PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Encounter

Encounter

Penulis:Bebas Unyu

Berlangsung

Pengantar
Juan, seorang pria mapan yang jatuh cinta dengan gadis di masa kecilnya. Juan tahu siapa yang dia cintai, seumur hidupnya. Dia gunakan untuk melakukan yang terbaik agar bisa bersanding dengan gadis pujaannya, namun karena terlalu sibuk mempersiapkan diri. Juan melupakan sesuatu, jika wanita pujaannya itu bukan hanya dia satu-satunya yang memujanya. Bagaimana perjuangan Juan? Bukankah orang bijak mengatakan jika, usaha tidak akan mengkhianati hasil?
Buka▼
Bab

"Nak, sebelum menikah mungkin mengatakan sedikit keluhan pada calon istrimu, tidak masalah bukan?" tanya Dimitri.

Dimitri yang sangat memahami putranya itu langsung menghela nafas panjang.

"Dante, katakan saja. Apa kau ingin menolak pernikahan ini?" ucap Dimitri langsung.

"Ayah! Aku tidak keberatan untuk melanjutkan pernikahanku dengan Grizelle, tapi aku butuh kejujurannya," sahut Dante.

"Kejujuran apa nak?" tanya Emanuel.

"Aku ingin Grizelle jujur, anak siapa yang sedang dikandungnya?" tanya Dante.

Isabella langsung membelalakan matanya mendengar ucapan Dante.

"A-apa maksudmu tuan muda Dante?" tanya Isabella, seorang pengasuh sejak Grizelle bayi.

"Benar! Apa maksudmu? Bukankah kalian selalu melakukannya? Dan tidak ada pria lain bagi Grizelle selain kau Dante," sahut Emanuel tidak terima.

"Benar Paman, kami memang selalu melakukannya. Bahkan terakhir kali sebelum keberangkatan ku kami juga melakukannya," jawab Dante.

"Lalu?"

"Sayangnya, aku tidak pernah meninggalkan maduku didalam tubuh Grizelle. Aku selalu membuangnya," jelas Dante.

Grizelle hanya terdiam matanya panas.

"Apa yang aku katakan benar Grizelle? Kau bisa mengingkarinya jika aku salah," ucap Dante lagi.

Grizelle tidak tahan lagi menahan kebisuannya karena apa yang dikatakan Dante adalah sebuah kebenaran.

Grizelle langsung bersimpuh di hadapan Dante, Dimitri dan Ayahnya sendiri kemudian memohon ampun pada mereka bertiga.

"Maafkan aku Ayah, maafkan aku Paman, maafkan aku Dante. Aku tidak bermaksud menyakitimu..." Grizelle menangis tersedu-sedu.

Isabel yang selama ini sangat mengenal anak asuhannya itu tidak pernah memprediksi hal mengerikan seperti ini terjadi.

"Hahh! Gadis murahan, ayo Dante kita pergi!?" seru Dimitri.

"Tapi Ayah..." ucap Dante tidak bisa tega melihat wanita yang dicintainya diperlakukan seperti itu.

"Aku tidak bisa menerima cucu haram dari pria lain sekalipun kau mencintainya, terkecuali jika dia mau mengugurkan kandungannya!" seru Dimitri memuncak.

Grizelle langsung memegangi perutnya, ketika mendengar kata menggugurkan.

"Lihat betapa dia ingin melindungi anaknya," ucap Dimitri saat melihat apa yang dilakukan Grizelle.

Dante hanya menatap pilu Grizelle dan pergi karena tidak bisa melawan Ayahnya. Emanuel yang mengehtahui kemyataan ini langsung murka seketika.

"Katakan padaku! Siapa pria yang sudah melakukan hal ini padamu!?" seru Emanuel.

"Ayah, aku..."

"Jangan mencoba melindunginya!?" seru Emanuel hendak menampar Grizelle namun ditebengi oleh Isabel.

"Panggil dia Isabel!"

"Tuan saya..."

Plak!!

Isabel tersungkur karena tamparan keras Emanuel.

"Cepat katakan siapa dia!!!" suara keras Emanuel menggelegar seisi mansion.

"Sa-saya tuan, saya adalah Ayah dari anak yang dikandung nona Grizelle," sahut seorang pria berjalan mendekati Emanuel.

"Kau! Kau kepala pelayan baru itu?" tanya Emanuel.

"Be-benar tuan..." sahut James ragu-ragu.

"Berani sekali kau melakukannya! Dasar tidak tahu diri! Pengawal! Seret dia, siksa dan pastikan dia tidak mati dengan mudah," titah Emmanuel.

"Baik tuan," ucap seorang kepercayaan Emmanuel.

Grizelle melihat James untuk terakhir kalinya.

"James!"

"Grizelle!"

