PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Menantu Kaya Raya

Menantu Kaya Raya

Penulis:Sleeping

Berlangsung

Pengantar
Mereka semua menyebutku menantu yang tidak berguna, tetapi mereka tidak tahu bahwa aku adalah miliarder...
Buka▼
Bab

Fernando Lukman duduk di sudut meja, dia makan sendirian dan begitu terasingkan. Orang-orang di sana juga mengabaikan Fernando, mereka sibuk bercanda tetapi tidak ada yang berbicara dengan Fernando.

Hal itu disebabkan karena Fernando adalah menantu pria yang tinggal di rumah keluarga istrinya, yaitu Keluarga Yasmudi.

Selain tidak memiliki harta kekayaan, Fernando tidak memiliki posisi dan martabat di Keluarga Yasmudi!

Hari ini adalah hari ulang tahun Tazuddin Yasmudi, seluruh keluarga hadir merayakan ulang tahun Tazuddin, banyak dari mereka yang menantikan kesempatan untuk mengejek Fernando.

"Sayang makanlah sepotong iga sapi agar tubuhmu bertenaga."

Istrinya, Sarah Yasmudi, memberikan sepotong iga sapi kepada Fernando, dan kakak perempuan tertua Sarah yang duduk di sebelahnya pun mencibir.

"Sarah, aku membuatkan iga sapi asam manis ini khusus untuk Ayah kita, bukan untuk orang yang tidak berguna seperti Fernando!"

Mendengar ini, Sarah batal mengambil iga sapinya, dia terlihat agak malu.

“Apa yang Yana katakan benar.” Mertuanya, yaitu Tazzudin, memandang Fernando dengan tatapan merendahkan.

"Fernando, kamu telah bergabung di Keluarga Yasmudi selama setahun, karena kamu belum bisa memberiku seorang cucu, maka setidaknya belikan cincin berlian untuk putriku! Siapa yang akan mengenalmu? Kamu bahkan tidak punya pekerjaan, setiap hari hanya makan dan tidur saja, apa namanya kalau bukan tidak berguna?"

"Putriku menikah denganmu adalah sebuah keputusan yang salah, kusarankan kamu cerai dari putriku secepat mungkin. Putriku masih muda, bahkan jika dia bercerai, masih ada pria yang menginginkannya!” 

Fernando mengepalkan tangannya geram, wajahnya terlihat kesal, tetapi dia tidak menanggapi kata-kata mertuanya itu.

Perkataan Tazuddin benar, bagi orang lain, Fernando adalah orang tidak berguna yang hanya tahu makan dan tidur.

"Lihatlah Kakak iparmu, dia baru saja membeli satu set kalung, anting, dan cincin Cartier untuk Yana dua hari lalu, dan harganya lebih dari dua ratus juta rupiah!" Tazuddin melanjutkan perkataannya.

"Lelaki miskin sepertimu, bisakah kamu menjadi sekaya Hadi, dan dapatkah kamu mencintai istrimu seperti Hadi?"

Kakak ipar tertua Fernando, yaitu Hadi Zaid, sebenarnya tidak terlalu kaya ketika pertama kali menikah dengan Yana Yasmudi, kadang-kadang dia mengandalkan uang dari Sarah untuk bertahan hidup.

Pada saat itu, setiap bulan, Sarah mengambil sejumlah uang dari gajinya untuk membantu Yana. Hal yang sama berlaku untuk Tazuddin, memberi Yana sepertiga dari pensiunnya setiap bulan, jika tidak kehidupan pasangan itu pasti akan berakhir buruk.

Tahun lalu Hadi mengambil proyek pemerintah, dari situ dia baru bisa menghasilkan uang jutaan rupiah dan kehidupannya mulai membaik. Dia membeli BMW seri lima dan tinggal di sebuah villa kecil.

Ironisnya, rumah tangga Hadi dan Yana yang sudah mulai membaik, kini seolah melupakan kebaikan Sarah.

Setiap kali bertemu, mereka selalu menjelekkan keluarga Fernando.

"Ayah, kita semua adalah satu keluarga, mengapa Ayah berkata seperti itu!"

Tidak lama kemudian, Hadi tersenyum, "Meskipun Fernando tidak punya harta dan mobil, tapi kupikir dia adalah orang yang pantang menyerah, masa depannya akan sangat menjanjikan! Segala harta pasti akan dia dapatkan kelak."

“Fernando, aku kekurangan penjaga keamanan di lokasi konstruksi.” Hadi menatap Fernando.

“Lagi pula kamu sekarang tidak ada pekerjaan, bukan? Kamu bisa menjadi penjaga keamanan di perusahaanku. Masalah gaji, nanti akan kuberi empat juta rupiah per bulan, bagaimana? Selama kamu bekerja keras, ditambah lagi kita adalah saudara, kamu mungkin akan jadi kepala penjaga keamanan kelak!"

"Ha ha ha!"

Ketika Hadi mengatakan ini, semua orang di meja tertawa terbahak-bahak, mereka menatap Fernando dengan tatapan menghina.

Fernando menggertakkan gigi karena marah, matanya terlihat sedikit memerah.

Wajah Sarah juga langsung menjadi dingin, dia tidak tahan ada seseorang yang mengejek suaminya seperti ini.

Dan Hadi, dasar manusia tidak tahu terima kasih, jika bukan karena bantuan Sarah saat itu, dia tidak akan bisa menjadi seperti hari inI!

