PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Yang Pertama

Yang Pertama

Penulis:Fazura

Berlangsung

Pengantar
Meysha dan Saka sudah bersahabat sejak kecil. Melewati masa remaja sama-sama, dan kini keduanya sudah beranjak dewasa. Rumah mereka berdua pun sebelahan. Sampai dimana Meysha menyayangi Saka lebih dari itu semua. Kemudian disusul Saka yang ternyata juga memiliki perasaan yang sama. Namun, Saka terlambat. Terlambat menyadari perasaannya, dan terlambat menyelamatkan Meysha. Gadis yang dia cinta telah dimiliki oleh orang lain. "Mey, kamu becanda kan? Kamu ngga serius mau nikah sama dia." "Saka, aku ngga bisa nolak! Karena kenyataannya dia ayah dari anak yang aku kandung ..." "Kalo gitu biar aku yang nikahin kamu, Meysha."
Buka▼
Bab

"Meyshaaa ...."

Sebuah suara menyapa telinga gadis cantik yang tengah merapikan tatanan rambutnya. Gadis itu bernama lengkap Meysha Airani. Biasa dipanggil Meysha, Mey, atau Sha.

Sebentar lagi usianya akan menginjak sembilan belas tahun. Tepat sebelum benar-benar lulus dari SMA. Tidak hanya berparas cantik, tetapi Meysha juga dikaruniai otak yang cerdas. Setidaknya dia selalu masuk peringkat lima besar di kelas jurusan IPA tersebut.

Meysha langsung keluar kamar. Dia menjawab ucapan Mamanya dari anak tangga paling atas.

"Iya, Maaa ... Meysha lagi sisiran," jawab Meysha seraya menjepit poninya yang sudah panjang.

"Yaudah, cepetan ya. Kalo udah, tolong bangunin Saka. Bundanya tadi nitip pesan ke mama."

"Iya, Ma. Nanti aku ke sana."

Meysha kembali ke kamar, menuntaskan apa yang kira-kira belum siap. Seperti memastikan tidak ada buku pelajaran yang tertinggal. Terutama buku tugas untuk hari ini. Ia bisa terkena masalah kalau sampai lupa membawanya.

Membahas tentang laki-laki yang disebut Mamanya Meysha, Saka adalah tetangga mereka. Tetangga sekaligus sahabatnya Meysha. Saka dan Meysha sudah berteman sejak kecil. Tepatnya sejak mereka masih TK. Lalu semakin bertambah usia, dan naik jenjang pendidikan, label 'teman' telah berganti menjadi 'sahabat'. Semua mengalir begitu saja.

Kata siapa Meysha dan Saka selalu akrab? Terkadang mereka suka bertengkar. Diawali dengan Saka yang suka membuat Meysha kesal. Bagi Saka, muka Meysha terlihat lebih lucu. Pun sebaliknya, Meysha juga suka membalas perbuatannya Saka. Namun, mereka berdua lebih sering kompaknya. Sehingga banyak yang menyebut mereka cocok, sepaket, couple goals, dan masih banyak lagi sebutan lainnya untuk mereka.

Meysha menyambar tasnya, lalu langsung turun ke meja makan. Dia meletakkan tas tersebut di kursi, sebelum pergi ke rumah Saka. Rumah mereka benar-benar sebelahan. Jadi tidak perlu membutuhkan waktu lama, Meysha sudah berada di depan rumah sahabatnya itu.

Meysha melihat pintu rumah Saka terbuka sedikit. Meysha mengucap salam, kemudian masuk ke dalam. Terlihat wanita paruh baya yang baru turun dari tangga. Sepertinya beliau baru saja membangunkan putranya yang sulit dibangunkan. Meysha bisa melihat raut kesal di wajah bundanya Saka yang sudah dipoles make up.

"Bunda, Saka masih belum bangun juga ya?" tebak Meysha pada bundanya Saka.

Jangan kaget mengetahui Meysha juga memanggilnya dengan sebutan bunda. Karena sudah bertahun-tahun kenal, baik Saka ataupun Meysha memanggil orangtua masing-masing dengan sebutan yang sama. Mama dan Bunda.

Bundanya Saka tersenyum tipis ketika melihat Meysha datang. Hanya Meysha yang bisa diandalkan dalam membangunkan putranya yang tengah tertidur pulas. Padahal seharusnya harus sudah siap-siap berangkat ke sekolah.

"Biasalah, Mey. Bunda cape bangunin dia yang hampir tiap hari begitu. Padahal sekarang Bunda harus buru-buru ke kantor. Tolong ya, Meysha. Kamu harapan bunda kalau soal bangunin si Saka," ucap bundanya Saka sebelum berlalu dari hadapan Meysha.

Terlihat bundanya Saka yang langsung mengambil tas kerjanya. Meysha kembali menghampirinya untuk sekadar cium tangan sebelum bundanya Saka berangkat kerja.

"Bunda berangkat dulu ya, Mey. Makasih udah mau bunda repotin terus. Jangan segan-segan untuk jewer, cubit, atau apapun kalau Saka berulah," ucap Bundanya Saka lalu mengusap puncak kepala Meysha dengan penuh sayang.

