecupan dibibir Alpanya.

Yurista tersenyum dengan tingkah Lunanya saat ini, "kau ini," ujarnya lantas tersenyum. "Bagaimana kau sudah memasakkan daging untuk Davi?" Tanya Yurista kemudian.

Raura mengangguk, "iya, sementara Alena merebus daging itu agar teksturnya lebih lunak untuk Davi makan. Aku pergi dulu untuk mengecek," terang Raura lantas pergi untuk mengecek apakah sudah Alena siapkan.

"Baiklah, segera aku juga sudah lapar," Raura terkekeh mendengar penuturan Alpanya.

Yurista juga Raura sangat memperhatikan anak-anaknya, selayaknya manusia mereka selalu memberikan nasehat pada anak-anaknya untuk tidak menyakiti yang lemah dan menindas rakyat dibawahnya.

____