PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Bumi Dan Relitanya

Bumi Dan Relitanya

Penulis:ImSomnia_mo0n

Tamat

Pengantar
Mari kita berbicara tentang Dunia. Jika dia adalah Bumi, maka aku adalah Relitanya. Aku memang bukan sebuah Realita! Aku adalah Relita. Tapi sebenarnya Relita untuk Bumi atau Semesta? - Relita adalah seorang gadis remaja lugu yang baru saja memulai kehidupan menyenangkan di SMA. Namun siapa yang akan menduga bahwa pertemuannya dengan seorang senior bernama Bumi. Sosok laki – laki misterius yang tanpa sengaja menabrak Relita. Seperti halnya sebuah kisah cinta, Relita jatuh cinta. Ia jatuh cinta pada sosok Bumi yang menjadi dunianya. Relita mencinta Bumi yang selalu mengisi hari – harinya. Tapi sama halnya dengan kisah cinta, Relita juga terluka. Ia terluka karena sosok Bumi yang sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Namun Bumi terlalu besar, ia bahkan mengisi hampir seluruh isi hati Relita. Membuatnya tertutup sangat rapat, hingga Relita tidak membiarkan Semesta masuk begitu saja.
Buka▼
Bab

Ini adalah awal dari hari. Hari penting dimulainya masa SMA yang baru bagi Relita. Untuk pertama kalinya Relita mengganti seragam putih-biru miliknya menjadi baju seragam dengan putih-abu abu. Baju seragam Relita adalah sebuah kemeja putih dibalut jas almamater berwarna biru tua dan rok abu-abu sepanjang lutut khas anak SMA, dipadukan dengan sepasang sepatu pantofel berwarna hitam, tampak sangat serasi dikakinya yang jenjang. Relita seperti sebuah batrai yang baru saja di carger, semangatnya terisi penuh, bahkan tidak lupa Relita membagi antusiasnya kepada semua teman-temannya.

Seperti inilah Relita, orang yang setiap hari akan selalu tersenyum kepada siapapun yang ditemuinya. Ia tidak pernah marah karena hal apapun. Bahkan Relita dengan mudah akan memaafkan siapapun yang mau mengatakan maaf lebih dulu. Karena menurut Relita, seseorang yang berani meminta maaf secara langsung, haruslah mendapatkan pujian atas keberaniannya. Jadi sebagai pujian itulah Relita akan memaafkan orang tersebut.

“Halo, pagi”

Sapa Relita pada teman-temannya yang sendari tadi sudah berdiri di tengah lapangan upacara dibawah matahari yang memancarkan sinarnya, seolah ia sedang menunjukan betapa besar kekuatan panas dirinya.

“Pagi Relita, udah kerjain tugas Pak Joko belum?”

Yang barusan bicara itu adalah Raina. Ibarat hujan, Raina adalah sosok yang selalu menyejukkan. Dia bukan seseorang yang sungkan mendengarkan namun juga bisa menjadi sosok yang menenangkan orang lain dengan segala kalimat yang terucap dari bibirnya. Raina adalah seorang yang cukup cerewet, ia memiliki banyak sekali kalimat nasihat, yang siap menyambut siapapun ketika mereka meminta saran darinya.

Raina, ia memiliki wajah seperti hujan. Wajahnya tampak dingin namun sebenarnya menenangkan. Hidungnya yang mancung dan kulit yang putih membuat Raina cukup menarik dimata anak laki-laki di sekolahnya. Tapi seorang Raina sudah sold out sejak awal masuk SMA. Pacarnya adalah wakil ketua osis yaitu Arsena. Mereka bertemu ketika kegiatan MOS atau yang orang kenal sebagai kegiatan masa orientasi siswa, dan dia adalah salah seorang senior anggota osis yang menjadi kakak pembimbing di kelompok Riana saat itu.

“Tunggu, kan kemarin pelajaran Pak Joko cuma perkenalan? kok bisa tiba-tiba ada tugas?”

Suara halus itu menyambut telinga mereka. Dia Haruna, gadis keturunan Jepan-Indonesia. Ibu Haruna adalah seorang guru Bahasa Jepang di sekolah ini, sedangkan Ayahnya Haruna seorang pemilik restoran Jepang yang sangat terkenal di kota. Wajahnya terlihat sangat oriental, terkesan seperti seorang keturunan Jepang asli, mungkin tidak akan ada yang menduga bahwa Haruna adalah setengah keturunan Indonesia. Rambutnya berwarna hitam legam sepanjang punggung, dengan mata yang bulat besar, Haruna terkesan imut baik dimata anak laki-laki, bahkan perempuan pun akan mengakuinya. Haruna juga merupakan orang yang sangat ramah, namun ia sangat pendiam. Bagi Relita dan Raina, Haruna itu misterius. Seolah ada banyak rahasia yang ia sembunyikan dari mereka.

“Siapa yang bilang pelajaran Pak Joko ada tugas?” tanya Relita.

“Tara” jawab Raina sambil mengacungkan telunjuknya kearah Nusantara. Lalu Raina mulai marah tidak karuan, setelah menyadari bahwa dirinya baru saja ditipu oleh sang Nusantara.

Nusantara adalah teman sekelas mereka, pria itu memiliki postur tubuh yang tinggi tegap dengan mata tajam seperti musang. Rambutnya berponi layaknya idol korea yang terkenal. Nusantara termasuk dalam golongan tampan dimata anak kelas sebelah dan para senior perempuan. Ia memang sangat terkenal jail dan hal terbodoh adalah mempercayai kata-kata seorang Nusantara. Nusantara adalah orang yang jujur, ia akan mengatakan kenyataan meski itu menyakitkan bagi orang lain. Tapi Nusantara adalah orang baik, meski hanya sedikit.