"Ayah, tolong ampuni dia Ayah! Ini adalah kesalahn ku, aku yang menggodanya Ayah!" ucap Anneth sambil meraung-raung dalam tangisnya.

Sayangnya Emanuel tidak memperdulikan Grizelle yang kini tengah memeluk kakinya memohon kemurahan hati ayahnya itu.

Beberapa saat kemudian...

"Aaaaahh!" James menjerit dan percikan darah terlihat memercik sampai di jendela.

Grizelle seketika histeris dan kemudian pingsan, tiga puluh menit kemudian Grizelle tersadar dari pingsannya.

"Isabel bagaimana keadaan James?" tanya Grizelle.

Isabel hanya menggelengkan kepalanya sambil menangis.

"James!? Maafkan aku..." ucap Grizelle lagi sambil menangis sejadi-jadinya.

Beberapa saat kemudian Emanuel kembali datang dihadapan Grizelle.

"Gugurkan anak haram itu! Dasar gadis murahan!" teriak Emanuel.

"Tidak Ayah! Sudah cukup besar dosa yang aku lakukan, jika bayi ini juga harus menanggungnya. Maka aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri," ucap Grizelle.

"Kau yakin?" tanya Emmanuel.

Grizelle sebenarnya tidak yakin dengan keputusannya, namun dia tidak bisa mengorbankan anaknya. Bagaimanapun ini adalah hasil cintanya dengan mendiang James.

Setelah itu perdebatan itu, Grizelle pergi dari mansion tempatnya bernaung sebagai seorang putri selama dua puluh tujuh tahun hidupnya. Dia pergi tanpa membawa apapun kecuali pakaian yang dia kenakan, Isabel sebagai ibu asuhnya bermaksud untuk pergi bersama dengan Grizelle. Namun Emanuel menahannya.

"Me-mengapa anda begitu kejam padanya? Dia putri anda satu-satunya tuan," ucap Isabela diiringi tangisannya.

"Dia sudah memilih jalan hidupnya sendiri, mulai sekarang dia bukan lagi Grizelle Kriss Emanuel. Dia hanya Grizelle, aku tidak ingin menyematkan namaku lagi pada gadis yang tidak tahu diri," ucap Emmanuel.

Setelah itu Emanuel pergi ke kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat, Isabel tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia langsung pergi ke kamarnya untuk menulis sepucuk surat dan memasukan beberapa pakaian dan perhiasannya, kemudian meminta seorang pelayan untuk memberikannya pada Grizelle yang mungkin masih belum pergi jauh.

Grizelle menangis tersedu-sedu sepanjang jalan sambil sesekali melihat kebelakang di mana mansion gagah Ayahnya berdiri yang semakin jauh langkah Grizelle mansion itu terlihat semakin kecil dan menghilang. Tiba-tiba, seeorang memanggilnya dan memberikannya apa yang Isabel minta.

"Terimakasih," ucap Grizelle pada gadis pelayan itu.

Gadis pelayan itu terlihat berwajah dingin dan ketus pada Grizelle.

"Pergilah yang jauh, gadis murahan yang mau tidur dengan banyak pria memang seharusnya pergi dari mansion Stitch sejak awal," ucapnya ketus sambil menaiki sebuah kuda hitam yang gagah.

"Apa maksudmu?" tanya Grizelle.

"Hei! Kau yang menggoda James, aku tahu kau yang pertama mendatangi kamar James. Aku yang jatuh hati padanya, seharusnya jika kau tidak menggodanya dia kini adalah kekasihku karena kami berasal dari kasta yang sama dan dia tidak akan mati sia-sia seperti itu," jelasnya.

Grizelle hanya bisa menyesali kesalahannya, pelayan itu kemudian pergi begitu saja tanpa meninggalkan rasa iba pada Grizelle.

Setelah itu Grizelle pergi menyusuri jalanan hingga pagi menjelang dan Grizelle sampai di sebuah desa, Dia membuka tas yang diberikan oleh pelayan semalam. Grizelle kembali menangis setelah mengehtahui jika Isabel menyiapkan segalanya untuk dirinya. Di desa itu, Grizelle mencari tempat tinggal dan pekerjaan untuk dirinya agar bisa menyambung hidupnya. Sebenarnya dalam surat itu, Isabel mengatakan jika Grizelle harus menemui keluarga Isabela di desanya dengan begitu Grizelle tidak perlu bekerja dan Isabel akan menyokong hidup Grizelle.

Namun sayangnya, Grizelle merasa terlalu malu untuk melakukan hal seperti itu dan bertekad untuk hidup dengan usahanya sendiri dan dengan sisa perhiasan yang Isabel berikan padanya. Disana Anneth mengganti namanya menjadi Freya.

Delapan bulan kemudian, Grizelle alias Freya, yang saat itu tinggal sendirian di rumahnya merasa perutnya sangat sakit.

