PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Wasiat Perjodohan Dini

Wasiat Perjodohan Dini

Penulis:Nana_vrg0101

Berlangsung

Pengantar
Hidup Clara seketika berubah, setelah menghadapi perjodohan yang diwasiatkan Neneknya dulu. Adelard seorang cowok dingin, cuek, anti sosial dan pewaris tahta Malik Company. Yang siapa sangka akan berjodohkan dengan Clara Hedy, teman sengkatannya. Sikapnya begitu berbanding terbalik dengan diri Clara yang begitu ceria, ramah, dan senang berinteraksi sosial. Namun karena wasiat sang Nenek, baik Clara maupun Adelard keduanya rela untuk menikah di usia dini. Ingin rasanya bagi Clara untuk membatalkan perjodohan ini, baginya tak akan mungkin ia akan mampu hidup bersama Adelard yang begitu dingin bak es. Sebelum tinggal bersama Adelard hidup Clara begitu bahagia dan tak sekalipun bagi Clara merasakan sakit hati dan perasaan tertekan. Tetapi setelah hidup bersama Adelard hidupnya menjadi begitu menyedihkan. Akan bagaimanakah kelanjutan kisah keduanya?
Buka▼
Bab

Clara, gadis muda berusia 17 tahun dari keluarga besar Hedy. Keluarga besar Hedy adalah salah satu keluarga kepercayaan dari keluarga besar Malik. Keduanya telah lama membangun koneksi, sudah terhitung 7 generasi keduanya bekerja sama membangun Malik Company. Oleh karena saking dekatnya keluarga mereka, hingga akhirnya Nenek buyut Adelard Malik memberikan berwasiat kepada Nenek buyut Clara Hedy bahwasanya akan ada garis keturunannya yang disatukan hidup bersama sehingga relasi hubungan keluarga Hedy dan keluarga Malik akan semakin dekat.

Namun, karena setelah wasiat Nenek buyut Adelard, terlahir dua putri dari kedua belah pihak sehingga tidaklah dapat mewujudkan wasiat yang ditangguhkan oleh Nenek buyut Adelard. Hingga pada akhirnya lahirnya seorang putra dan seorang putri dari kedua keluarga tersebut, dan sejak itulah perjodohan diantara dua anak insan itu pun resmi diadakan.

Hidup Clara dan Adelard sangatlah berbeda, hidup Clara begitu fleksibel dan tak begitu formal Selain itu sikap keduanya pun sangatlah berbanding terbalik, jika Clara dikenal sebagai seorang gadis yang periang, ramah, mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, maka berbeda dengan Adelard, Adelard terkenal dengan sifatnya yang dingin, cuek, dan anti sosial. Keduanya memiliki sifat yang berbeda 180 derajat.

Pada awalnya kedua muda mudi itu menolak keras wasiat perjodohan yang terjadi diantara mereka, namun karena memikirkan wasiat yang diberikan oleh sang Nenek buyut yang seakan seperti sumpah janji yang harus ditanggung oleh keduanya, demi menjaga nama baik keluarga besar mereka, akhirnya mereka pun menyetujuinya.

Sebelum kabar perjodohan diantara Adelard dan Clara terdengar di masing-masing telinga mereka, mereka pun merasakan hidup dengan aman damai seperti hari-hari sebelumnya.

“Clara ayo sarapan dulu sayang!!!” teriak Mama Clara dari ruang makan rumahnya, sembari menata hidangan-hidangan yang dibuatnya bersama asistennya.

“Iyaaa Ma, tunggu bentar Ara masih siap-siap nih.” Sahut Clara berteriak dari dalam bilik kamarnya.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Clara pun siap dengan penampilan sederhananya. Kini Clara hanya mengenakan seragam sekolahnya yang lengkap dengan jas almamaternya, rambutnya ia biarkan tergerai bebas, sedikit riasan menambah paras cantik di wajahnya.

Setelah dirasa segalanya telah siap, Clara pun berjalan perlahan menuruni anak tangga rumahnya. Clara menghampiri sang mama yang masih sibuk berkutat dengan alat masaknya.

“Selamat pagi Ma, Pa.” Sapa Clara kepada kedua orang tuanya.

“Pagi juga sayang, pagi juga Ara.” Ujar kedua orang tuanya menyahuti sapaan putri bungsunya.

“Kak Clarissa mana Ma?” tanya Clara setelah menyadari ketidakhadiran kakak nya.

“Itu Kakak kamu tadi pamit berangkat duluan, ada meeting pagi soalnya di kantor. Yaudah sekarang kamu sarapan aja dulu, habis itu langsung berangkat sama Papa biar nanti gak telat kamunya.” Celoteh Mama Clara dengan panjangnya.

“Okey Mamaaa.” Balas Clara menyahuti.

Akhirnya mereka pun menikmati sajian makanan yang telah dibuat oleh Mama dan Asistennya dengan begitu tenang dan khidmat. Namun seakan teringat sesuatu Papa Clara pun berdehem sebelum memulai pembicaraan.

“Ekhemmm khem.” Suara deheman Papa Clara membuat semua yag ada di meja makan menghentikan acara makan memakannya, dan menengokkan kepala kearah sang Papa.

“Ada apa Pa?” tanya Mama Clara khawatir.

“Enggak gapapa, Papa Cuma inget sesuatu. Kalo Adelard Malik putra bungsu keluarga Malik kabarnya kembali ke tanah air Ma, dan rencananya mau lanjut studi di sekolahnya Clara juga. Sebelumnya kan dia sekolah asrama di London sana Ma.” Terang sang Papa panjang.

