PopNovel

Baca Buku di PopNovel

ENOUGH

ENOUGH

Penulis:Mrs. Dream Writer

Berlangsung

Pengantar
Dikhianati oleh kekasihnya ketika di bangku kuliah, membuat Jokka tak lagi ingin merasakan cinta. Dia menjadi seorang pria dingin, bertemperamen dan sangat kasar. Baginya, wanita hanya menjadi pemuasnya semata. Hingga pertemuan pertamanya dengan seorang wanita bernama Sarai mengubah hidupnya. Wanita itu membuat Jokka kembali merasakan debaran asmaranya. Namun petaka datang, ketika sebuah kenyataan terungkap. Jokka adalah tersangka tabrak lari yang membuat Sarai kehilangan ayahnya beberapa tahun yang lalu. Sarai yang akhirnya mengetahui kenyataan itu, dia langsung memutuskan ikatan cinta mereka yang sudah terjalin hampir dua tahun lamanya. Disaat bersamaan, kedua orang tua Jokka mendesak pria itu menikah dan melakukan perjodohan untuknya. Bagaimana Jokka mengambil keputusan diantara dua masalah yang menghimpitnya bersamaan itu? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yuuk baca terus kisahnya. Cover : by Canva Create : by MDW
Buka▼
Bab

'brraaakkkk'

Sebuah tabrakan hebat terjadi di persimpangan jalan Magnolia Raya. Kecelakaan yang membuat seorang pekerja bangunan yang tengah melintasi itu meregang nyawa seketika. Sementara mobil mewah yang menabraknya melarikan diri dengan sangat cepat setelahnya.

"Tidaaaakk!" jerit Jokka sambil terbangun dengan peluh bercucuran di sekujur tubuhnya.

Lagi-lagi, pria ini terbangun oleh mimpi yang sama.

Empat tahun berlalu, namun bayangan kejadian saat itu terus menjadi momok menakutkan untuknya. Jokka selamat dari tuduhan dan segala tuntutan karena memiliki nama besar keluarga Sadewa di belakangnya.

Derasnya tuntutan dan hujatan publik terhadap pelaku tabrak lari yang menewaskan korbannya langsung ditempat itu lenyap seketika. Tangan dingin Prabu Sadewa membuat perkara itu menguap dengan cepat dan menyelamatkan harga diri putera semata wayangnya.

Mimpi yang datang ini, membuat Jokka teringat kembali kejadian pagi itu. Jokka pagi itu mengunjungi kamar kos kekasihnya karena sangat merindukannya setelah tak bertemu seminggu lamanya karena Jokka bepergian ke luar negeri bersama orang tuanya. Namun kabar kepulangannya yang sengaja disembunyikan olehnya dnegan maksud membuat kejutan itu justru menjadi sebuah petaka besar.

Jokka mendapatkan kekasihnya tengah beradegan intim dengan pria lain di kamarnya. Pemandangan ynag langsung membuat Jokka meradang. Pria ini kemudian segera pulang dengan melajukan Ferrarri merahnya sangat kencang. Hingga di perjalanan, mobilnya menabrak seorang pengendara yang tengah melintas di perempatan jalan.

Jokka yang tengah dilanda emosi, tak melihat lampu merah menyala sehingga pria ini terus memacu mobilnya hingga melewati rambu lalu lintas tersebut.

"Aarrrggghh!" teriaknya sambil bangkit dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi.

Hari ini, Jokka diminta ayahnya untuk mengunjungi sebuah klinik kecil di pusat kota untuk menyalurkan bantuan alat kesehatan ke klinik tersebut.

Jokka tak bisa menolak perintah ayahnya ini, meski dia sangat malas mengurusi perusahaan, namun masa depannya memang ada disana dan mau tak mau dia harus melakukannya.

"Sayang, sarapan dulu." ucap Delina kepada Jokka.

"Thanks Ma, aku tak lapar." ucap Jokka menjawab sambil terus berjalan ke parkiran.

"Papa akan mngirimkan shareloct nya!" teriak Prabu Sadewa kepada putera kebanggaannya itu.

"Mas, kau yakin anak kita bisa melakukannya?" tanya Delina kepada sang suami.

"Kita harus mencobanya supaya tahu." jawab Prabu sambil meneguk kopi hangat setelahnya.

Pukul delapan pagi, Jokka sudah duduk di balik kursi kerjanya.

