PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Aku Bukan Perempuan Bodoh

Aku Bukan Perempuan Bodoh

Penulis:Listia

Berlangsung

Pengantar
Azilla merasa yakin bahwa anak pertamanya meninggal bukan karena kecelakaan disaat dia keluar kota untuk menangani kasus,tapi karena telah dibunuh oleh seseorang. Entah siapa yang tega membunuh anak kecil yang tak berdosa itu.Untuk itu Azilla bertekad untuk mencari pelakunya. Siapa yang membunuh putra Azilla,adakah keluarga yang terlibat?karena sua bukti seakan hilang dan rapi tertutupi.
Buka▼
Bab

Jam menunjukkan angka 06.00 WIB.

"Banguuuuunn..Zilaa,sudah jam 6 pagi,ingat wisudamu jam berapaaa??"teriak mommyku seperti biasa..

"Ya mom..5 menit lagi.."

jawabku sambil menarik selimut..

      Memang cuaca akhir-akhir ini dingin,apalagi di daerah Bandung Indonesia Bagian Barat..

Aku bukan asli Bandung,karena aku dilahirkan di Yogyakarta,kami pindah ke Bandung mengikuti Papi yang ditugaskan memimpin salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri textil.

Oh ya..namaku Azilla Cahaya Kirani,usiaku 22 tahun,karena dulu mommy memasukkan aku ke SD di usia 6 tahun,karena otakku lumayan cerdas,aku bisa lulus tepat sesuai jenjang pendidikan.Dan sekarang wisudaku di salah satu Universitas terkenal di Bandung.

 "Zillaaaaaaaa...."teriakan kedua mommyku,yang artinya apa??sebentar lagi Sang Ratu akan berubah jadi Mak Lampir versiku,haiiissshh..bisa kena lempar gayung sama mommy kalau gak segera dijawab tuh..

"Ya Mommyyyy..."sahutku.Aku buru-buru bangkit dan beresin tempat tidurku,dan langsung mandi,karena kebiasaan terasyikku habis menunaikan sholat shubuh kembali tidur lagi,siapa sih yang gak suka begitu??.

    "Jadi anak perempuan tuh yang rajin zilla masak habis shubuh tidur lagi,entar rizqimu ilang dipatuk ayam tetangga tuh.."

Mommy Lila,wanita yang melahirkan ku 22 tahun lalu,walau sudah berumur kepala 4 mommyku masih cantik dan segar karena beliau rajin merawat tubuh dan wajahnya dengan ramuan alami bikinannya sendiri.

     "Ayam tetangga aja yang kurang bersyukur,Rizki orang kok nekat di patuk?"cerocosku tak mau kalah.

    "Eh..anak ini dibilangin orang tua ngejawab aja,papiiiii..."teriak mommy pertanda sebentar lagi Sang Raja akan datang menghampiri ikutan menceramahi Sang Putri tentunya.

   "Idiiih mommy,ngadu mlulu ke papi.. iya,iya..zilla akan diem menurut kata mommy"jawabku ,sebelum beneran Sang Raja,laki-laki yang jadi sponsor utama akan kelahiran ku itu akan ikutan memberikan puluhan kata tuk putrinya ini,dan jika sudah begitu aku hanya bisa diem menunduk karena jadi pantangan dirumah ini jika anak berani menjawab nasehat orangtua,itu warisan leluhur kami tradisi di Yogyakarta.Jika berani jawab, maka siap-siap tuk jadi gelandangan.

   "Ada apa sih mi..pagi -pagi sudah ribut??"kata papiku,papi Zaidan,laki-laki yang menjadi panutan dan cinta pertamaku itu.Walau beliau tegas tapi lembut pada istri dan anak-anaknya,justru itulah yang membuatku semakin hormat dan mengagumi beliau.Beda dengan mommyku beliau bukan asli Yogyakarta tapi asli Jakarta,jadi agak modern sedikit,tapi setelah jadi Istri papi,beliau jadi wanita yang menjunjung tinggi etika di luar ,walau kalau sama anaknya beliau masih bisa rame juga.

   "Biasa Pi,putri tercintamu itu kapan insyafnya,bangun pagi bantu momy beberes rumah,masak,gak tidur mlulu..bukannya bentar lagi mau jadi istri juga?"Jawab mommy.

