PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Reflection In Your Eyes

Reflection In Your Eyes

Penulis:Chiiharu

Tamat

Pengantar
“Aku ingin bayangan yang terpantul di matamu adalah aku. Karena meski aku berdiri di depanmu, yang kau lihat selalu saja arah yang lain.” Sekali pun, Yoo Sera tak pernah berpikir untuk bekerja di Lilt Entertainment, sebuah perusahaan besar di Korea Selatan. Namun, pertemuannya dengan salah satu grup perusahaan tersebut, membuat wanita berusia 26 tahun dan berdarah Indonesia-Korea itu berubah pikiran. Tepatnya, bukan kedelapan anggota grup tersebut, atau Cynosure. Tapi, hanya salah seorangnya, yaitu Hwan alias Kim Min Gwan. Ia tak punya tujuan lain bekerja di sana, selain agar bisa melihat pria itu dari dekat. Namun, hatinya sakit saat tahu bahwa diam-diam Min Gwan sudah punya kekasih. Di saat yang bersamaan, ia malah terjebak dalam hubungan aneh dengan anggota lainnya, Rein alias Ahn Hyeon Gi. Akan mudah jika semuanya berakhir di sana, terlebih perlahan Hyeon Gi menaruh hati padanya dan bisa saja merebut hatinya. Namun, apa jadinya jika hubungan Min Gwan dan kekasihnya itu retak, lalu dirinya dan pria itu jadi dekat, membuatnya jadi punya kesempatan? Hingga akhirnya, terciptalah sebuah hubungan banyak arah tanpa titik temu. Cerita ini hanya fiksi. Nama perusahaan, grup, tokoh, kejadian, dan latar belakang tidak berkaitan dengan dunia nyata.
Buka▼
Bab

“Pagi, Senior.”

Seorang wanita membungkuk kecil, dengan senyum cerah melengkung di bibirnya. Ia menyapa setiap senior yang ditemuinya di lorong perusahaan, tanpa melewatkan seorang pun. Hari baru kembali dimulai. Entah masalah apa yang akan ditemuinya hari ini, ia sudah punya semangat dan energi baru untuk menghadapinya.

“Pagi, Sera. Data terakhir sudah kutaruh di atas mejamu, ya,” balas salah satu seniornya.

Wanita itu mengangguk, lalu memacu langkahnya. Saat ruang kerjanya terlihat, ia menghentikan langkahnya sejenak dan memeriksa penampilannya, tak ingin sedikit pun terlihat berantakan. Tak lupa, ia juga memeriksa letak ID card-nya yang mungkin terbalik atau miring karena berkali-kali membungkuk dan berjalan cukup cepat.

Namun, bukannya langsung membenarkannya. Saat melihat ID card-nya, ia malah menarik dan membaliknya untuk ia baca. Seketika, senyum di bibirnya berganti dengan senyuman bangga. Aneh, memang. Sudah lebih dari setahun ia diterima bekerja di perusahaan ini, namun ia masih seperti ini setiap kali melihat ID card-nya.

“Yoo Sera - Staf Logistik - Lilt Entertainment”, itu yang tertulis di bawah fotonya.

Ia pun segera membenarkannya, dan kembali berjalan ke ruang kantornya.

Ya, Yoo Sera nama lengkap wanita itu. Ia berdarah campuran Indonesia-Korea. Ayahnya yang berdarah Korea memberinya nama itu agar masuk di kedua negara. Ia bisa memperkenalkan diri dengan menghilangkan marganya saat berada di Indonesia, sedangkan saat di Korea, nama Sera sendiri cukup umum.

Ia memilih kewarganegaraan Indonesia saat berusia 17 tahun. Namun, ia memutuskan untuk melanjutkan studinya di Korea Selatan setelah lulus SMA, dan bekerja di Negeri Ginseng ini. Yang mana, itu pun memudahkannya karena tahun ini ia berusia 26 tahun. Jika di Indonesia, ia sudah masuk—bahkan melewati—usia emas untuk menikah, tapi di Korea, tak aneh jika di umur segini masih mengejar karir.

Ayahnya menjalankan bisnis di Korea, membangun sebuah perusahaan elektronik, dan bertemu ibunya saat melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama, saat membeli roti di toko roti ibunya. Kata ibunya, itu pertama kalinya ayahnya mengabaikan pekerjaan dan menetap selama sekitar satu bulan di sana untuk mengejar ibunya, belajar bahasa Indonesia, sebelum akhirnya diminta pulang paksa ke Korea.

Tapi, pada akhirnya ayahnya berhasil kembali dan meluluhkan hati ibunya, lalu mereka menikah. Ibunya, dirinya, dan adik laki-lakinya memilih untuk tinggal di Indonesia, hanya saat libur panjang sekolah pergi ke Korea. Sementara itu, ayahnya tetap tinggal di Korea, namun sering bolak-balik dan tinggal di Indonesia selama beberapa waktu.

