PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Istri Kedua

Istri Kedua

Penulis:Rira Syaqila

Berlangsung

Pengantar
Karena uang, Yuna harus kembali menyandang sebagai istri kedua. Pertemuannya dengan seorang putri dari Pengusaha yang terkenal Dingin dan kejam, membuat Yuna harus kembali menyandang gelar sebagai istri kedu. Yuna terpaksa menerima tawaran Devan untuk menjadi Istrinya, Karena Devan menawarkan uang yang sangat Yuna butuhkan. "Tulis, berapa nominal yang kau butuhkan. " Devan memberikan cek kosong kepada Yuna. Dengan tangan bergetar, Yuna meraih cek itu, dan menulis jumlah uang yang dibutuhkannya. Devan menaikkan sudut bibirnya saat melihat jumlah nominal yang ditulis oleh Yuna. " Harga mu cukup Mahal. Tidak masalah, setidaknya kau bisa membuat putriku Bahagia. Dan ingat, sekali saja putri ku terluka atas kelalaian mu, maka kau harus mendapatkan hukuman." Yuna menelan ludahnya kasar. Siapa yang tidak mengenal Devan Antonio Shawn, Pria dingin dan kejam yang tanpa ampun menghukum setiap orang yang berani menentangnya. Tapi di balik semua sifat buruknya, Devan adalah seorang pengusaha yang sukses dan di segani. " Saya akan melakukan yang terbaik untuk Putri Tuan." Ujar Yuna dengan suara bergetar.
Buka▼
Bab

Yuna Natasya, Gadis berumur 23 tahun itu memiliki status yang di rahasiakan dari dunia luar. Tak ada satu orang pun yang tahu akan statusnya saat ini, kecuali Keluarga dari Almarhum suaminya.

Berkat bantuan dari Almarhum suaminya yang telah menyekolahkan dan membiayai kuliah Yuna, Akhirnya Yuna pun dapat menyandang gelar D3 Akutansi. Dan Yuna sangat bersyukur, berkat kebaikan Almarhum suaminya, Yuna yang menyandang ijazah D3 itu pun dii terima di sebuah perusahaan terbesar dan ternama., SH-Corp.

Banyak yang berlomba-lomba untuk bekerja di perusahaan tersebut. Karena gaji yang di tawarkan cukup menggiurkan. Dengan usaha yang panjang, dan mengikuti tes yang terbilang sangat sulit, akhirnya Yuna di terima dan di tempatkan di bagian Administrasi keuangan.

Sudah satu tahun setengah Yuna bekerja di Perusahaan SH-Corp, tapi sekalipun Yuna tidak pernah melihat wajah Bos besarnya, Devan Antonio Shawn. Memang, Bosnya itu sangat tidak suka bersapa dengan karyawan yang menurutnya hanya mencari muka dan penjiat.

Bagi Devan, Karyawan nya bekerja hanya untuk mencari uang, dan tidak perlu untuk mencari muka lagi dengannya. Semua senyuman yang diberikan oleh karyawan ibarat Senyuman menjijikkan bagi Devan.

" Siapa diantara kalian yang memiliki waktu senggang?" Tanya Doni, Kepala Departemen Keuangan.

" Yuna dan Janeta Pak." Jawab Joko, Ketua tim Administrasi keuangan.

" Yuna, apa yang kamu kerjakan sekarang?"

" Saya hanya memasukkan biaya pengeluaran dan pemasukan pak."

" Kalo kamu Janet?"

" Saya mengecek nominal pak, kemudain membuat laporan hasilnya."

" Baiklah, Yuna kamu ikut saya. Pekerjaan kamu tidak terlalu sulit. Hanya mengentri data saja. Ayo bersiap, saya tunggu kamu di Lobi sekarang."

" Iya pak."

Yuna langsung bergegas membereskan meja kerjanya. Me-log out aplikasinya, agar tidak ada orang lain yang mengganggu pekerjaannya. Dan memastikan kembali jika semuanya sudah beres. Yuna pun melangkahkan kakinya menuju Lobi, di sana sudah ada Doni yang berbincang dengan reseptinonis. Yuna pun menghampiri Doni.

" Oh, baiklah. Saya permisi dulu Ros." Doni mengedipkan matanya sebelah.