Sarah hampir saja ingin memprotes Hadi, tetapi Fernando segera mengulurkan tangan untuk menahan Sarah, dan memberi isyarat kepada Sarah untuk tidak berbicara.

“Ngomong-ngomong, Ayah, hari ini Ayah berulang tahun, aku sebagai menantu telah menyiapkan hadiah kecil untuk Ayah.” Hadi mengeluarkan kotak kecil elegan berbentuk persegi panjang, ketika dibuka, di dalamnya terdapat pipa rokok yang mengkilap bak kristal.

Pipa rokok tersebut terbuat dari batu giok, warnanya transparan dan terlihat memiliki kualitas tinggi, terdapat pola ukiran yang sangat nyata di bagian bawahnya.

"Ini adalah pipa rokok yang terbuat dari batu giok!"

"Seluruh bagiannya terbuat dari batu giok, dan diukir dengan sangat detail, harganya pasti tidak murah!"

"Hadi benar-benar anak berbakti!"

Para paman dan bibi yang ada di meja makan semuanya terkesima, kagum, dan terkejut.

"Benar!"

Hadi mengangguk dengan bangga. "Pipa ini terbuat dari batu giok Myanmar, aku meminta seorang teman untuk mengambilnya dari Myanmar, harganya lebih dari dua ratus juta rupiah!"

"Aku tahu Ayah biasanya suka mengisap rokok, jadi aku membeli pipa giok ini! Kuharap Ayah suka hadiah ini! Tentu saja, aku juga membeli daun tembakaunya yang diimpor langsung dari Tiongkok, rokok ini begitu kaya akan aroma, nyaman di paru-paru, dan tidak terlalu menyengat di tenggorokan, ini benar-benar barang kualitas terbaik!"

"Hadi, kamu berbakti sekali!"

Tazuddin mengambil pipa rokok itu lalu memainkannya di tangannya, dia tersenyum amat puas. Dia menatap ke arah Fernando lagi, sambil mendengus dingin, Tazuddin mencibir.

"Haha, coba lihat, kalian sama-sama menantuku, tapi Fernando begitu tidak berguna, berbeda sekali dengan Hadi!"

"Hari ini adalah hari ulang tahunku, tidak mungkin kamu datang dengan tangan kosong!"

Mendengar ini, semua mata tertuju kepada Fernando, seolah-olah menghinanya.

Meskipun Fernando tidak menyukai Tazuddin, tapi dia tetap mengerti etika, Fernando pasti akan memberi sesuatu untuk mertuanya.

"Ayah, aku membawakan hadiah untuk Ayah."

Fernando juga mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya dan bersiap untuk membukanya.

"Aku menolak hadiahmu!"

Tazuddin spontan menatap kotak kecil di tangan Fernando dengan jijik.

Kotak kecil itu adalah kotak kayu berwarna hitam legam dan sedikit retak, kotak tersebut kelihatan murahan. Di depan semua kerabat yang hadir, Fernando memberinya hadiah murahan seperti itu, bukankah itu akan mempermalukan Tazuddin?

Jadi, Tazuddin tidak bisa menerima hadiah itu!

“Ambil saja hadiah itu, memangnya hadiah apa yang bisa diberikan oleh orang miskin seperti kamu?” tutur Tazuddin dengan sinis.

"Kamu makan saja dan pulanglah setelah selesai, jika ingin memberiku hadiah, berikanlah yang seperti Hadi tadi. Jika kamu memberiku sebuah giok, aku masih bisa menerima, tapi kalau yang lain, lupakan saja, aku tidak bisa dipermalukan seperti ini!!"

"Ha ha ha!"

Begitu Tazuddin selesai berbicara, semua kerabat tertawa.

Sarah pun tidak sanggup memendam amarahnya.

Yana dan Hadi Zaid terlihat sangat bangga.

Fernando menghela napas di dalam hatinya, lupakan saja jika mertuanya tidak mau menerima hadiah itu.

Fernando memasukkan kembali kotak hadiah kayu ke sakunya tanpa suara, dia tak bisa berkata-kata lagi, dibandingkan dengan hadiah giok milik Hadi, hadiahnya bukanlah apa-apa.

...

Setelah pesta ulang tahun selesai, Fernando dan Sarah pulang bersama.

"Sayang, aku pergi ke kantor dulu, ambil uang ini dan berbelanjalah." Sarah menyerahkan sebuah kartu. "Mengenai ucapan para kerabatku di meja makan tadi, tolong jangan diambil hati."

Di perjamuan tadi, Fernando tidak sedikit mendapat hinaan dari para kerabat yang hadir, Sarah takut Fernando merasa sedih, jadi Sarah memberi Fernando sejumlah uang untuk berbelanja, agar Fernando melupakan kejadian tadi.

"Tidak apa-apa, aku tidak akan memasukkannya ke dalam hati."

Fernando mengambil kartu itu dan tersenyum.

Usai mencarikan taksi untuk Sarah, ponsel Fernando tiba-tiba bergetar, dia mengeluarkannya dan melihat ada sebuah pesan masuk.

"Tuan Fernando, larangan akses dari keluarga terhadap Anda telah dicabut."

"Mulai sekarang, Anda dapat menggunakan semua aset keluarga Anda, kartu hitam milik Anda juga sudah diaktifkan kembali."