PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Menikahi Damian

Menikahi Damian

Penulis:sekarjagat

Tamat

Pengantar
"Jangan takut, aku nggak akan menyakitimu," perlahan Damian melepaskan kausnya. Sedangkan Rani menarik selimut sampai ke dada, duduknya beringsut ke ujung ranjang, merasa takut. "Maaf, Dam. Aku belum siap," ucapnya terbata. Tapi Damian tak peduli, lelaki itu naik ke atas ranjang. Merangkak pelan mendekati istrinya, semakin dekat sampai akhirnya Rani menutup wajahnya dengan kedua tangan. 1, 2, 3... Tunggu, kok nggak terjadi apa-apa? Perlahan Rani membuka mata, dan Damian tengah tersenyum di hadapannya, sebelah tangannya meraih remot AC yang ada disamping Lani. "Siapa yang nyimpen remot AC disini?" gumamnya sambil pergi meninggalkan Rani dengan jantung jedag-jedug tak karuan. Sepertinya lelaki itu sengaja mengerjai Rani. Dasar Damian sialan!! ***
Buka▼
Bab

Rani tau dia mabuk.

Perempuan itu tau kalau dia sedang hangover dan tak bisa mengendalikan apa yang dilakukan oleh tubuhnya. Kalau dia tidak mabuk, mana mungkin dia mau diajak bercumbu di sebuah bar dengan lelaki asing yang bahkan dia tak mengenalinya sama sekali.

Rani ingat, lelaki tampan itu sudah duduk di sampingnya sejak pertama kali dia masuk ke dalam bar. Awalnya mereka tidak bicara apapun satu sama lain karna jujur saja Rani malas berbasa-basi dengan orang asing. Semenarik apapun dia.

Gadis itu datang kesini bukan untuk mencari teman ngobrol. Dia sedang ingin mabuk. Melupakan penghianatan Edgar yang selingkuh dengan salah satu sahabat Rani sendiri.

Mery. She's bicth!

Gadis itu sudah sering mendengar bahwa Edgar punya affair dengan perempuan lain. Tapi Rani tak bisa percaya begitu saja,mengingat mereka sudah pacaran selama empat tahun dan sudah merencanakan pertunangan.

Setidaknya gadis itu butuh bukti kalau memang pacarnya itu selingkuh. And well, she's got it, dia membuktikannya sendiri.

Sore tadi, sepulang dari kantor. Rani berniat mendatangi apartemen Edgar, hendak mengajak pacarnya itu makan malam. Tapi dia justru melihat Edgar dan Mery sedang berbicara di depan pintu apartemen. Tertawa-tawa dan yang paling menyakitkan adalah saat Rani melihat Edgar mencium bibir Mery dengan penuh gairah, hingga tubuh mereka menempel satu sama lain.

Eeww!! Menjijikkan!

Seketika itu juga Rani pergi. Dia tak tahan lagi kalau harus melihat mereka lebih lama lagi.

Dan disinilah Rani berakhir. Gadis itu menemukan dirinya membuka mata di sebuah kamar hotel berukuran besar dengan selimut tebal yang membungkus badannya. Seingat Rani, dia hanya bercumbu dengan seorang pria yang duduk di sebelahnya, tidak lebih. Tapi setelah lelaki itu mencium Rani cukup dalam, gadis itu memang tidak ingat apa-apa lagi.

Sedikit panik Rani mengintip tubuhnya yang ada di balik selimut.

Oh, thanks God! Pakaiannya masih lengkap. Tapi tunggu! Sekali lagi dia melihat baju yang dia kenakan.

Sebuah kemeja berwana putih bersih dengan size besar. Bukan size wanita. Dan yang lebih penting. Kemeja itu bukan miliknya.

"Shit!" Rani mengumpat, lalu melihat sekeliling. Tidak ada siapa-siapa. Apa dia ditinggakan begitu saja setelah one night stan dengan seseorang? Apakah dia ditinggalkan sendirian setelah hilang keperawanan?

Ya Tuhan, inilah mengapa minuman keras itu haram untuk diminum. Karna Rani sudah membuktikan sendiri bahwa minuman itu bisa membuat otaknya tak bisa bekerja dengan normal dan membuatnya hilang kendali.

Gadis itu menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang. Pelan dan hati-hati. Rani hendak meraih tasnya yang ternyata tergeletak di atas meja. Namun saat tangan Rani hampir berhasil menyentuh tasnya. Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar.

Tas yang hampir diraihnya itu justru jatuh ke lantai, mengeluarkan semua isi di dalamnya. Karna panik, Rani segera berlutut dan memunguti barang-barangnya. Dompet, ponsel, kotak kacamata, lipstik, bedak, tissue basah dan pembalut.

Sial! Kenapa ada pembalut di dalam tasnya?!!

"Morning!"

Rani mendongak demi melihat siapa pria yang sedang berdiri di hadapannya itu. Seorang lelaki berwajah setengah bule, lelaki yang punya mata berwarna abu-abu gelap dan tatapan tajam, juga rambut coklat gelap yang membuat wajahnya tampak sangat menawan.

Lelaki itu bersedekap menanti Rani menyelesaikan urusannya dengan isi tasnya yang berantakan. Setelah gadis itu selesai membereskan kekacauannya, akhirnya dia ikut-ikutan bersedekap menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan menantang.

