PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Lava VS Air

Lava VS Air

Penulis:Mmy_chxco

Berlangsung

Pengantar
Lava itu galak, emosian,suasana hatinya selalu panas. Berandalan paling terkenal di SMA Darmapala. Dunia kerasnya tiba-tiba diluluh kan oleh seorang gadis penyuka Susu Pisang. Airin Alister, gadis manis dan apa adanya. Tapi semua tau, apa yang terjadi antara 2 Elemen Bumi itu menyatu, Lava vs Air akan menciptakan pembekuan Batu. Dan apakah mereka juga akan menghasilkan pembekuan yang sama? Atau Lava yang panas akan menjadi Lava Dingin jika bersatu dengan Air?
Buka▼
Bab

2 Mei, Bandung.

"Neng, udah sampe."

Suara supir taksi menyadarkan seorang gadis dari lamunannya.

Matanya bergulir memperhatikan sekitar kemudian mengangguk.

"Terimakasih Pak. Kembaliannya ambil aja." Gadis itu memberi sejumlah uang dan keluar dari taksi.

Melupakan si sopir taksi, kini perhatiannya tertuju oleh gedung sekolah yang megah didepan nya, serta banyaknya orang-orang berseragam sama dengannya berlalu lalang memasuki gedung sekolah elite bernama SMA Darmapala.

Gadis bertas ungu terang itu menarik nafas pelan.

"Semangat Air! Kamu pasti bisa!" Ucapnya pada diri sendiri dan mulai melangkah.

Airin Alister, Murid angkatan terakhir pindahan dari Yogyakarta yang memiliki wajah cantik dan tubuh mungil.

Airin pernah tinggal di Bandung sewaktu kecil sampai SMP kelas 2. Tapi karena papahnya di pindah tugaskan di Yogyakarta, jadilah sekeluarga pindah meninggalkan kota kelahiran Airin.

Dan ditahun ini, Airin kembali. Sedang berdiri ditengah halaman sekolah ini, SMA Darmapala. Sekolah impian nya sedari dulu, dan teman-teman masa kecilnya.

Airin menuju ruang kepala sekolah untuk melapor dan menanyakan kelas, urusan lainnya sudah diurus oleh Mamahnya kemarin. Jadi Airin hanya perlu mengetahui dimana letak kelas barunya.

SMA Darmapala ini terdiri dari 3 gedung. 1 gedung IPA, 1 gedung IPS, dan gedung utama yang terdiri dari ruang guru, kantor kepsek dan berbagai Laboratorium.

Bel pelajaran sudah berbunyi saat Air masih didalam ruang kepsek tadi. Jadi sepanjang koridor menuju gedung IPA, Airin tidak menemukan siapa-siapa.

Saat dibelokan gedung, mata Air menangkap letak kantin yang luas. Tapi bukan itu titik fokusnya, melainkan sesuatu didalam kantin sana.

"Susu Pisang!!" Pekiknya tertahan.

Airin berlari kecil memasuki kantin dan menghampiri stan penjual yang menyediakan susu kotak rasa Pisang.

"Mba! Air mau ini 2 berapa?" Tanya nya mengambil 2 kotak susu Pisang.

Penjual itu mendongak menatap Airin, "15 Ribu aja Neng."

Airin mengambil selembar uang 20 ribu dan menyerahkan pada sipenjual.

"Kembalian nya ambil aja Mba." Ujar Airin tersnyum manis.

"Panggil Teh Ani aja, Neng." Sahut penjual itu.

"Ohh. Oke, Teh Ani." Airin menyengir dan memberi simbol OK dengan jarinya.

"Anak baru ya? Teteh gak pernah liat Neng Geulis." Tanya Teh Ani memperhatikan gadis manis didepannya itu.

Airin menyedot susu nya kemudian mengangguk. "Aku Airin Teh, baru masuk hari ini hehe." Jawab Airin kembali terkekeh.

"Loh? Kok gak masuk kelas?" Tanya Teh Ani heran.

Sedetik kemudian Airin melotot. "Ya ampun lupa!!"

Airin berlari meninggalkan Teh Ani yang menggeleng terheran menatap nya yang berlari dengan 2 kotak Susu pisang ditangan nya.

Airin merutuki kebodohannya. "Aduh..harus naik tangga lagi." Gerutunya sebal menaiki satu persatu anak tangga.

Airin kembali berlari menuju ujung koridor dimana letak 12 IPA 2 berada.

Brak

Airin membuka pintu dengan kasar.

Semua menoleh pada pintu yang dibuka kasar dan menampilkan sesosok siswi dengan penampilan acak-acakan dan berkeringat. Tidak lupa 2 susu kotak ditangannya.

"Hehe.." Airin menyengir lucu saat hampir semua murid menatapnya aneh.

Airin menyedot habis susu pisang nya dengan masih berdiri di tengah pintu.

Setelah habis, membuangnya ke kotak sampah yang ada didepan kelas.

"Assalamu'alaikum." Salamnya tersenyum manis seakan tidak pernah melakukan salah. Tapi Airin merasa dia tidak melakukan kesalahan.