Clara yang tak mengerti alur percakapan kedua orang tuanya pun hanya mendengarkan dengan kedua jarinya yang sibuk memainkan ponselnya.

“Ara, Ara uda belum makannya?” tanya Mama Clara pada putri bungsunya itu.

“Eh uda kok Ma, Pa ayo berangkat sekarang yuk!!! Takut telat nih Ara ntar.” Ajak Clara merengek pada sang Papa.

“Yaudah ayo berangkat sekarang, Ma kita berangkat dulu ya. Ma, mungkin kalo gak hari ini ya lusa Istrinya tuan Malik datang ke rumah ini.” Ucap sang Papa sedikit berbisik.

Clara yang merasa ada sesuatu yang tengah disembunyikan oleh kedua orang tuanya pun hanya bersikap acuh pikirnya `Urusan orang dewasa, Ara gak perlu tau`.

“Rame bener, ada apa sih?” senandika Clara setelah melihat keramaian di sekolahnya.

Karena rasa penasarannya akhirnya Clara pun berjalan lurus ke depan, padahal harusnya kelas Clara berbelok ke kanan setelah gerbang masuk sekolahnya.

“Wahhh, ganteng banget sih tuh cowok.” Teriak histeris salah satu siswi sekolah Clara.

“Ganteng bangettt, semoga aja ntar dia jadi jodoh gue.” Sahut siswi lainnya.

Clara yang mendengar itu pun hanya mengacuhkan pendengarannya, dia pun meneruskan langkah kakinya menuju sumber keramaian itu.

Setelah menerjang sulitnya melewati gerombolan-gerombolan siswi sekolahnya akhirnya Clara pun dapat melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi.

Terlihat seorang cowok berwajah tampan dengan kacamata yang melingkar di ujung hidungnya. Terlihat pula di sekelilingnya dipenuhi dengan bodyguard penjaganya. Karena merasa bosan melihat apa yang terjadi Clara pun tanpa sadar berkata.

“Hufttt gini aja hebohnya minta ampun, padahal muka modelan kek gitu juga.”

Karena perkataan Clara yang tiba-tiba itu, sontak saja semua mata tertuju padanya. Clara yang merasa dirinya menjadi sasaran semua tatapan mata itu pun tak menggubris ia pun berbalik badan meninggalkan keramaian itu.

Adelard Malik yang pada saat itu mendengar ucapan Clara pun sontak menolehkan kepalanya, mencari sumber suara yang telah membuatnya kesal. Pikirnya baru kali ini ada yang berani mengatainya, sebelumnya tiada seorang pun yang berani mengatainya bahkan orang tuanya pun.

“Huft heran deh gue. Masa muka kek gitu aja hebohnya 1 sekolah, padahal menurut gue tuh muka biasa aja juga.” Gerutu Clara sembari mendudukkan dirinya di bangku miliknya.

“Woy kenapa sih lu? Masih pagi juga, eh tapi tuh muka uda kusut kayak baju belum disetrika.” Ujar Esha sahabat Clara sedari SD nya dulu.

“Tau tuh heran juga gue, daritadi dia uda ngedumel gak jelas sendiri. Tapi keknya dia lagi badmood deh Sha.” Timpal Grizelle yang sedari tadi hanya memperhatikan gelagat Clara.

Grizelle dan Esha adalah teman dekat Clara atau bisa dibilang bestie nya Clara, karena saking dekatnya mereka bertiga sampai-sampai banyak yang bilang mereka anak kembar 3.

Grizelle cewek cantik, pemberani, jago bela diri, cuek, irit ngomong kecuali dengan kedua sahabatnya, sedangkan Esha cewek berwajah imut, cerewet, yang tertua diantara mereka bertiga, jago masak.

“Uda deh kalian jangan berisik, woy Sha lu mau duduk apa mau tetep berdiri? Gak capek apa lu berdiri mulu.” Sahut Clara kesal karena mendengar ocehan-ocehan dari kedua sahabatnya itu.

“Iya neng iya santuy atuh elah, btw lu kenapa kok sampe badmood gini ini masih pagi loh Ra.” Balas Esha yang kembali bertanya pada Clara, sedangkan Esha yang duduk di belakang mereka pun hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.

“Kesel gue, masa lu gatau sih tuh tadi pas gue baru aja nyampe di lapangan tuh rame banget. Nah gue kira ada apa gitu, yah akhirnya gue samperin tuh eh ternyata ada cowok yang katanya cakep banget beh padahal biasa aja menurut gue, mana tuh cowok sok banget. Terus gue bilang gini “Hufttt gini aja hebohnya minta ampun, padahal muka modelan kek gitu juga.” Eh gue diliatin semua orang dong, mana natepnya sinis lagi. Keselll bangettt gue.” Tutur clara panjang dengan rasa kesalnya.

“Oh git.....” jawab Esha yang terpotong karena teriakan Grizelle heboh.

“Wahhh nikmat tuhan manakah yang kau dustakan, Sha Ara coba liat deh di sekolah kita kedatangan Adelard Malikputra pengusaha kaya. Mimpi apa gue semalem, sekolah ini di datengin tuh cowokmana gantenggg bangettt lagiiii.” Ujar grizelle heboh

Esha dan Clara yang dipanggil pun berjalan menghampiri sahabatnya yang tengah heboh itu.

“Hahhh, ini kan cowok yang tadi.” Teriak Clara setelah melihat ponsel Grizelle.

“Apaaa Ra?” sahut Esha dan Grizelle ikut berteriak kaget.