PopNovel

Baca Buku di PopNovel

ANDERSON

ANDERSON

Penulis:NaaGusliany

Berlangsung

Pengantar
Mengisahkan tentang ketua geng terbesar di Ibu kota yaitu Carlord. Sebuah geng mobil yang diwarisi turun-temurun, hingga di mana jabatan ketua geng tersebut jatuh kepada pria bernama Anderson Ksatria Kertarajasa. Pria dingin dengan segala kesempurnaannya. Pria yang tadinya sangat membenci keberadaan seorang wanita akibat masa lalu kelam yang dialaminya. Akan tetapi, lambat laun rasa benci itu menghilang karena keberadaan seorang gadis dengan segala kesempurnaannya. Namanya Marla Auristella. Gadis cantik dengan fakta hidup menyakitkan yang tersembunyi. Gadis yang mampu membuat Anders tunduk dalam pesona.
Buka▼
Bab

Mampir ke karya pertama Author yuk! Judulnya My Naughty Wife, rate 21++ diperuntukan untuk dewasa aja ya. Yang masih belum cukup umur jangan coba-coba baca yaa.

Karya kedua author juga judulnya Mommy Pengganti Untuk Griffin. Masih genre yang sama, yaitu adult romance. Banyak.adegan dewasa yng tidak cocok dengan yang masih belum cukup umur. Mampir ya!

___________

00:00

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday... Happy birthday Marla..."

"Eughh,,, Papa??" lenguh gadis itu menarik lengkungan indah di bibirnya, setelah melihat lelaki paruh baya dengan kue coklat ditangannya. Sesekali ia mengucek mata menyesuaikan cahaya dari lilin.

"Happy sweet seventeen, Sayang," ucap lelaki itu membawa kue yang dihiasi lilin angka satu dan tujuh.

Posisi yang tadinya berbaring, telah diubahnya menjadi duduk. Gadis berambut coklat itu hendak meniup lilin yang ada pada kue didepannya.

"Eh, make a wish dulu," pinta lelaki paruh baya itu menghentikan kegiatan anaknya.

"Hehe lupa," katanya cengengesan, lalu dengan segera ia menutup kedua matanya. Berdoa dengan khusyuk, berharap apa yang ia inginkan tercapai.

Cukup lama gadis itu menutup kedua matanya. Ntah, doa apa yang dirapalkannya.

"Make a wish atau tidur?"

Suara itu sukses mendorongnya untuk membuka mata.

"Gian?!" pekik Marla mengembangkan senyum melihat siapa yang ada didepannya saat ini.

"Udah, ayok tiup!" pinta laki-laki dengan kue coklat berukuran sedang dan lilin dengan angka satu dan tujuh ditangannya. Lalu dibalas anggukan menggemaskan oleh gadis itu.

Fuuhhhh

Fuuhhhh

Gadis itu meniup lilin yang terdapat pada kue itu secara bergantian. Ada rasa bahagia yang membuncah dari dirinya, rasanya ia sangat bersyukur masih diberi kebahagiaan oleh tuhan dengan menghadirkan orang-orang yang sangat menyayanginya.

"Selamat ulang tahun yang ke tujuh belas, sayang," ucap lelaki paruh baya tersebut sembari mengelus surai coklat sang anak. Bulir bening terjun dari pelupuk matanya tanpa ia sadari.

"Happy sweet seventeen, La," ucap laki-laki berkulit putih dengan rahang tegas itu, seolah tak mau kalah dari lelaki paruh baya disampingnya.

"Makasih Papa, makasih Gigi," jawabnya dengan senyum mengembang.

"Kenapa harus Gigi sih?!"

"Biarin! Wellleee..." Gian memutar bola mata malas, melihat gadis yang mengenakan piyama tidur dengan motif kartun Larva berwarna kuning itu menjulurkan lidah kearahnya.

"Udah jangan ribut, udah malem! Mana kuenya biar Papa simpan, besok aja makannya, sekarang tidur," ujar lelaki paruh baya itu kepada Gian dan Marla, ia yang sedari tadi menjadi penonton setia kedua remaja itu.

Tidak lama, Gian memberikan kue yang ada ditangannya itu kepada Hans, ayah dari gadis itu. Hans berjalan keluar membawa kedua kue ditangannya meninggalkan Gian dan Marla disana.