Sifat Doni yang suka menggoda dan menggombal pun sudah sangat terkenal di kantor, Bahkan kebiasaan Doni yang suka melakukan One Night Stand pun cukup membuat wanita yang tertarik akan dirinya rela direndahkan.

Yuna harus bersyukur, karena Doni tidak pernah menggodanya. Pakaian Yuna yang islami membuat Doni menjaga jaraknya dan menghargai Yuna.

" Kamu pernah bertemu dengan Pak Devan sebelumnya?" Tanya Doni yang tidak ingin ada kecanggungan di dalam mobil.

" Belum pak.."

" Baiklah, tapi kamu sudah tau kan bagaimana sifatnya?"

" Sudah pak.."

" Bagus, jadi saya hanya mengingatkan kembali. jangan obral senyum kepadanya, dan Jangan membuka suara jika tidak di tanya."

" Baik Pak."

Mobil yang di kendarai oleh supir kantor pun tiba di kediaman Devan. Yuna sempat terperangah hanya melihat pagar yang seakan meraih langit. Namun dia langsung menundukkan kepalanya, dan beristigfar.

Yuna mengikuti Doni turun, dan berjalan di belakangnya. Seorang pelayan yang sudah mengenali Doni mempersilahkan mereka masuk.

" Dimana Tuan Dev?"

" Di ruang kerjanya Tuan." Jawab seorang pelayan.

" Baiklah. Yuna, kamu tunggu di sini__"

Praaang.....

" Akhh..." Yuna meringis saat keningnya terkena lemparan benda.

" Yuna, kamu baik-baik aja?"

Yuna tersenyum, namun darah yang mengalir membuat seketika Doni panik.

" Ambil P3K" Teriak Doni. " Duduklah." Doni menuntun Yuna duduk di sebuah sofa tamu.

Gadis kecil yang melempar benda keras itu hanya terdiam memandang Doni dan Yuna. Seorang perawat yang memang di pekerjakan oleh Devan pun langsung mengambil alih, dan mengobati kening Yuna.

" Harus di jahit.. " Ujar perawat tersebut.

" Hah? " Yuna langsung memucat saat melihat jarum suntik yang akan di suntikkan di kulit wajahnya, tepatnya di bagian keningnya.

Yuna menutup matanya dan mencengkram kuat bajunya.

" Ada apa ini?, apa kalian di gaji untuk berkumpul?"

Suara bariton yang terdengar dingin dan menakutkan langsung membubarkan barisannya. Devan hanya melihat Ners nya mengobati seorang wanita yang berhijab. Devan tidak melihat wajahnya, siapa yang peduli.

" Kau, apa kau akan menjadi penonton setia?" Ujar Devan kepada Doni.

Doni menoleh, dan tersenyum kepada Devan.

" Aku hanya mengkhawatirkan keadaan bawahanku." Doni melangkah mendekati Devan.

" Sudah Ada Ners, untuk apa kau di situ? Apa dia salah satu wanita malam mu?"

" Heii.. jaga ucapan mu Bos.. Dia bawahan yang berhijab. Tidak mungkin aku menyentuhnya.DI larang agama. Harus menjadi suaminya dulu jika ingin menjamahnya."

" Tumben otak lo bagus." Devan berbalik dan menuju ruang kerjanya.

Doni hanya mengikuti Devan di belakangnya.

Ah ya, Jika kalian bertanya, kenapa Doni terlihat akrab kepada Devan, karena mereka adalah sepupu.

" Nona, ayoo kita ke kamar.." Ujar baby sister kepada gadis kecil yang terus memandang Yuna tanpa berkedip.

" Apa malaikat itu terluka parah?" Gadis kecil itu menunjuk kearah Yuna.

" Tidak, hanya perlu di jahit sedikit. Ayo.."

Bukannya mengikut, Gadis kecil itu semakin mendekat kearah Yuna. Ners yang sedang mengobati Yuna pun terkejut dan menghentikan gerakannya.

" Nona Muda." Ners memberi hormat dengan membungkukkan tubuhnya.

Yuna membuka satu matanya untuk mengintip, saat matanya menangkap anak kecil yang sangat imut dan lucu, yuna membuka kuda matanya..

" Hai..."

== Bersambung ==