Tak lama kemudia suara mulai terdengar,

“Upacara pengibaran bendera segera dimulai, Pemimpin barisan memasuki lapangan upacara, barisan disiapkan”

Hari senin itu dimulai dengan upacara pengibaran bendera seperti biasa. Tapi juga dimulai dengan banyak hal, seperti matahari yang panas, langit yang cerah, keringat yang membasahi dahi dan juga pertengkaran antara Raina dan Nusantara.

Lalu siapa Relita?

Relita hanyalah seorang gadis remaja lugu yang baru saja akan memulai kehidupannya di SMA, kehidupan yang menyenangkan tentunya. Karena Relita sendiri adalah sesorang yang penuh senyuman, ia suka berusaha membuat dirinya dan orang disekitarnya merasa bahagia dan senang. Relita tidak bisa disebut cantik. Tapi Relita memiliki kepribadian yang menawan, sosok yang selalu tersenyum pada orang orang disekitarnya, dipadukan dengan lesung pipit di pipi kanannya. Relita adalah perpaduan dari cantik dan sempurna dengan caranya sendiri. Matanya tampak sayu, namun tetap terlihat memancarkan cahaya. Rambut Relita tidak sepanjang Haruna, hanya sepanjang bahu. Namun, sangat serasi dengan wajahnya yang sedikit chubby.

Setelah kegiatan upacara yang melelahkan itu, semua siswa mulai berhamburan pergi meninggalkan lapangan dan kembali ke kelas masing – masing.

“Tara! Jangan dekat-dekat, kau menyebalkan” teriak Raina sembari berjalan dengan kaki yang terus dihentak-hentakan ke tanah dengan keras.

“Aku hanya bercanda Raina cantik” sahut Nusantara, mencoba merayu Raina yang sedang dalam mode marah. Karena Nusantara takut jika seorang Raina marah, bisa-bisa total tagihan kas miliknya berubah menjadi berkali lipat. Mengingat Raina adalah bendahara kelas.

“Jangan di ampuni, tagihan kas naik dua kali lipat harusnya itu” ujar Dirga mengkompori Raina agar menaikkan tagihan kas Nusantara.

“Haruna jangan nakal! Reina jangan dinaikkan dua kali lipat ya, kasihan Tara…” sahut Relita, baru saja Nusantara akan mengucapkan terimakasih pada Relita, namun Relita kembali berucap

“naikkan saja tiga kali lipat. Biar tahu rasa dia” lanjut Relita, yang di sambut gelak tawa dari teman-temannya.

“ahh… Relita jangan mengatakan hal buruk seperti itu. Mendengarnya saja sudah menyeramkan. Apalagi jika menjadi kenyataan” sahut Dirga lagi.

Dirga adalah kebalikan dari Nusantara. Tubuhnya lebuh pendek diantara anak laki laki dikelasnya, namun tetep lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Dirga memiliki tubuh yang sangat ramping, kulitnya bahkan putih. Jika tidak mengenalnya mungkin kalian akan mengira Dirga adalah gadis tomboy, yang cantik dengan rambut cepaknya. Sebuah fakta lagi dari seorang Dirga, ia adalah anak seorang konglomerat di Indonesia. Dirga memang sangat kaya, tapi ia sedikit boros. Dirga suka membeli barang-barang tidak berguna seperti video game dan hal lain, tapi untuk kas kelas, jangan ditanya mungkin dia bahkan belum pernah membayarnya.

Relita, Haruna, Reina, Nusantara dan Dirga adalah teman satu kelas. Bahkan saat kegiatan masa perkenalan peserta didik baru, mereka juga satu kelompok, maka tidak aneh jika mereka sudah sangat akrab dan saling melempar candaan masing – masing. Bahkan mereka sudah seperti sahabat, yang tidak mudah dipisahkan.

Terlalu asik bercanda, membuat mereka tidak memperhatikan jalan, lalu tubuh kecil Relita tanpa sengaja menabrak dada bidang seseorang. Begitu saja Relita langsung jatuh tersungkur di tanah, tapi bukan Relita jika hal seperti itu membuatnya marah. Relita hanya meringis kesakitan, sedangkan yang lain langsung panik terutama Raina yang sangat cerewet.

“Duh kalau jalan lihat-lihat dong, jangan asal berdiri ditengah ja…” ucap Raina tapi ucapannya berhenti disana. Raina dan yang lainnya tidak bisa berkata – kata lagi, sosok didepannya sangatlah mempesona. Tubuh tinggi, tidak terlalu berisi tapi juga tidak kurus. Rambutnya sedikit panjang hingga menjuntai menutupi matanya. Baik Relita maupun yang lainnya tidak pernah melihat orang ini sebelumnya. Menduga bahwa dia adalah senior di sekolahnya. Sosok itu berdiri disamping pacar Raina yang bernama Arsena.

Dengan cepat Relita kembali berdiri dan membersihkan roknya yang kotor karena debu lantai. Dia mengucapkan maaf berkali-kali,

“maaf kak, maaf kak …”

Laki-laki dengan nama Bumi pada nametagnya itu hanya mengangguk kecil, dan mengatakan “iya” lalu pergi begitu saja diikuti beberapa temannya begitu juga sosok Arsena, yang melambai pada Raina dan ikut pergi. Relita dan yang lainnya bahkan terpesona sampai melihat kepergian Bumi sampai benar – benar menghilang dari pandangannya.

Saat itulah Relita melihat Bumi. Bumi yang membuat Relita terpesona pada wajah dan suaranya. Sekarang mungkin Bumi masih sosok yang belum bisa digapai Relita. Tapi dalam hati Relita sudah menanamkan kalimatnya sendiri.

Relita jatuh cinta pada Bumi.

Dunia yang akan Relita warnai.