"Udah, aku balik tidur ke kamar tamu dulu ya?" Gian hendak berbalik meninggalkan Marla.

"Gigi, temenin tidur," pinta Marla dengan manja.

"Udah tujuh belas tahun La, dewasa, jangan kayak anak kecil lagi."

"Gigi temenin," ucapnya lagi, sambil menunjukkan puppy eyes-nya.

Gian menghembuskan nafas kasar, ia tidak tahu harus apa lagi jika gadis didepannya ini sudah mengeluarkan jurus jitunya.

Laki-laki itu beranjak menaiki ranjang bernuansa kuning itu, memposisikan dirinya terbaring disamping Marla. Setelah selesai mengatur posisi, ia menarik gadis berambut coklat itu kedalam dekapannya. Seolah menyalurkan kehangatan.

Marla yang berada dalam rengkuhan laki-laki itu, sedikit mendongakkan kepalanya menatap Gian yang sudah lebih dulu menutup mata. Ia mengembangkan senyumnya. Ntah apa yang akan terjadi jika laki-laki itu tidak bersamanya dalam kurun waktu yang lama.

"Tidur La." mendengar itu sontak membuat Marla memalingkan wajahnya.

"Iya Gigi," jawabnya lalu membalas pelukan hangat Gian.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk keduanya kehilangan kesadaran.

***

"Maafin aku Letta," lirih lelaki paruh baya itu sembari mengelus sebuah bingkai yang berada ditangannya.

"Untuk pertama kalinya aku merayakan ulang tahun putri kita, rasanya sangat menyakitkan."

Bulir bening yang sedari tadi tidak berhenti turun dari pelupuk mata. Tersirat rasa bersalah diiringi dengan kerinduan yang mendalam disana.

Lama ia memandang foto wanita yang sangat ia cintai itu, Hans kembali meletakkan bingkai itu kedalam kotak hitam dan ditempatkannya dibawah ranjang. Rasanya sudah cukup ia melepas rindu yang sejak lama ia tahan. Hans mengatur posisi untuk segera tertidur, berharap esok tidak akan terjadi hal yang tidak ia inginkan kepada putri bungsunya.

*****

Sebuah mobil black Lamborghini aventador, berhenti tepat didepan sebuah gedung yang sangat megah. Tidak berselang lama, mobil mewah itu memasuki gerbang gedung sekolah tersebut. SMA Kertaraja, salah satu sekolah yang mempunyai reputasi sangat baik. Menyandang predikat sekolah terpopuler dengan arsitektur yang modern nan megah milik keluarga Kertarajasa.

Tinn tinn

"Good pagi, Den Anders," ucap lelaki yang mengenakan seragam satpam, sembari mengangkat sebelah tangannya dan diletakkan di pelipis, seolah tengah hormat bendera.

"Selamat morning, Mang Bejo." jawab Anders melemparkan senyum manis.

Satpam yang diketahui bernama Bejo itu, menelan susah salivanya karena melihat mobil mewah milik remaja itu. Pandangan yang tidak teralihkan seolah menelisik setiap inci mobil. Hingga mobil itu jalan menjauh pun ia masih belum memalingkan pandangannya.

"Anak Sultan mah beda ya," lirihnya ntah pada siapa, sambil menggeleng gelengkan kepala.

Mobil itu berjalan menuju parkiran khusus untuk mobil. Bukan, bukan diparkiran mobil kebanyakan. Tepatnya area parkir yang sangat luas dan di khususkan untuk mobil miliknya dan mobil anggotanya.

Laki-laki itu menempatkan mobilnya tepat disamping mobil white Lamborghini gallardo. Ia tersenyum miring.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya, ia berjalan memasuki gedung sekolah. Teriakan-teriakan histeris yang berasal dari para murid siswi pun tidak bisa ia hindari.

"Gilak gilakk Anders ganteng bangett!"

"Eh eh,,, Anders bawa mobil baru."

"Holkay mah bebas!"

"Yaallah kapan gue punya pacar kayak Anders?! Udah ganteng anak Sultan lagi Aaaaaa!!"

"Ganteng sih, tapi sayang, kasar sama perempuan!!"

Kira kira seperti itulah teriakan histeris para kaum perempuan itu.