PopNovel

Baca Buku di PopNovel

White Gone

White Gone

Penulis:Jazmin

Berlangsung

Pengantar
Apa yang akan kalian lakukan, ketika kalian harus bersikap profesional di depan orang yang telah menghancurkan hidup kalian? Itulah, yang saat ini dilakukan oleh Anna Lim yang harus melakukan operasi untuk mantan kekasihnya Alex whlie, orang yang sama yang telah menghancurkan hidupnya dan keluarganya. Apa yang akan ia lakukan saat bayang-bayang masa lalu itu terus menghantuinya ketika ia mencoba melupakan segalanya?
Buka▼
Bab

Anna Lim, tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya ketika salah satu suster telah menyuntikkan Anestesi pada orang yang akan siap dia operasi. Alex whlie, mengapa dia ada di sini? Satu, hal yang membuat Anna Lim bertanya-tanya ketika dia mengambil salah satu pisau bedah yang telah disiapkan.

Sungguh, dia merasa gemetar sekali melihat ini semua. Matan kekasihnya, sekaligus orang yang telah menghancurkan keluarganya berada ditempat operasi dan mengapa dia yang harus menangani ini semua? Lebih dari itu, Jujur dia ingin sekali memotong saraf laki-laki yang sedang tak sadarkan diri di depannya.

Percuma, jika dia melakukan itu semua. Dia, hanya akan mengotori sumpahnya sebagai seorang dokter, susah payah dia mendapatkan semua ini setelah penghianatan, dan luka yang ditorehkan oleh laki-laki kurang ajar didepannya.

Perlahan, dia menarik napas dalam-dalam menyentuh lembut lengan berdarah itu dan membedahnya untuk mengambil sebuah peluru yang bersarang di sana. Sedikit menghela napas pelan, dia melirik salah seorang perawat yang tampak menatap serius dirinya. dia, harap perawat itu tidak menyadari tatapan bencinya dan mengapa harus dia di antara banyak pasien yang harus dia operasi.

"Selesai! Kau bisa memperbannya." ujarnya ketika selesai menjahit luka, meninggalkan sang perawat yang tampak bingung dengan sikapnya.

**

Anna Lim, masih tidak dapat melupakannya Alex whlie, mantan kekasihnya ketika dia masih menginjak bangku SMA. dia, akui karisma laki-laki itu semakin kuat walaupun laki-laki itu tidak sadarkan diri. Dia, tetaplah Alex whlie yang selalu saja mendapatkan perhatian dari lawan jenisnya.

Perlahan, Anna Lim menyesap lembut teh hangat ditangannya. Sembari, matanya tampak menelisik foto usang pada figura yang terdapat di atas mejanya.

"Semua orang menggagap jika Ayah adalah orang gila. tetapi, aku selalu yakin, jika Ayah adalah pahlawan sejati."

"Apa yang harus aku lakukan?, Aku sangat merindukan Ayah!"

"Hari ini aku bertemu dengannya, bahkan aku meyelamatkan nyawanya hari ini. Harusnya, saat itu aku tusuk saja jantungnya!" Tak terasa, air mata Anna Lim membasahi pipinya.

"Anna." Mendengar namanya, dipanggil seketika membuat Anna menghapus air matanya menatap Jack, laki-laki yang berstatus sebagai tunangannya saat ini.

"Ada apa denganmu, kau habis menangis?" ujar Jack, seketika membuat pipi Anna merona saat laki-laki itu menghapus lembut air matanya.

"Tidak ada, aku hanya teringat dengan ayahku saja."

"Aku mengerti, ini pasti sangat sulit bagimu. Dulu, kau selalu diolok karena semua orang menganggap ayahmu adalah orang gila...,"

"Akan aku tegaskan, dia bukan orang gila. tetapi, seorang pahlawan!" Potong Anna dengan cepat, sesaat membuat Jack tertawa pelan. Namun, tawa itu hanya berlangsung beberapa detik saja sebelum akhirnya Jack menyadari jika perempuan pujaannya tengah bad mood.

"Ada apa?"

"Aku bertemu dengannya!" Tegas Anna Lim, dengan suara menahan amarah.

"Jangan katakan...,"

"Ya.., Alex whlie. Aku tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya, hingga mendapat luka tembak."

"Hari ini aku yang menangani operasinya. Harusnya, saat itu aku merusak sarafnya atau jika tidak menusuk jantungnya, bukan meyelamatkan dirinya ....," ucapan Anna, seketika terhenti ketika merasakan pelukan hangat.