"Kamu apain aku semalam?" tanya Rani dengan nada sok tegas. Padahal dalam hati dia takut juga. Takut kalau lelaki di hadapannya ini berbuat kasar padanya. Karna walau bagaimanapun, Rani tidak mengenal pria asing ini.

Lelaki itu bukannya menjawab pertanyaan Rani, tapi malah tersenyum sinis dan meninggalkan Rani begitu saja.

"Hei, aku ngomong sama kamu! Mana bajuku? Kenapa aku pakai baju yang bukan milikku? Kamu kan yang pakein baju ini di tubuhku? Jawab!!" teriak Rani mulai emosi.

Eh, tunggu! Jangan-jangan dia nggak bisa bahasa Indonesia? Percuma dong sejak tadi Rani ngomel?

Gadis itu berdehem, "Ehm, excuse me. Can you speak Indonesian?"

Lelaki itu bukannya menjawab, tapi malah mendekati Rani dan tersenyum padanya.

"Kamu bener-bener nggak ingat sama kejadian semalam?" jawab lelaki bertubuh atletis itu sambil menggulung kemejanya hingga siku.

Tatapan matanya sungguh membuat jantung Rani berdegup semakin kencang. Membayangkan apa yang sudah dia perbuat dengan lelaki hot di hadapannya ini semalam.

"Nggak ingat," sahut Rani lemas.

"Sama sekali?" tanyanya lagi, kali ini tatapan matanya menyiratkan ejekan pada Rani.

Dan Rani hanya bisa menggeleng.

"Oke, kalau gitu kamu inget-inget dulu. Sambil kamu nungguin baju kamu selesai dari laundry," lelaki itu melirik jam tangan mahalnya lalu menatap Rani lagi, "Setengah jam lagi baju kamu dateng."

"Oh ya, satu lagi," lelaki itu meraih sebelah tangan Rani, lalu dia mengambil pulpen di saku kemejanya dan menuliskan deretan nomer di tangannya.

"Kalau kamu sudah ingat semuanya. Kamu boleh telpon nomer ini. Jangan lupa save my number. Siapa tau kamu butuh aku untuk tanggung jawab sama sesuatu yang mungkin aku lakukan sama kamu semalam," ujarnya sambil mengedipkan sebelah mata pada Rani.

Seketika Rani membelalak. Tanggung jawab?! What the hell?!

Jangan bilang kalau semalam mereka melakukannya? Oh, no!!! Nggak mungkin. Kalau sampai itu terjadi, Ayah Rani pasti akan merebusnya hidup-hidup.

Ayah Rani adalah salah satu bapak-bapak paling tegas sedunia menurut versi Rani. Meskipun wajahnya terlihat kalem, tapi Ayahnya adalah termasuk orang yang sangat menentang kalau putrinya melakukan hubungan intim dengan orang yang belum resmi menjadi suaminya.

Apa yang akan terjadi kalau sampai anak sulungnya ini melakukan hal seperti itu dengan pria yang baru di kenalnya semalam?

Karna itulah, Rani masih perawan sampai kemarin. Maksudnya, siapa tau setelah tadi malam dia sudah tidak perawan lagi. Itu baru perkiraan, tapi mungkin saja tidak. Semoga saja Rani benar-benar masih perawan hingga sekarang.

Bisa jadi Edgar selingkuh dengan Mery juga karna alasan itu. Karna Rani tidak pernah mau diajak begituan selama mereka empat tahun pacaran. Mungkin Edgar merasa bosan dan akhirnya selingkuh dengan perempuan yang lebih mudah diajak begituan sebelum menikah.

Alasan macam apa itu?!

He's an asshole!!!

Rani sungguh jijik mengingat lelaki itu!

"Mati gue," gumam Rani seraya menatap kepergian lelaki itu yang menghilang di balik pintu.

Seketika tubuh Rani melorot. Bahkan nama lelaki itu saja dia tidak tau. Dia sungguh-sungguh ingin menangis. Tapi air matanya tidak keluar! Sial! Sudah ditinggal pacarnya selingkuh. Dan sekarang dia malah dapat masalah baru dengan pria yang sama sekali tidak di kenalnya.

Apa dia harus cek ke dokter? Memastikan apakah dia masih virgin atau tidak? Oh, God!! Siapa yang melakukan tes seperti itu?! Dia pasti malu banget kalau harus datang ke dokter dan meminta di tes bagian sensitifnya itu!!

"Ya Tuhan, kenapa gini banget sih nasib gue??!!!!" pekik Rani sambil mengacak rambutnya sendiri.

Baru saja gadis itu ingin bangkit dari duduknya di lantai, tiba-tiba terdengar bunyi telpon berdering.

Buru-buru Rani menggapai tasnya dan mencari benda berdering itu.

That's guy! Edgar!

"Hai, Baby! Kamu dimana? Ku jemput sekarang ya?"

"I'm not you Baby!! Kita putus!!!" pekik Rani sambil mematikan ponselnya dan seketika itu memblokir nomer Edgar dari ponselnya.

Mulai detik ini. Rani tak mau lagi berurusan dengan Edgar Sagara. Lelaki brengsek yang sudah menghancurkan hidupnya!!

***