"Freya! Apa yang terjadi padamu? Aku mendengarmu merintih sejak tadi, apa kau akan melahirkan?" tanya seorang tetangganya yang bernama Maria.

"Kak Maria, bantu aku. Sepertinya aku akan segera melahirkan," ucap Freya.

Maria tetangga Freya masuk dan menemukan tubuh Anneth yang dipenuhi dengan keringat dingin itu.

"Aku akan memanggil dokter," ucap Maria.

"Kak! Sepertinya bayiku sudah akan keluar, bisakah orang lain saja yang memanggilnya? Dan jau temani aku disini?" pinta Freya.

Maria memahami kekhawatiran Freya.

"Baiklah-baiklah, aku akan meminta Paul untuk memanggil dokter. Kau tunggulah sebentar," ucap Maria, sambil berlari keluar.

Beberapa saat kemudian Maria kembali dan melihat jika kepala bayi sudah hampir keluar dari jalan lahirnya, mau tidak mau akhirnya Maria yang membantu Freya melahirkan bayinya.

Satu jam kemudian dokter datang dan bayinya sudah lahir, dokter kemudian meminta Maria untuk membersihkannya sedang Freya sedang di periksa oleh dokter.

Setelah melahirkan, sebenarnya keadaan Freya baik-baik saja. Namun setelahnya keadaan Freya memburuk dan kesadarannya tiba-tiba terus menurun.

"Freya, lihat putrimu. Dia sangat cantik sepertimu, bertahanlah," ucap Maria.

"Kak, rasanya tubuhku sangat lemah. Aku rasa aku tidak punya banyak waktu," ucap Freya pasrah.

"Freya! Mengapa kau mengatakan hal seperti itu!" kesal Maria.

"Kau harus bertahan," ucap Maria lagi.

"Kak Maria, boleh aku meminta bantuanmu?" pinta Freya.

Maria mulai menangis, kemudian menganggukkan kepalanya karena sepertinya benar jika Freya tidak memiliki waktu lebih lama lagi, wajahnya semakin pucat.

"Jika terjadi sesuatu padaku setelah ini, tolong bawa bayi ini ketempat ini," Freya sambil memberikan sebuah alamat.

"Apa yang harus aku katakan?" tanya Maria.

"Katakan pada mereka jika ini adalah putri Grizelle Kriss Emmanuel Stitch dan bawa tas ini juga bersamamu, dan ini..." Freya memberikan sebuah kalung pada Maria.

"Ini imbalannya, tapi aku mohon kau harus benar-benar mengantarkan bayiku kesana," pinta Freya.

Maria mengangguk sambil menangis menggenggam kalung itu.

"Maafkan aku Freya, aku masih saja menerima kalung ini. Kau tahu betapa miskinnya aku, jika aku tidak menerimanya. Maka darimana uang aku bisa membawa bayimu kesana," ucap Maria tersedu-sedu.

"Percayalah padaku, kau akan baik-baik saja," Sambil melihat Freya yang matanya masih terbuka.

Setelah itu, bayi Freya mulai menangis.

"Sebaiknya kau susui bayimu terlebih dahulu Freya, sepertinya dia sudah kelaparan," ucap Maria.

Namun sayangnya Anastasya sudah tidak lagi bernafas meskipun matanya masih terbuka.

"Freya... Freya...!" panggil Maria.

Sayangnya Freya sudah pergi untuk selama-lamanya.

//

Keesokan harinya Freya di kebumikan, Maria dan Paul suaminya segera pergi untuk melakukan wasiat terakhir dari Freya.

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tertulis di surat yang diberikan oleh Freya. Penghuni rumah itu melihat seseorang menuju rumah mereka dengan seorang bayi langsung mendatangi dan menggendong bayi itu sambil terisak.

"Nyonya anda siapa?" tanya Maria.

"Aku adalah neneknya," sahutnya.

"Apakah kau tahu tentang Freya?" sahutnya.

Wanita itu, yang tidak lain adalah Isabel langsung mengangguk.

"Bayi ini sudah tidak aman lagi di sini, kalian masuklah aku harus segera mengurus bayi ini," ucap Isabel pada Maria dan kemudian pergi ke dekat sebuah danau.

"Nak, kau harus tetap hidup. Aku yakin ada alasan mengapa ibumu berjuang sekeras itu," ucap Isabel sambil memeluk bayi itu erat-erat.

"Nyonya, tenanglah... Aku akan merawatnya sebagai putriku sendiri. Aku tidak akan menyia-nyiakannya," ucap sepasang suami-istri.

"Aku percaya pada kalian, bawa tas ini dan bawa pergi bersama kalian," ucap Isabella.

Beberapa saat kemudian sepasang suami istri itu pergi membawa bayi Anneth, merekapergi meninggalkan Isabela menuju negara yang sangat jauh yaitu Indonesia.