PopNovel

Baca Buku di PopNovel

One Night

One Night

Penulis:Annastasia

Berlangsung

Pengantar
Satu malam di sebuah pesta mewah, Jill mendapati dirinya tanpa busana di sebuah kamar yang nampak asing, dress yang dia pakai sudah hilang entah ke mana bersamaan dengan sosok laki-laki yang berdiri tidak jauh darinya. Wanita itu merasa hidupnya sudah berakhir namun masih ada banyak permainan yang harus dia selesaikan.
Buka▼
Bab

Jill menoleh ketika mendapati sahabatnya yang masuk ke dalam apartementnya dengan belanjaan yang sedikit banyak. Wanita itu tidak berniat membantu atau bahkan sekedar repot-repot untuk menyapa Alexa yang dengan baik hati mau membantunya berbelanja kebutuhan bulanan.

"Dasar tidak tahu terima kasih," gerutu Alexa menatap kesal ke arah Jill.

"Terima kasih, Nona Alexa. Anda sangat baik hati mau membantu saya," sahut Jill cepat. Beberapa menit kemudian mereka tertawa bersamaan. Ya, hanya pertengkaran kecil dan berakhir mereka akan saling tertawa bersama seperti tidak terjadi apa-apa.

"Jadi, Jill? Apa kamu akan ikut ke pesta nanti malam?" tanya Alexa sambil memasukkan beberapa belanjaan ke dalam kulkas. Jill menoleh sebentar lalu menggeleng dan menjawab, "Mungkin tidak, Al. Aku sedang tidak ingin pergi ke pesta."

"Ayolah, Jill. Jika tidak denganmu aku akan pergi dengan siapa?" tanya Alexa dengan wajah yang memelas. Jill menggedikkan bahunya lalu menatap acuh ke arah Alexa. "Bukankah ada Tom? Dia akan senang hati menerima ajakanmu, Alexa."

"Jangan menyuruhku pergi dengan laki-laki menyebalkan itu, Jill. Demi apa pun aku tidak akan pergi kecuali jika denganmu. Aku akan menjadi seorang gadis tanpa teman dan itu terlihat sangat menyedihkan," ujar Alexa yang membuat Jill tertawa terbahak-bahak. Ya, Alexa dan Tom bagaikan kucing dan tikus. Mereka akan bertengkar jika bertemu namun saling mencari jika berjauhan.

"Hey, lupakan masalah kalian dan pergi ke sana seperti kalian adalah sepasang kekasih, itu akan sangat menyenangkan." Alexa menggeleng cepat, dia berlari menghampiri Jill dengan tatapan yang sulit diartikan. "Jika kamu tidak mau menemaniku, aku akan melaporkannya pada Chris."

"Jadi kamu mengancamku, Nona?" tanya Jill mengangkat satu alisnya. Alexa mengangguk lalu menjawab, "Jelas saja aku mengancammu, Jill. Kamu adalah gadis menyebalkan yang pernah aku temui dan untung saja kamu adalah temanku." Jill tertawa, lalu menganggukkan kepalanya tanda dia menyerah dengan ancaman yang Alexa berikan. "Baiklah, aku akan menemanimu ke pesta nanti malam, tapi ingat jangan terlalu lama berada di sana."

"Benarkah? Ah kamu memang sahabatku yang paling baik, Jill." Alexa memeluk Jill senang lalu mereka segera mencari dress untuk dikenakan di pesta mewah nanti malam. Andai bukan karena Alexa, mungkin Jill akan lebih memilih untuk tidur di rumah daripada harus berada di pesta yang sangat bising.

***

Jill dan Alexa sampai di sebuah mansion mewah yang sudah di sulap menjadi tempat pesta yang luar biasa menakjubkan. Jill sedikit meringis ketika dia menyadari jika pesta yang dimaksud lebih seperti club malam karena banyak gadis-gadis yang meliuk-liuk tubuh mereka untuk mengundang para laki-laki yang sejak tadi terus menatap ke arah tubuh mereka dengan tatapan nakal.

"Apa benar ini pestanya, Al? Apa kita tidak salah tempat?" tanya Jill menoleh ke arah Alexa yang malah tersenyum senang.

"Tentu saja ini pestanya, Jill. Apa kamu tidak melihat banyak orang yang bersenang-senang di depan sana?" tanya Alexa sambil menunjuk ke arah segerombolan gadis yang baru saja dia pikirkan. Jill hanya mengangguk lalu membiarkan Alexa menikmati pesta malam itu karena menurut Jill, Alexa butuh hiburan.