    "Mommy kok gak tahu kebiasaan mbak zilla sih mi..kapan dia mau bangun pagi,bangun pagi sekali aja pas dia awal jadi mahasiswa kudu datang pagi karena ada acara Orientasi Mahasiswa Baru".Sahut Riza  adikku yang paling ganteng,kami hanya selisih 2 tahun,jadi 1 kampus denganku,aku di jurusan Hukum,dia di Jurusan Tehnik .

     "Iyain aja deh,secara sang putri nan cantik  jelita,dan teraniaya ini kalah melawan three Musketeers". jawabku asal,dan benarkan seketika aku mendapat lirikan tajam dari mereka bertiga.

   "Teraniaya bagaimana?dinasehatin tuh biar jadi baik,bukan menganiaya zillaaa.."balas mommy.

  "Sudah-sudah,daripada ribut ayo sarapan,papi ada meeting di kantor,dan Zilla berangkat dulu aja sama mommy dan Riza,nanti papi nyusul setelah meeting selesai,papi hanya sebentar kok,membahas proyek yang kurang sedikit dibahas" sela papi,memang papiku is the best,selalu jadi penengah aku dan mommy,karena kata Eyang di Yogya,wetonku

hari lahir Jawa

sama dengan mommy jadi akan saling ribut tak sejalan.

  "Iya Pi,nanti Zilla akan berangkat dengan mommy dan Riza" kataku.Kami bertiga pun bergilir mencium takzim tangan papi,kebiasaan sedari dulu bahwa jika mau pergi atau datang harus mencium tangan orang yang lebih tua.

  "Hati-hati ya Pi,ingat nanti jam 10 wisudany.."lanjut mommy saat mengantar papi kedepan rumah seperti biasa.

  " Baik mi,papi usahakan tepat waktu demi putri papi yang paling cantik ini.."balas papi sambil mengacak rambutku dan mencium kening mommy,begitulah papi,sosok ayah dan suami yang baik.

  Setelah papi masuk ke mobil dan meninggalkan halaman rumah,kami pun bertiga masuk,tuk bersiap-siap di acara wisuda,mommy dan aku menunggu Tante Lusy ,keponakan momy yang mempunyai butik dan salon rias pengantin di Bandung,beliau cantik dan masih bugar,Om Irvan sangat beruntung memilikinya,sudah cantik pintar bisnis,tapi sayang di usia beliau sekarang masih belum memiliki momongan,dan om Irvan pun tak mempermasalahkannya.

  Sampai di kamarku sambil menunggu Tante Lusy aku membalas chat di group sahabatku,teman fakultas,pada heboh pakaian dan make up yang akan mereka gunakan.Aku cukup memakai kebaya baby pink yang mommy pilihkan di butik Tante Lusy,karena aku dalam hal pakaian tak pandai memilih dan memadukan dengan hijabku,ya aku berhijab karena papi yang memerintahkan wanita harus berhijab,boleh dikata aku tak kuasa menentukan pilihan hidupku,semua yang aku punya dan aku pakai adalah pilihan orangtua,termasuk jurusan fakultas hukum pun bukan atas pilihanku.Tapi walau aku kuliah di jurusan hukum,aku selalu meluangkan waktu tuk memanjakan hobbyku di dunia desain baju,sudah banyak desain baju yang kubuat dan ku kirimkan ke tante Lusy yang memiliki butik ,sudah banyak baju yang Ku desain jadi baju terhits dan terfavorit di butik Tante Lusy,semua rupiah yang kuterima dari Tante ku simpan di Bank,untuk kebutuhanku kelak yaitu aku ingin mempunyai butik yang terkenal,itulah impianku.

  "Haiii kak..dimana Zilla?aku siap merias bidadari kecilku itu.."

itu suara Tante Lusy,menyapa mommy,ah akhirnya Tante yang sangat menyayangiku bak putrinya sendiripun datang.

  "Eh Lusy sudah datang kamu,tuh si Zilla ada di kamarnya,masuk aja"

jawab mommy,seperti biasa Tante Lusy jika datang akan langsung masuk kerumah,sudah jadi kebiasaannya dan kamipun sangat mengenal kebiasaannya itu.