PopNovel

Baca Buku di PopNovel

SERENA

SERENA

Penulis:trijoo

Berlangsung

Pengantar
Setiap insan pasti tidak ingin menjadi paling utama dalam menghadapi setiap pergumulan, karena setiap pergumulan pasti nantinya akan merasa hancur, kecewa,dan merasa dikhianati oleh pasangan masing-masing. Seperti Serena yang hidup dalam kepatuhannya terhadap orangtuanya. Dia tidak boleh jatuh cinta sebelum menikah, Apa ini adil untuknya? Apakah Serena tidak pantas jatuh cinta? Apakah nanti Serena bisa mendapatkan cinta sejati dari suaminya? Semua akan terjawab di novel ini
Buka▼
Bab

Serena Amoriza adalah wanita yang baik,dia bekerja sebagai perawat dirumah sakit disalah satu dirumah sakit yang ada dikota itu.

Serena biasa dipanggil dengan panggilan kecil yaitu Sere.Dia lahir

ditengah —tengah keluarga yang harmonis dan hangat.Ayah Sere bekerja dipembangkit listrik dan ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa

tapi keluarga itu sangatlah bahagia.

Sere bekerja sebagai perawat karena memang itu sudah menjadi cita—citanya sejak masih kanak—kanak.Ayah dan ibunya selalu mendukung keinginan putri tunggal mereka.

Tapi sebagai wanita yang beranjak dewasa dia juga ingin merasakan cinta pertama atau yang dialami setiap wanita sebelum memantabkan langkahnya untuk jenjang yang lebih serius.

Tapi, bagaimana janjinya terhadap Ayahnya?

Sebagai suster dia sangat disenangi oleh pasien atau rekannya karena ia lembut,ramah dan menyenangkan banyak orang.

Hari ini dia lembur untuk menggantikan rekan kerjanya dirumah sakit.Memang kalau memang urusan menolong sesama dia sangat bisa diandalkan oleh teman seperkerjanya.

"Pa,ini Sere tidak pulang,karena Sere lembur "Jelas Sere ditelepon seraya memberitahukan ke Ayahnya. Dia tidak pulang hari itu.

Sebagai perawat ini memang sudah sumpah jabatannya. Karena ini caranya melayani setiap pasien dirumah sakit tempat Sere bekerja.

Hari itu sudah mulai larut sudah hampir jam satuan di IGD banyak pasien korban kecelakaan mobil.

Banyak yang terluka hingga meninggal karena kecelakaan mobil tersebut.Sere dengan cekatan tanpa

aba—aba karena ini memang tugasnya sebagai suster perawat rumah sakit tersebut.

Jangankan darah segar atau luka—luka yang menganga itu sudah biasa ia lihat.Hingga Sere membantu Dokter umum yang menangani pasien itu dokter itu sangat mengaguminya bukan karena Sere sebagai partnernya melainkan karena Dokter itu jatuh cinta padanya saat pertama kali Dokter muda itu bergabung dirumah sakit tempat Sere bekerja.

Tapi perasaannya tidak diindahkan oleh Sere begitu saja karena Sere ingin fokus dulu dalam pekerjaannya dan dia ingin menikmati dulu kesendiriannya dalam bekerja.

Nama Dokter itu Liu sosok yang setia menunggu kapan Sere siap untuk membuka hatinya untuk dirinya.

Kendati Sere juga tidak mau mempermainkan perasaan Liu terhadapnya.Karena itu Sere selalu menyuruh Liu untuk mencari wanita lain agar dia bisa mendapatkan wanita yang pantas untuknya.Karena itu Sere tidak mau memberi harapan untuk Liu.

"Suster Sere nanti ikut saya keruangan saya ya Sus!" titah dokter Liu.

"I..iya dok, saya akan ke ruangan dokter nanti,"Jawab Sere terbata karena gugup memang mereka berdua cukup profesional walau diantara mereka hampir terjalin sebuah hubungan.

"Tuk....tuk....tuk....!"Ketuk Sere pintu masuk keruang dokter Liu.

Liu senang dengan kehadiran Sere diruangannya itu.

Sere dipersilah untuk duduk dan dia juga menyodorkan secangkir teh hangat untuk Sere.Liu juga membuat teh untuknya Sere dipersilah untuk minum.

Sere menyesap teh itu pelan—pelan.Melihat bibir basah dan mengkilap karena minumannya itu Membuat dokter Liu mengawasi bibir pink Sere dengan penuh sensasi.

Liu menyentuh bibir kenyal itu dengan mengusap lembut dengan ibu jarinya

itu seakan mengarahkannya kebibirnya tapi cepat—cepat Sere memalingkan wajahnya kearah yang lain.

"Dok,ini teh saya sudah habis saya boleh permisi ya Dok,saya masih bertugas Dokter"Ucap Sere bangkit dari duduknya.