Meysha tersenyum lebar, mengangkat kedua ibu jarinya. Dia bisa diandalkan kalau menyangkut urusan Saka.

"Siap, bunda. Bunda tenang aja, Saka pasti berhasil dibangunin. Meysha punya cara andalannya," ucap Meysha dengan sangat yakin.

"Makasih ya, calon mantu. Bunda berangkat. Assalamu'alaikum ...," pamit bundanya Saka.

"Wa'alaikumussalam ... hati-hati, bunda."

"Oke, Mey," jawab bundanya Saka kemudian berlalu dari sana. Dia sudah biasa meninggalkan Meysha dan Saka berdua. Lagipula dia juga percaya baik Saka atau Meysha tidak akan berbuat hal yang macam-macam.

Meysha segera menaiki tangga menuju ruang tujuannya yaitu kamar sahabatnya. Kamar Saka ada di atas, di bagian ujung. Tanpa permisi, Meysha langsung membuka pintu kamar itu.

Meysha menghela napasnya kasar saat mendapati Saka masih ada di dalam selimut. Lampu kamar sudah dimatikan, dan tirai jendela masih tertutup. Bagaimana Saka bisa membuka mata kalau begini. Laki-laki itu pasti menganggap sekarang masih sangat pagi, padahal sudah terang benderang.

"Sakaaaaaa bangun dong, ini udah siang!"

Panggil Meysha dengan suara yang lebih keras. Dia melangkah ke jendela, membuka tirai tersebut hingga sinar matahari menyelinap masuk. Sengaja Meysha membuka tirainya dengan lebar agar memudahkan Saka membuka mata.

Meysha mendekat ke sisi tempat tidur, dan menarik selimut tebal yang menutupi Saka. Beberapa detik kemudian, Saka langsung mengerjapkan matanya. Tidak lama kemudian laki-laki yang memakai kaos putih polos, dan celana pendek selutut itu kembali tidur.

"Bangun ih! Jangan ngebo aja, Saka. Ini udah siang, bukan masih malem," omel Meysha.

Tidak hanya sampai di situ, Meysha masih melanjutkan omelannya. Dia sekarang duduk di samping Saka yang kembali menutup wajahnya menggunakan bantal.

"Sha, ngapain dibuka. Kan silau," dumel Saka.

Ya, Saka memanggil Meysha dengan 'Sha', bukan 'Mey'. Katanya biar ngga banyak yang sama. Kalau 'Mey' kan hampir semuanya memanggil Meysha dengan sebutan itu.

"Saka! Aku ngga mau ya sampe terlambat. Kalo ngga bangun juga aku keluarin jurus andalannya nih supaya langsung bangun," omel Meysha lagi.

Meysha mengambil alih bantal yang dipegang Saka dengan susah payah. Laki-laki ini benar-benar sulit dibangunkan. Memangnya semalam ngapain aja sih, belajar sampai larut malam? Sepertinya tidak mungkin. Saka pasti begadang untuk bermain games.

"Jurus kamu yang mana sih? Jurus kamu banyak, Sha. Sana ah, kasih waktu lagi ya. Lima menit doang," ucap Saka dengan kondisi mata yang setengah melek.

Saka berganti posisi mencari tempat nyaman. Dia membalikkan badan menjadi membelakangi Meysha.

"Kamu pake minyak wangi berapa botol? Wangi banget, tau ngga," protes Saka. Saka memang suka mengomentari hal-hal kecil menyangku Meysha. Padahal Saka termasuk tipe orang yang kurang peduli dengan sekitarnya.

"Mana pernah aku pake sebotol. Ini juga pakenya dikit banget kali. Perasaan ngga wangi-wangi banget deh." Meysha menyanggah ucapan Saka barusan yang berlebihan.

Meysha bahkan mengendus lengan bajunya sendiri yang wanginya biasa saja. Tidak berlebihan seperti beberapa temannya di kelas yang setiap memakai parfum bisa berkali-kali.

Saka yang tidak lagi mendengar omelan Meysha langsung membuka mata. Dia mengira Meysha sudah keluar kamar. Ternyata gadis itu sedang sibuk sendiri.

Sesuatu terlintas di benak Saka. Langsung saja Saka menarik tangan Meysha sampai sahabatnya tersebut hampir menimpa tubuhnya.

Meysha sangat terkejut dengan perbuatan Saka. Wajah mereka cukup dekat. Mereka saling tatap selama beberapa detik, sampai secara spontan Meysha membulatkan matanya. Ada sesuatu yang kenyal, baru saja menyentuh dahinya.

"Sak—"

Ucapan Meysha terpotong karena didahului Saka.

"Makanya jangan wangi-wangi, Sha. Dan jangan galak-galak, nanti ngga ada yang suka."

Saka langsung bangkit, dan menuju kamar mandi. Dia tersenyum tipis melihat ekspresi Meyshs barusan. Saka sendiri juga tidak tahu mengapa bisa lancang mencium Meysha. Walaupun menciumnya di kening, tetap saja itu adalah yang pertama kalinya antara mereka berdua.

"Saka ih, main cium-cium aja. Yang boleh kan cuma suami Meysha nanti."

Saka tertawa kecil mendengarnya.

----

Bersambung ...