Sadewa Group, adalah perusahaan raksasa di bidang pengadaan alat medis dan juga farmasi. Sadewa Group bahkan memiliki Rumah Sakit berskala Internasional di kota ini.

Dan Jokka, pria ini adalah satu-satunya pewaris Sadewa Group.

"Selamat Datang Tuan." ucap Sarai menyambut kedatangan rombongan Sadewa Group yang hendak mendonasikan beberapa alat medis di klinik tempatnya bekerja.

Raut wajah dingin Jokka menjawabnya, membuat Sarai sangat kesal.

"Hanya karena anak orang kaya bukan berarti tak bisa menjawab salam. Betul begitu kan Mey!" ucap Sarai dengan suara sangat pelan kepada rekannya yang berada disebelahnya.

"Sarai! Sudah diam..." ucap Meylin mengingatkan.

Namun Sarai yang melihat keangkuhan Jokka itu merasa benar dengan pendapatnya. Wanita ini benar-benar menandai merah pria tersebut setelahnya.

Acara donasi berlangsung meriah dan sangat singkat. Puluhan wartawan media bahkan terlibat untuk mempublikasikannya. Ini membuat nama Sadewa Group semakin mengangkasa sebagai perusahaan yang mempedulikan sekitarnya.

Selesai serah terima dan dokumentasi, acara jamuan akhirnya tiba. Sarai yang merupakan karyawan baru tentu saja menjadi paling terdepan woro wiri dalam acara ini.

Pak Bahar, pemilik klinik ini kemudian meminta Sarai untuk menyodorkan minuman kepada Jokka.

Dengan santai, Sarai mengambil hidangan yang secara khususu disediakan oleh Pak Bahar untuk wakil dari Sadewa Group tersebut.

"Tuan, Silahkan Diminum." ucap Sarai dengan sangat santun menyodorkan minuman kepada Jokka.

'praangg'

Nampan yang dipegangnya ditepis Jokka hingga gelas di dalamnya pecah dan kaca berserakan di lantai.

"Aku tak suka minuman ditempat ini." ucap Jokka yang langsung bangun hendak pergi meninggalkan klinik ini.

Semua terdiam, tak ada seorang pun yang berani menyanggah Jokka. Pria yang dikenal sangat temperamen dan dingin ini memang selalu tak ramah kepada semua orang terutama wanita muda.

"Heyy! Entah siapa namamu! Bersihkan pecahan kacanya!" ucap Sarai dengan sangat lantang kepada Jokka.

'blaaarrr'

Semua terhenyak, bahkan Pak Bahar hanya bisa berdegup kencang setelahnya. Keberanian Sarai sangat nekad karena dia sepertinya tak tahu siapa yang kini dihadapinya.

"Apa katamu?" ucap Jokka sambil membalikan tubuhnya menatap Sarai sangat tajam.

"Yaa, aku menyuruhmu membersihkan apa yang baru saja kau tumpahkan!" ucap Sarai sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

Jokka terdiam, wajahnya menghitam oleh amarah. Pria itu berjalan semakin dekat menghampiri Sarai. Namun mata Sarai tak menunjukkan sedikitpun rasa takut padanya.

'glegg'

Jokka menelan salivanya sendiri beberapa kali, pria ini terkejut karena untuk pertama kalinya seorang wanita berani menantangnya tanpa rasa takut sedikitpun.

'Plaakk!'

"Ini untuk kesombonganmu!"

'Plaaakk'

"Ini untuk kekurang ajaranmu!"

Dua tamparan keras Sarai mendarat di wajah Jokka. Wanita itu langsung memunguti serpihan kaca didepannya hingga tak bersisa. Sementara Jokka, pria itu masih terkesiap dan berdiri tak bergeming di tempatnya.

Tak ada yang berani bicara sepatah katapun, hingga akhirnya Jokka meninggalkan klinik tersebut.

"Gilaa! Sumpah lu parah banget Rai!" ucap Meylin pada Sarai.

"Bodo ahh, lagian kenapa sich orang kaya harus sombong!" ucap Sarai sambil membereskan kursi kursi yang berderet disana bekas acara tadi.

Di dalam ruangan klinik, Pak Bahar menatap Sarai dengan tatapan cemas.

"Rai! Semoga kita baik-baik saja yaa setelah kejadian tadi siang." ucap Pak Bahar sambil kembali masuk ke ruangannya.

Sarai terdiam.

Sementara itu, Jokka langsung pulang dan mengurung diri di kamar setelahnya.