Karenanya, saat Sera memutuskan untuk kuliah di Korea, ayahnya mengajaknya tinggal bersama. Selama setengah tahun awal, ia pun tinggal bersama ayahnya. Terlebih, sistem pendidikan di Korea berbeda dengan di Indonesia, jadi ia tak bisa langsung berkuliah di tahun yang sama setelah lulus SMA.

Ia mengambil kelas bahasa Korea terlebih dahulu di sana, sambil mempersiapkan semua dokumen yang dibutuhkan. Bagaimanapun juga, bahasa Koreanya saat itu belum terlalu lancar, karena jarang dipraktikkan. Lalu, saat kehidupan perkuliahannya akan dimulai, ia pun ingin mandiri, dan memutuskan untuk menyewa apartemen sendiri di dekat kampusnya.

“Pagi, Senior, Ketua tim,” sapa Sera saat memasuki ruangannya, pada beberapa orang yang sudah datang.

“Pagi. Tolong buatkan kopi, ya. seperti biasa,” pinta ketua timnya, tepat saat ia menggantungkan tasnya di kursi.

Sera tersenyum dan mengangguk. Setelah itu, ia pergi ke ruang pantry.

Sebenarnya, dulu perusahaan ini bahkan tak diliriknya. Ia tak pernah berpikir untuk bekerja di Lilt Entertainment, meski tahu tentang perusahaan ini dan sering mendengarnya. Hanya saja, karena sebuah alasan, sejak semester ke-tujuh kuliahnya, ia ingin masuk kemari. Meski ia tahu, selain peluang masuknya sendiri sudah kecil, itu jadi lebih kecil lagi untuknya. Karena, jurusan penyiaran yang diambilnya saat kuliah lebih cocok untuk bekerja di stasiun televisi.

Tapi, apa daya. Ia tak bisa mengganti jurusannya setelah tiga tahun berkuliah dan sudah akan lulus.

Setelah menyelesaikan kuliahnya selama empat tahun, ia pun langsung mencoba melamar ke perusahaan ini. Perekrutannya besar-besaran, namun hanya dibuka satu tahun sekali. Sayangnya, di tahun pertama ia tidak lulus karena belum ada pengalaman, dan posisi yang tersedia benar-benar tak ada yang linear dengan jurusannya.

Akhirnya, sampai tahun berikutnya, ia membantu ayahnya di perusahaan. Ia mencoba sebanyak mungkin pekerjaan yang ada tanpa mengganggu, untuk mendapat pengalaman. Ayahnya meminta agar ia benar-benar bekerja di perusahaan ayahnya saja, namun ia menolak dan langsung melamar kembali ke Lilt Entertainment begitu perekrutan berikutnya dibuka.

Syukurlah, saat itu ia lulus semua tes dan berhasil meyakinkan pewawancaranya. Ia memilih untuk tak mencantumkan posisi yang ingin ia lamar saat melamar, dan pihak HR memutuskan untuk menempatkannya di departemen logistik.

Karena perusahaan ini sudah berdiri sejak ia masih bayi dan memiliki banyak artis beserta grup binaan, di departemennya sendiri ada puluhan staf, yang dibagi menjadi sepuluh orang per ruangan. Departemennya mengurusi masalah peralatan termasuk pendataannya, seperti untuk panggung comeback, konser, dan acara-acara semacam itu. Terkadang, mereka juga mengurusi masalah transportasi dan akomodasi.

Namun, untuk Sera yang tergolong paling baru masuk ke perusaaan, pekerjaannya bisa di luar itu, seperti mengerjakan pekerjaan senior-seniornya. Namun, ia tak mengeluh meski tidak suka, dan mengambil sisi positifnya. Sudah untung ia diterima di sini, dan mungkin di perusahaan lain lebih dari ini. Terlebih, ia bisa menambah pengalamannya lagi dengan ini.

Termasuk yang sedang dilakukannya saat ini. Sebenarnya, ia tak suka disuruh membuat kopi seperti ini, atau membelikannya. Namun, ia tetap mengerjakannya. Mereka bilang, ini kerjaan anak baru. Mungkin, ini akan dialihkan pada juniornya nanti, karena rencananya perekrutan tahun ini akan dimulai minggu depan.

“Ini kopinya,” Sera menaruh setiap cangkir di meja masing-masing orang setelah selesai membuatnya. Setelah itu, ia kembali ke mejanya dan menoleh ke arah ketua tim ruangannya. “Ini data terakhir, Ketua tim?”

Ketua timnya mengangguk, dan Sera mengernyit melihat tumpukan kertas di atas mejanya. Beberapa waktu lalu, tiga acara dari tiga grup berbeda baru saja selesai, dan ia harus memeriksa apa semua data yang tertera benar.

Ia pun duduk dan mulai memeriksanya. Seketika, kerutan di alisnya melembut, dan bibirnya tersenyum saat melihat nama grup yang disukainya, yang menjadi alasannya bekerja di sini, ada di lembar ke-dua.

Cynosure.

Tapi, tidak. Sebenarnya, bukan seisi grupnya yang menjadi alasannya. Melainkan, salah satu anggotanya.

Hwan, alias Kim Min Gwan.

***