Jill melangkah memasuki mansion di depannya, dia sudah tidak tahu di mana Alexa dan lebih memilih untuk memesan segelas air pada pelayan yang tidak sengaja berpapasan dengannya.

"Ingin meminum itu? Apa gadis kecil sepertimu tidak takut akan mabuk nantinya?" tanya sebuah suara. Jill menoleh, dia mendapati sosok laki-laki yang lebih tua darinya sudah berada tepat di belakangnya dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Maaf, Sir. Anda meremehkan saya?" tanya Jill sedikit tidak terima. Laki-laki yang lebih tepatnya berusia tiga puluh tahunan itu terkekeh lalu menjawab, "Meremehkanmu? Saya tidak berani, Nona. Apa kamu sendirian datang ke sini?"

"Tidak, saya bersama teman, Sir." Jill merasa pusing setelah meminum air yang dia pesan beberapa saat yang lalu pada pelayan yang tidak sengaja dia temui. Laki-laki asing itu menggelengkan kepalanya lalu menatap Jill dengan tatapan yang masih sama. "Kamu tahu yang kamu minum barusan? Alkohol dengan kadar tinggi dan bisa membuat siapa saja yang tidak kuat meminumnya akan mabuk, Sayang."

Jill menoleh ke arah gelas yang dia pegang, lalu menaruhnya ke sembarang tempat dan berjalan meninggalkan laki-laki asing yang ternyata masih mengikutinya dari belakang.

"Kenapa anda mengikuti saya, Sir?" tanya Jill dengan kesadaran yang hampir hilang.

"Memastikan gadis kecilku aman," jawab laki-laki misterius itu. Jill mengrenyitkan dahinya bingung, lalu dengan sengaja menempelkan bibirnya pada bibir laki-laki asing itu. Laki-laki asing itu merasa memiliki kesempatan untuk melakukan lebih pada gadis kecil yang sudah dia klaim menjadi miliknya itu. Ya, dia bebas melakukan apa saja karena sejak malam itu dia sudah menjadikan Jill gadis kecilnya.

***

Alexa berlari ke sana ke mari mencari Jill yang tiba-tiba hilang dari pesta. Khawatir? Tentu saja. Dia ingin menangis saat itu juga karena sejak tadi Jill belum juga dia temukan. Bagaimana jika orang tua Jill mencari gadis itu? Apa yang harus Alexa katakan?

Gadis cantik itu mengusap kasar rambutnya, dia merasa bersalah karena terus memaksa Jill untuk mau menemaninya pergi ke pesta. Ya, andai Alexa tahu jika akan ada kejadian seperti ini, mungkin dia akan lebih memilih untuk tidak datang ke pesta.

"Apa yang kamu cari, Alexa?" tanya Jennifer ketika melihat wajah Alexa yang cemas.

"Jill tidak ada di pesta, Jen. Astaga aku sangat merasa bersalah," jawab Alexa dengan air mata yang hampir menetes. Jennifer adalah pemilik pesta sekaligus sahabat Alexa dan juga Jill.

"Apa dia berkata ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Jennifer berusaha membuat Alexa tenang.

"Tidak, Jen. Beberapa saat yang lalu aku melihatnya sibuk mengamati orang-orang dan aku berpikir jika Jill akan baik-baik saja. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang," jawab Alexa semakin cemas. Ya, dia khawatir Jill dibawa oleh seseorang dan seseorang itu melakukan hal yang tidak-tidak pada Jill. Jika benar, maka Alexa akan semakin merasa bersalah karena sudah meninggalkan Jill atau lebih tepatnya mengajak Jill pergi ke pesta itu.

"Aku akan membantumu mencarinya, kita harus berpencar, Ale." Alexa mengangguk, lalu dengan teliti dia mencari keberadaan Jill dengan mengamati satu persatu orang-orang yang dia temui. Namun, orang yang dia cari belum juga dia temukan dan membuat Alexa ingin sekali mengulang waktu dan membuat dirinya dan juga Jill aman.

"Apa kamu menemukannya, Jen?" tanya Alexa ketika dia berpapasan lagi dengan Jennifer.

"Tidak, aku yakin seseorang membawa Jill pergi ke suatu tempat, Ale," jawabnya.