"Siapa kamu?" Pertanyaan pertama yang didapatnya dari guru perempuan yang sedang mengajar.

"Air." Jawab Airin polos.

Hampir seisi kelas menahan tawa mendengarnya.

"Air minum? Gimana sih?" Sahut Seorang siswi bingung, yang diangguki yang lain.

"Maksudnya kamu siapa dari mana?" Ulang guru itu.

"Dari Yogyakarta Bu." Jawab Airin lagi.

"Anak baru?" Tanya seorang gadis yang duduk dipaling depan.

Airin menoleh, kemudian tersenyum mengangguk 2 kali.

"Oohh.." Hampir sekelas menyahut mengerti.

"Salken-salken gak Bu?" Tanya Airin menatap Guru nya itu.

"Oh iya, silahkan perkenalan diri." Guru itu mempersilahkan.

"Haii calon temen-temen!" Sapa Airin membuat murid lain terkekeh dan menyahut.

"Haii.. Calon temen." Jawab mereka serentak membuat Airin menggaruk rambutnya tidak gatal.

"Perkenalkan, aku Airin Alister. Panggil Air aja, pindahan dari Jogja. Salken semua." Airin melambaikan tangan kanannya yang menganggur tak lupa senyum nya yang terus mengembang. Oh satu lagi, susu kotak yang masih melekat di genggaman tangan kirinya.

"Oke Airin, hanya ada satu kursi kosong, yaitu di samping Bela."

"Bela?" Panggil Guru itu tapi tak ada yang menyahut.

"Molor buk." Adu seorang laki-laki yang duduk di belakang dengan menunjuk seorang gadis yang tertidur berbantalan tas.

Bu Puja yang mengetahui itu melempar Bela menggunakan spidol nya.

"BELA!" Teriak Bu Puja membangunkan Bela yang tertidur, juga membuat jantung Airin serasa ingin lepas dari sarangnya.

Bela mengangkat kepalanya dengan komuk yang membuat seisi kelas tertawa.

"Siap komandan!" Kata Bela dengan mata masih sedikit terbuka.

Airin menekuk alisnya berfikir melihat Bela yang diomeli Bu Puja.

"ARABELLA?!!" Teriak Airin menunjuk Bela.

Mereka semua menoleh kembali pada Airin yang masih berdiri.

Bela yang tadinya belum sadar, langsung membuka matanya lebar-lebar menatap Airin.

"AIRA?!" Teriaknya kaget berdiri dari kursi.

"AIRIN!" Koreksi Airin kesal.

"Nah iya... AIRIN? ANJING!!" Teriak Bela heboh dan mendapat sabetan buku paket dari Bu Puja karena kelepasan berbicara kotor.

"Ampun Bu. Nanti dulu, Itu Aira saya." Bela menghindar dan berlari menuju Airin yang sudah merentangkan tangannya.

"HUAA..." Mereka berdua berpelukan di depan kelas seperti teletubies tanpa memperdulikan puluhan pasang mata menatap mereka cengo.

"Hiks...Ara.." Airin menangis memeluk Bela.

"Airaa..." Bela ikut mendramatisir.

Airin memukul punggung Bela, "Airin! Kapan bisa bener panggil nama Air? Hiks." Ujarnya dengan kesal.

"Hehe.. Gua gak mimpi kan? lo pulang? Lo disini? Di Darmapala??!!" Bela kembali memeluk Airin erat.

"KHEM!!" Deheman satu kelas membuat kedua gadis edan itu melepas pelukannya.

"Udah dramanya?" Tanya Bu Puja melipat tangan di dada.

Air dan Bela menyengir kemudian menghapus air mata masing-masing.

"Saya terharu Bu! Ini teh babaturan aing!" Bela merangkul Airin.

"Edan gak nih kek kamu?" Tanya Bu Puja disambut tawa temen sekelasnya.

"Heh cicing! Jangan ada yang mengotori otak suci Aira--"

"AIRIN!!" Potong teman sekelasnya membuat Bela menelan lagi ucapannya.

"Ya, Airin. Dia sahabat gua. Akhirnya gua punya temen normal woi!! Setelah 2 taun idup di kandang kambing." Hiperbola Bela mendapat lemparan kertas dan sorakan dari 12 IPA 2 yang sedikit tidak normal.

"NGACA BEL, RAMBUT LO UDAH KEK DOMBA BERBULU SRIGALA!" Teriak seorang pemuda yang tadi menunjukkan.

"Bacot lo Parhan!" Sahut Bela galak.

"Kenapa saya harus jadi walas nya orang-orang gak waras?" Tanya Bu Puja memijit kepalanya menghadapi tingkah anak muridnya.

"Air capek. Kapan boleh duduk??!" Rengek Airin memelas membuatnya 100% seperti anak SD.

Dengan perawakan sekitar 150 dan tubuh yang mungil tapi sedikit berisi, wajah yang terlihat Baby Face serta sifatnya yang unik dan sedikit Naif. Siapa yang menyangka bahwa Airin murid SMA kelas 12?