Dia pun keluar dari ruangan itu dan menuju ke IGD Karena dia harus membantu disana.

"Ehk,yang dipanggil dokter Liu,ngapain coba tadi di dalam hayoo" Goda Anetta rekan kerja Sere. Mereka akrab walau tidak satu siff tapi mereka sering bertemu karena Sere sering menggantikan Mica yang banyak cuti

akhir—akhir ini karena lagi hamil muda.

"Tidak ada, kami hanya minum teh saja tadi Net"jelas Sere yang duduk disebelah Anetta.

"Kenapa tidak elu terima aja tuh Dokter udah cakep kompeten lagi!" Seru Anetta memberi pendapat.

"Apa semudah itu?lagi pula aku mau fokus dulu kerjanya karena aku baru menikmati pekerjaan aku yang seperti ini tidak ada yang ikat.Kalau nanti aku jadian atau pacaran sama dokter Liu ya, mana konsenlah aku kerjanya.Pastilah dia tidak tega marahin aku atau nyuruh—nyuruh aku gitu kan" Ujar Sere tersenyum ramah membuat auranya sangat terpancar dengan paras wajahnya yang cantik,putih,hidungnya yang mancung dan giginya yang rapih itu.

"Ehmm...."Suara Suster kepala yang baru masuk membuat mereka berdua jadi kikuk dan mencari kesibukannya masing—masing.

Hingga subuh menjelang tetap sama tidak ada rasa ngantuk sedikit pun walau pun Sere sudah sering menguap.

Wajar saja karena dia terjaga satu harian penuh,untuk itu selalu mengkomsumsi banyak vitamin bagaimana pun Sere adalah manusia biasa bukan?...

Sere kembali ke kamar inap untuk memeriksa pasien dan mengecek suhu tubuh pasiennya atau sekedar dipanggil keluarga pasien untuk mengganti cairan infus yang sudah habis.

Hingga Sere menuju kamar VVIP disana karena dia juga menggantikan Anetta karena Anet sudah pulang karena Shiffnya berganti.

Lelah rasanya tapi ini sudah pekerjaannya sebagai suster dirumah sakit tersebut.

Sere memanggil nama pasien yang akan dia layani itu.

" Bapak Liam Basil"panggil Sere lembut.

Tapi pasien itu acuh bahkan marah—marah karena Sere tidak tepat waktu mengurus dirinya.

"Kamu itu becus gak sih ya kerjanya udah berapa kali saya pencet bell!?" Pasien itu marah.

"Maafkan saya ya pak...saya terlambat" Ucap Sere tetap sewajar mungkin walau hatinya sakit dibentak—bentak oleh pasien itu.

Sere memegang pergelangan tangan pasien itu dan mencocokkan dengan detik jam tangannya itu.

"Pak,bapak tidak perlu marah—marah ya pak,bagaimana bapak mau cepat sembuh kalau bapak marah"Ucap Sere pelan dengan tersenyum.

"Apa yang kamu tahu soal saya,hah...!" ucap pria itu mendengus kesal.

"Maaf kan saya pak ini murni kelalaian saya"

"Memang kamu lalai,saya akan konflen dengan atasan kamu agar kamu dipecat karena pelayanan kamu ini tidak memuaskan!"Bentak pasien itu dengan mata yang nanar mengawasi Sere dengan penuh kebencian seakan ingin menelannya hidup—hidup.

"Saya permisi dulu pak"Ucap Sere seakan rapuh karena dia cuma menggantikan rekannya dia merasa lelah yang tak berujung hari ini.

Tapi pasien itu menarik tangannya hingga ia terjatuh tepat didada bidang milik pasiennya itu.

Hingga mata mereka saling menatap tidak kedipan diantara mereka seakan tidak ingin mengakhiri kejadian itu.

Tapi cepat—cepat Sere bangkit dari tubuh pasiennya itu.Dan Liam menarik edikatnya agar dapat membacanya nama Sere dengan lengkap.Sere pun merampas edikat itu dari tangan Liam.

Sere keluar dari kamar yang eklusif itu dia merasa telah dipermainkan oleh pasien VVIP itu.

Sere berjalan dikoridor rumah sakit tersebut.Dia mencap stampnya karena ia mau pulang lagi pula hari ini jadwal liburnya.

Dia menuju lokernya dan mengganti bajunya dengan baju pribadinya itu.Hari ini memang ingin dia nikmati untuk istirahat yang panjang.Sere pulang dengan mengendarai sepeda motor maticnya.

Rasa lelah itu hilang seketika karena ia bertemu dengan orangtuanya yang selalu menyayanginya itu.Terlihat Sere mencium punggung tangan Ayah dan ibunya disaat dia hendak masuk kedalam kamarnya itu.Dia mandi dan membersihkan semua tubuh rampingnya itu.

Bersambung.....