"Jangan bersedih! Aku, juga tidak akan pernah lupa dengan apa yang dia lakukan, dengan membuat dirimu menjadi bahan taruhan, merusak usaha ayahmu, dan menyebarkan fitnah yang tidak benar hingga membuat kau dikeluarkan." Bisik Jack, seraya menghapus air mata Anna yang mulai keluar.

"Kita sama-sama membenci orang itu. tetapi, ingatlah kau itu seorang dokter. Jangan, buat impianmu rusak karena laki-laki itu!" Anna, mengangguk pelan. Sesaat, dia menarik seulas senyum.

"Ini hanya beberapa hari saja. Laki-laki, itu memiliki banyak hubungan dengan perempuan lain. Aku tidak tau pasti, berapa banyak orang yang dia sakiti, tetapi aku janji kau tidak akan terluka untuk kedua kalinya."

"Dia tidak akan mengingat dirimu. Kau harus yakin!"

Jack, benar dia hanya akan bertemu dengannya selama beberapa hari saja, setelah itu dia akan melupakan segalanya mengenai hari ini. Lagipula, lebih dari itu lebih baik dia memikirkan rencana pernikahannya yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi.

**

Anna Lim, seorang dokter bedah berusia 27 tahun. Tidak, mudah baginya mendapatkan perkejaan sebagai dokter bedah, dia harus melewati banyak sekali rintangan. Salah satunya, dia pernah dikeluarkan dari sekolah karena Alex whlie. Laki-laki kaya arogan yang begitu berkuasa, bahkan laki-laki itu berhasil masuk menjadi pengusaha terkaya kedua di dunia. Namun, sayang seribu sayang, kekayaan dan ketampanan laki-laki itu harus tertutupi oleh sikap arogannya yang semena-mena kepada setiap orang.

Laki-laki, yang saat ini menjadi pasiennya benar-benar menorehkan luka yang mendalam baginya. Bagaimana tidak, laki-laki itu seolah bersikap santai saja ketika menyebarkan foto tak senonoh dirinya yang tengah dilecehkan oleh bawahan laki-laki kurang ajar itu dan membuat ayahnya stres bahkan usaha yang dibangun oleh ayahnya harus terbengkalai karena olokan dari banyak orang. Dan, lebih parahnya lagi mereka menjadi sepasang kekasih karena sebuah taruhan.

Anna Lim, perlahan menatap Alex yang masih terbaring di ranjang dengan perasaan kesal. tetapi, dia harus tetap melakukan pemeriksaan terhadap laki-laki itu. tetapi, tunggu ke mana keluarga laki-laki itu, mengapa tidak ada yang menjenguknya sejak dua hari yang lalu saat melakukan operasi? tetapi, sudahlah itu bukan urusannya.

"Selamat pagi Tuan!" ujar Anna, menutupi rasa terkejutnya ketika dia telah selesai mengecek infus menatap Alex yang telah membuka matanya.

Perlahan, Anna Lim mengeluarkan stetoskop dan senter kecilnya mengecek bekas operasi Alex. Sejauh, ini Alex baik-baik saja. Ada apa dengan laki-laki itu, mengapa sedari tadi diam sejak dia memulai hingga selesai pemeriksaan.

"Pemeriksaan telah selesai, saya juga sudah mengganti perbannya. Untuk beberapa hari kedepannya akan saya kontrol sebelum melepas jahitannya." ujar Anna Lim, ketika dia memasukkan peralatannya.

"Terima kasih!" Mendengar kata terima kasih sesaat membuat Anna Lim terkejut, sebenarnya apa yang terjadi pada Alex whlie hingga mengatakan kata itu? Bahkan, seingatnya kata itu merupakan kata larangan bagi Alex.

"Tentu," gumang Anna, sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Alex whlie yang masih tampak diam.

"Anna Lim." Gumang Alex whlie, perlahan menatap kearah jendela ruang rawatnya sebelum akhirnya kembali menutup matanya.

Anna, benar-benar harus bernafas lega setelah keluar dari ruang rawat Alex. dia, sungguh menahan tangannya untuk tidak menampar wajah laki-laki itu, tetapi dia masih penasaran angin apa yang membuat nada bicara laki-laki itu menjadi manusiawi. Sudahlah, tidak perlu dia pikirkan, pekerjaannya masih banyak dia harus melakukan beberapa operasi hari ini sebelum menjenguk ayahnya, dia sangat merindukan ayahnya.

"Dokter!!" Panggil seorang perawat cukup keras membuat Anna, berbalik menatap raut wajah perawat tersebut yang tampak panik.

"Ada apa?"

"Pasien di ruang VVIP...," tanpa menunggu kelanjutannya, seketika Anna berlari tidak salah lagi itu adalah ruang rawat Alex.